logo2

ugm-logo

Blog

Topan Yagi Sudah Tewaskan 226 Orang di Vietnam, Lebih dari 100 Lainnya Hilang

HANOI - Topan Yagi yang menerjang Vietnam telah memicu tanah longsor dan banjir bandang. Korban tewas hingga Kamis telah meningkat menjadi 226 orang dan lebih dari 100 lainnya dinyatakan hilang.

Lonjakan jumlah korban tewas tersebut diumumkan badan bencana pemerintah Vietnam, yang menyatakan banjir bandang mulai mereda di ibu kota; Hanoi.

Negara Asia Tenggara telah terguncang akibat dampak Topan Yagi—badai terkuat yang melanda Asia tahun ini—yang menerjang pantai timur laut Vietnam sejak Sabtu lalu.

Menurut badan bencana Vietnam, selain lebih dari 100 orang masih hilang, sekitar 800 orang lainnya terluka.

Beberapa distrik di Hanoi masih terendam banjir pada hari Kamis, tetapi badan cuaca pada sore hari mengatakan tekanan banjir telah mereda.


Kendati demikian, banjir bandang dan tanah longsor terus melanda berbagai wilayah di Vietnam utara.

Wilayah-wilayah tersebut sebelumnya telah mengevakuasi ribuan orang yang tinggal di dekat Sungai Merah yang meluap karena airnya naik ke level tertinggi dalam 20 tahun.

"Banyak kesedihan di kota ini dan ada banyak kekhawatiran hingga malam hari," kata salah satu CEO Blue Dragon Children's Foundation, Skye Maconachie.

"Banyak orang yang hampir tidak memiliki apa pun telah kehilangan segalanya," ujarnya, seperti dikutip Reuters, Jumat (13/9/2024).

Fenomena Supermoon 18 September, BMKG Imbau Waspada Potensi Banjir di Pesisir Banten

TRIBUNBANTEN.COM - Fenomena Supermoon akan terjadi pada 18 September 2024.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau waspada potensi banjir di pesisir Banten serta sejumlah wilayah lainnya.

Fenomena supermoon terjadi saat Bulan berada pada jarak terdekat dengan Bumi. Bulan purnama ini membuat cahaya bulan tampak lebih terang.

Fenomena supermoon yang bertepatan dengan fase purnama diperkirakan akan memicu peningkatan tinggi pasang maksimum air laut di sejumlah wilayah pesisir di Indonesia.

BMKG juga menegaskan bahwa banjir pesisir ini memiliki potensi dampak berbeda di setiap wilayah, bergantung pada waktu dan lokasi terjadinya.

Beberapa aktivitas seperti bongkar muat di pelabuhan dan kegiatan pemukiman di sepanjang pantai diprediksi akan terganggu oleh kenaikan permukaan air laut.

Selain itu, tambak garam dan kegiatan perikanan darat juga harus bersiap menghadapi kemungkinan air rob yang lebih tinggi dari biasanya.

Wilayah dengan Potensi Banjir Rob

Melansir akun Instagram @infobmkg, Jumat (13/9/2024), beberapa wilayah pesisir yang diprediksi mengalami banjir rob pada periode 12 hingga 23 September 2024, antara lain:

1. Pesisir Sumatera Utara (17-23 September 2024)

Medan Belawan  

Medan Marelan  

Medan Labuhan  

2. Pesisir Sumatera Barat (19-23 September 2024)

Kota Padang  

Padang Pariaman  

3. Pesisir Banten (19-23 September 2024)

Pesisir barat Banten  

Pesisir selatan Banten  

4. Pesisir Utara Jakarta (12-14 September 2024)

5. Pesisir Jawa Barat (18-21 September 2024)

Sukabumi  

Cianjur  

6. Pesisir Jawa Tengah

Pesisir utara Jawa Tengah  (13-17 September 2024)

Pesisir selatan Jawa Tengah  (18-21 September 2024)

7. Pesisir Jawa Timur (18-21 September 2024)

Surabaya Barat  

8. Pesisir Kalimantan Timur (18-23 September 2024)

Balikpapan Barat

Balikpapan Timur  

BMKG mengimbau masyarakat untuk terus memperhatikan informasi terbaru mengenai cuaca maritim di laman maritim.bmkg.go.id serta mengambil tindakan pencegahan guna meminimalisir dampak yang mungkin terjadi. 

