logo2

ugm-logo

Blog

Pasca Banjir, Inilah Penyakit Rentan dan Cara Mengatasinya

KBRN, Gorontalo: Pada awal bulan Muharam 1446 Hijriah, Gorontalo disambut dengan iklim yang tidak bersahabat,  curah hujan yang tinggi menyebabkan terjadinya  tanah longsor dan banjir di beberapa wilayah di Gorontalo, seperti , Di suwawa timur, kota Gorontalo dan beberapa wilayah lainnya. Meski banjir sudah surut, Anda tetap perlu waspada untuk mengantisipasi munculnya penyakit pasca banjir.

Meningkatnya virus dan bakteri akibat banjir menyebabkan munculnya penyakit dan menginfeksi para korban banjir. Dilansir emc.id  Berikut beberapa penyakit yang rawan muncul pasca banjir dan cara mengatasinya.

- Demam berdarah

Kondisi lingkungan pasca banjir sangat mendukung perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti. Meningkatnya populasi nyamuk pembawa virus DBD menjadi ancaman bagi warga pasca banjir. Demam berdarah tergolong penyakit serius dan mematikan jika tidak segera diobati. Gejala DBD bisa berupa demam, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, serta ruam.

Perawatan ke rumah sakit atau klinik merupakan upaya utama untuk mengatasi demam berdarah. Selain itu, Anda perlu meminum obat penurun panas sesuai petunjuk dokter, istirahat yang cukup, dan banyak minum cairan agar terhindar dari dehidrasi.

- Leptospirosis

Di Indonesia penyakit ini lebih dikenal dengan nama 'kencing tikus'. Leptospirosis bermula dari infeksi bakteri Leptospira interrogans yang berasal dari urin hewan yang terbawa saat banjir. Gejalanya berkisar dari menggigil, batuk, diare, sakit kepala, demam tinggi, nyeri otot, mual, muntah, dan ruam kulit. Penyakit ini sangat rentan terjadi pada orang yang memiliki daya tahan tubuh rendah. Jika tidak segera ditangani, penyakit ini menjadi berbahaya hingga menyebabkan kerusakan ginjal, gangguan pernafasan, bahkan bisa menyebabkan kematian.

Menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan menjadi cara utama untuk mengatasi penyakit ini. Anda juga perlu menggunakan alas kaki dan sarung tangan. Selain itu, Anda juga perlu membersihkan tubuh secara keseluruhan setelah membersihkan lingkungan pasca banjir agar terhindar dari infeksi leptospirosis.

- Diare

Lingkungan yang tidak bersih pasca banjir meningkatkan risiko kontaminasi bakteri pada makanan dan minuman yang dapat menyebabkan diare. Gejala diare dapat berupa mencairnya tinja dan peningkatan frekuensi buang air besar (BAB). Fungsi organ dan jaringan tubuh dapat terganggu dan tidak dapat bekerja secara maksimal akibat kekurangan cairan dalam tubuh.

Diare merupakan salah satu penyakit yang dapat menyebabkan dehidrasi jika tidak segera diobati. Langkah mencegah dehidrasi saat Anda mengalami dehidrasi adalah dengan mengonsumsi oralit atau minuman yang mengandung elektrolit untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang.

- Penyakit kulit

Bakteri e.coli yang muncul di lingkungan pasca banjir membuat kulit sangat rentan terserang berbagai penyakit. Kurap, kutu air, dermatitis, alergi, folikulitis dan berbagai penyakit kulit lainnya harus diwaspadai. Gejalanya bisa berupa ruam, bintik-bintik, dan infeksi pada kulit.

Cara mengantisipasinya adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan dan tubuh, serta mengonsumsi makanan dan minuman yang higienis. Penggunaan obat antijamur juga dapat membantu mengurangi potensi penyakit kulit bertambah parah.

- Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

  Udara dingin bercampur air kotor pasca banjir meningkatkan potensi penyebaran ISPA. Penyakit ini terbentuk akibat adanya infeksi pada saluran pernapasan. Gejalanya meliputi batuk, bersin, dan demam.

Untuk mengatasinya, Anda bisa berkumur dengan air garam, mengonsumsi minuman hangat yang sehat, dan menghirup uap panas. Menjaga kebersihan lingkungan juga sangat diperlukan untuk mengatasi penyakit ini.

Kondisi lingkungan yang buruk pasca banjir sangat mudah mempengaruhi kesehatan Anda. Sebaiknya perhatikan tanda-tanda munculnya penyakit dan segera mencari pertolongan medis jika kondisi tubuh semakin memburuk. Anda dapat melakukan pemeriksaan di Rumah Sakit untuk mendapatkan pengobatan yang tepat dan maksimal. Dengan menjaga diri, Anda juga menjaga kesehatan lingkungan. 

 

Banjir di Kabupaten Luwu Telah Surut

KBRN, Jakarta: Banjir yang melanda lima kecamatan di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, sejak Selasa (16/7/2024) dini hari, saat ini sudah surut dan tidak ada lagi pengungsi. Hal itu disampaikan Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Luwu, Karyadi, kepada Pro 3 RRI.

Banjir yang melanda Kecamatan Larompong Selatan, Larompong, Suli, Suli Barat, dan Kecamatan Belopa terjadi selama satu hingga lima jam. Banjir pun sempat membuat kemacetan akibat genangan air yang melimpas ke jalan.

"Banjir di lima kecamatan yang terjadi 16 Juli kemarin, saat ini sudah aman terkendali dan tidak ada lagi pengungsi," ujarnya, Rabu (17/7/2024).

Ia mengatakan, saat ini BPBD setempat masih mengumpulkan data terkait total kerugian akibat banjir dan longsor. Untuk dua desa yang sempat terisolir, BPBD Kabupaten Luwu langsung berkoordinasi dengan Dinas PUPR untuk membuka akses jalan.

Sementara untuk banjir melanda beberapa sekolah yang berada di Kecamatan Larompong Selatan, Larompong, dan Suli, sekolah-sekolah tersebut telah dibersihkan oleh Tim Damkar, TNI, dan  juga masyarakat.

Karyadi menambahkan, Bupati Luwu telah meninjau lokasi banjir dan longsor. Dalam peninjauan tersebut, ditemukan satu rumah yang hampir roboh karena diterjang air akibat tanggul yang jebol.

Ia menjelaskan, untuk meminimalisir potensi banjir dan sebagai langkah mitgasi, BPBD Kabupaten Luwu berkoordinasi dengan BNPB untuk melakukan penguatan tebing sungai, perbaikan tanggul, dan melakukan normalisasi sungai.  

"Selain karena curah hujan yang lebat, banjir terjadi karena kondisi sungai yang dangkal dan banyak tanggul yang jebol. ini membuat air meluap ke permukiman warga", ucapnya.

Warga Pengungsi Banjir Danau Limboto Mulai Alami Gatal-Gatal & Demam, 1 Orang Gejala Demam Berdarah

KABUPATEN GORONTALO, KOMPAS.TV – Puluhan warga pengungsi banjir danau limboto terlihat pendatangi pelayanan kesehatan di posko pengungsian yang berada di Kantor Camat Tilango.

Warga datang melakukan pemeriksaan kesehatan,dan bahkan juga beberapa anak-anak yang merupakan warga di pengungsian korban banjir luapan danau limboto.

Warga yang hingga saat ini masih mengungsi ini merupakan warga yang rumahnya masih terendam banjir luapan danau limboto yang ketinggian masih mencapai lebih dari 2 meter.

Sehingga masih banyak warga yang masih memilih untuk bertahan di posko pengungsian.

Setelah beberapa hari terdampak banjir dan tinggal di posko pengungsian, banyak warga yang kini mulai mengalami gejala sakit.

Kepala Puskesmas Tilango pun mengatakan, hingga saat ini sudah ada sekitar 393 pasien, yang mengeluhkan dermatitis atau gatal-gatal, sementara untuk pasien yang mengalami demam dan flu kurang lebih dari 200 pasien.

Tak hanya itu, tim kesehatan juga menerima sebanyak 50 pasien yang mengalami diare, bahkan 1 orang pengungsi terkonfirmasi mengalami gejala demam berdarah dan kini telah mendapatkan perawatan khusus.

Kepala Puskesmas Tilango pun bilang, tim kesehatan terus memberikan pelayanan kesehatan dengan memberikan obat obatan dan pemeriksaan secara gratis dan dilakukan setiap hari.

Warga yang mengungsi pun diharapkan dapat menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan badan,meskipun tengah berada di posko pengungsian.

Beruntung, tim kesehatan Puskesmas Tilango turut mendapat bantuan dari tim kesehatan puskesmas lainnya yang ada di Kabupaten Gorontalo.

Pelayanan kesehatan ini dilakukan di seluruh titik pengungsian yang ada di Kecamatan Tilango.

Jumlah korban tewas akibat badai dan banjir di Afghanistan meningkat

Kabul (ANTARA) - Jumlah korban tewas akibat hujan badai dan banjir di Provinsi Nangarhar, Afghanistan timur, bertambah menjadi 40 orang sementara jumlah korban luka-luka mencapai 347, seperti dilaporkan Kementerian Kesehatan Masyarakat Afghanistan pada Selasa (16/7).

Para tenaga kesehatan telah dikerahkan ke daerah-daerah yang terdampak untuk merawat korban luka-luka, ujar Sharafat Zaman Amarkhil, juru bicara kementerian tersebut, seraya menambahkan bahwa jumlah korban dalam musibah ini diperkirakan akan terus bertambah.

Bencana alam tersebut, yang terjadi secara tiba-tiba pada Senin (15/7) sore waktu setempat, menelan banyak korban jiwa dan kerugian finansial di Jalalabad, ibu kota provinsi itu, Distrik Sukh Rod, dan daerah-daerah sekitarnya di provinsi yang berbatasan dengan Pakistan tersebut.

Selain itu, lima orang tewas ketika banjir bandang menyapu sebagian besar wilayah Provinsi Kunar, Afghanistan timur, pada Senin pagi waktu setempat.

Hujan lebat dan banjir telah menewaskan lebih dari 400 orang dan menyebabkan ribuan lainnya kehilangan tempat tinggal sejak Mei di negara yang diporakporandakan perang tersebut. 

3.265 Warga Tembagapura Terdampak Banjir

TIMIKA, Seputarpapua.com | Banjir dan longsor di Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua Tengah ternyata berdampak besar terhadap warga setempat.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mimika, Mozes Yarangga mengatakan, ada sekitar 3.265 warga menjadi korban banjir di Kampung Banti 1, Banti 2 dan Kampung Opitawak.

Sementara di wilayah Utikini yang menjadi titik longsornya, saat ini tidak dihuni oleh warga.

“Di Kampung Banti 1 ada 200 KK atau sekitar 1.000 warga, Kampung Banti 2 ada 333 KK atau sekitar 1.125 jiwa dan Kampung Opitawak ada 443 KK atau 1.140 jiwa,” jelas kepala BPBD dalam laporannya setelah terjun langsung ke lokasi banjir dan longsor, Senin-Selasa, 15-16 Juli 2024.

Dikatakan meski ribuan warga terdampak banjir, tidak ada warga yang mengungsi.

Banjir dan longsor terjadi akibat curah hujan yang tinggi mengguyur Kabupaten Mimika sejak awal Juli.

Laporan yang diterima dari BPBD disebutkan, longsor juga menyebabkan jalan penghubung ke Kampung Banti dan kawasan operasional PT Freeport terputus.