Banjir di Kabupaten Sanggau, 193 Kepala Keluarga Terdampak

BANJIR yang terjadi sejak Jumat (30/8) sore masih merendam dua desa di Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat, Sabtu (31/8). Banjir yang diakibatkan oleh luapan sungai itu mengakibatkan 193 kepala keluarga (KK) terdampak.

Berdasarkan data yang diterima oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), terdapat dua desa yang terdampak banjir akibat meluapnya Sungai Mengkiang dan Sungai Biang ini, yakni Desa Balai Sebut di Kecamatan Jangkang dan Desa Rambin di Kecamatan Kapuas. ⁣⁣

“ Sedangkan untuk kerugian materil sedikitnya 175 unit rumah terendam (masih terus dalam pendataan), serta satu unit sarana ibadah, satu unit fasilitas pendidikan dan satu unit fasilitas kesehatan terdampak,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB  Abdul Muhari, Minggu (1/9). 

Sementara itu dilaporkan juga  113.63 hektare lahan kebun karet serta kebun kelapa sawit dan empat hektare area sawah terdampak akibat banjir ini dan masih terus terus dilakukan pendataan oleh tim kaji cepat. 

Menurut yang disampaikan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sanggau pada Sabtu (31/8) pukul 14.46 waktu setempat, tinggi muka air (TMA) di lokasi terdampak terjadi penurunan sekitar 50 cm dari sebelumnya yang sempat mencapai 200 cm, saat ini terpantau bervariasi mulai dari 15-150 cm. 

BPBD Kabupaten Sanggau dan BPBD Provinsi Kalimantan Barat, ujar Abdul, beserta petugas gabungan masih terus melakukan koordinasi dengan aparat kecamatan serta desa setempat dan terus melakukan upaya penanganan  terhadap warga terdampak. 

“BNPB mengimbau kepada  masyarakat Kabupaten Sanggau untuk tetap waspada terhadap adanya potensi banjir susulan akibat dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi,” tukasnya. (H-3)

Banjir di Thailand Meluas hingga Ke-4 Provinsi, 22 Orang Tewas

Bangkok, Beritasatu.com – Banjir di Thailand terus meluas hingga ke-4 provinsi. Genangan air tinggi melanda tiga provinsi di utara dan satu provinsi timur laut di Thailand pada hari Minggu (1/9/2024).

Departemen Pencegahan dan Mitigasi Bencana Thailand pada hari Minggu melaporkan banjir di Provinsi Chiang Rai, Phitsanulok, dan Sukhothai di Utara, serta di Provinsi Nong Khai di Timur Laut.

Menurut Chaiwat Chuntirapong, direktur jenderal departemen tersebut, banjir tersebut disebabkan oleh hujan yang terus-menerus dan berdampak pada 3.979 keluarga di 223 desa di empat provinsi.

Dilaporkan Bangkok Post, ketinggian banjir menurun di Chiang Rai, Sukhothai dan Nong Khai. Namun genangan air masih terus meningkat di Phitsanulok.

Sementara itu, pejabat departemen pencegahan dan mitigasi bencana di Provinsi utara Chiang Mai melaporkan adanya aliran air (limpasan) yang mengalir deras dari Gunung Doi Moncham. Limpasan itu membuat 7 desa di Distrik Mae Rim tergenang pada Sabtu (31/8/2024) malam. 

Warga di 7 desa tersebut dievakuasi dari tempat tinggal mereka. Banjir juga terjadi akibat aliran besar dari Sungai Ping.

Sejak 16 Agustus 2024, banjir dan limpasan telah memengaruhi 23 provinsi di Thailand, menewaskan 22 orang dan melukai 19 lainnya.

BRIN ungkap budaya siaga bencana ada di Indonesia sejak zaman nenek moyang

Jakarta (ANTARA) - Peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Nuraini Rahma Hanifa menyebutkan budaya siaga bencana telah ada sejak zaman nenek moyang mendiami sejumlah wilayah di Nusantara.

Melalui gelar wicara yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat, Nuraini mengungkapkan hal tersebut dibuktikan oleh adanya berbagai istilah lokal dalam menamai fenomena kebencanaan tertentu, seperti lindhu di Jawa yang berarti gempa bumi, atau oni di Mentawai, Sumatera Barat, yang berarti gelombang tsunami.