logo2

ugm-logo

Blog

Potensi Gempa yang Lebih Besar Sangat Kecil

Potensi Gempa yang Lebih Besar Sangat Kecil

BANJARNEGARA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut gempa tektonik di Banjarnegara, Jawa Tengah, semakin stabil. BMKG mengatakan potensi gempa yang lebih besar sangat kecil.

“Dengan memperhatikan gempa susulan yang magnitudo kekuatannya jauh lebih kecil dari gempa utama, jadi gempa utamanya 4,4, gempa susulannya 2,6, maka tampak bahwa kondisi gempa ini semakin stabil. Sangat kecil potensi terjadi gempa susulan yang lebih besar,” ujar Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, di kantor BMKG Kemayoran, Jakarta, Kamis (19/4/).

Pantauan BMKG, Kamis, pukul 15.00 WIB, tercatat hanya sekali gempa susulan dengan kekuatan 2,6 Magnitudo, yang terjadi pada Rabu pukul 23.32 WIB. BMKG meminta masyarakat Banjarnegara dan sekitarnya tetap tenang karena gempa susulan yang terjadi lebih kecil dari gempa sebelumnya.

Selain itu, pantauan BMKG menunjukkan tingkat guncangan terbesar terjadi di Kecamatan Kalibening, Banjarnegara, pada skala II SIG BMKG.

“Yang artinya getaran dirasakan oleh semua penduduk, gerabah pecah, barang- barang terpelanting, dan bangunan dengan konstruksi lemah bisa mengalami kerusakan,” kata Dwikorita. Gempa di Banjarnegara terjadi akibat aktivitas sesar aktif.

Hasil analisis mekanisme sumber BMKG menunjukkan gempa ini dipicu oleh aktivitas sesar lokal yang belum teridentifikasi di dalam peta sumber bahaya gempa bumi. “Berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya yang sangat dangkal, tampak bahwa gempa bumi ini terjadi akibat aktivitas sesar aktif,” ucapnya.

Warga Panik

Sementara itu, kepanikan melanda tenda pengungsian saat gempa susulan terjadi di Kecamatan Kalibening, Banjarnegara, Jawa Tengah, Kamis (19/4). Ribuan pengungsi berhamburan keluar tenda.

Beberapa dari mereka sampai histeris lantaran masih trauma dengan gempa bermagnitudo 4,4 yang meluluhlantakkan rumah mereka sehari sebelumnya.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara, Arif Rahman, mengatakan gempa susulan terjadi tiga kali, yakni pada Kamis (19/4) pukul 07.10 WIB dan 09.45 WIB. Namun, gempa susulan terbesar terjadi pada Rabu (18/4) pukul 23.32 WIB dengan magnitudo 2,7.

“Gempa susulan yang terjadi tidak begitu siginifkan sehingga tidak mengakibatkan kerusakan infrastruktur perumahan maupun fasilitas umum,” katanya. Arif merinci kerusakan material akibat bencana gempa mencapai 194 rumah.

Sebanyak 77 unit di antaranya rusak berat. Sementara fasilitas umum yang rusak yakni empat bangunan masjid dan satu bangunan sekolah.

“Kerusakan merata di empat desa, yakni Desa Kertosari, Kasinoman, Plorengan, dan Sidakangen. Untuk korban jiwa tercatat dua orang, yakni Asep, 13 tahun, dan Kasrih, 80 tahun.

Keduanya merupakan warga Desa Kasinoman, Kecamatan Kalibening, sedangkan korban luka total 21 orang,” ujarnya. Jumlah pengungsi yang menempati empat titik tenda darurat mencapai 1.939 jiwa. Ant/P-4

PLN Tanggap Bencana Amankan Listrik di Lokasi Gempa

Warga mengamati bangunan yang roboh akibat gempa tektonik dangkal dengan kekuatan 4,4 SR, yang melanda Desa Kasinoman, Kalibening, Banjarnegara, Jawa Tengah, Rabu (18/4).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Guna membantu memulihkan kerusakan infrastruktur listrik di rumah warga terdampak gempa bumi di Kabupaten Banjarnegara, PT PLN (Persero) Area Purwokerto melakukan respons cepat. Pada H+1 pasca gempa, upaya ini telah berhasil mengamankan seluruh kWh meter dan kabel sambungan rumah, pada bangunan yang roboh, di semua desa terdampak bencana gempa bumi 4,4 SR ini.

Manajer PLN Area Purwokerto, Armunanto yang dikonfirmasi mengatakan, untuk respons cepat ini PLN menurunkan sedikitnya 26 personel di sejumlah desa terdampak, di wilayah Kalibening. Ke-26 personil ini terdiri atas tim teknik rayon, tim posko jaga Kalibening, tim pelayanan teknik dan tim pemeliharaan 24 jam.

Tim telah menyelesaikan pekerjaan pengamanan sambungan rumah. "Termasuk telah melakukan pemulihan jaringan listrik yang masih padam, di wilayah Kalibening dan sekitarnya," ungkap Armunanto, Kamis (19/4).

Ia juga mengungkapkan, dalam mengamankan jaringan listrik pasca terjadinya gempa yang mengguncang sejumlah wilayah di Kabupaten Banjarnegara. PLN langsung menerjunkan sejumlah personel ke lapangan, untuk menyisir kerusakan jaringan. Misalnya di Desa Kertosari ditemukan sebuah tiang miring dan kabel tegangan rendah di dua titik lepas.

Sehingga menyebabkan 65 pelanggan mengalami pemadaman aliran listrik. "Petugas kami langsung terjun ke lokasi untuk memperbaiki jaringan," ujar Armunanto.

Meskipun dari segi kerusakan aset tidak terlalu parah, lanjutnya, pemulihan aliran listrik sempat terkendala akibat keadaan tanah yang masih labil. Namun, secara keseluruhan tidak ada kerusakan yang signifikan pada jaringan tegangan rendah.

Semuanya sudah bisa diatasi dan pada Kamis pukul 13.30 WIB -- secara keseluruhan -- listrik telah berhasil dipulihkan. "Kendati begitu, PLN Area Purwokerto kini masih tetap siaga selama 24 jam mengamankan jaringan," tambahnya.

Seperti diketahui, gempa yang melanda Kabupaten Banjarnegara dan sekitarnya pada Rabu (18/4) siang telah memporak porandakan sejumlah desa. Gempa berkekuatan 4,4 SR ini berpusat di sebelah utara Kebumen, dengan kedalaman empat kilometer.

Tercatat, beberapa desa yang terdampak gempa paling parah adalah Desa Kertosari dengan jumlah kerusakan 62 rumah. Selanjutnya Desa Kasinoman dengan jumlah kerusakan 217 rumah dan Desa Plorengan dengan kerusakan 37 rumah.

Bupati Tetapkan Tanggap Darurat Bencana Gempa di Banjarnegara

Bupati Tetapkan Tanggap Darurat Bencana Gempa di Banjarnegara

Banjarnegara - Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono menetapkan status siaga darurat selama tujuh hari untuk bencana gempa bumi di Kecamatan Kalibening. Ia langsung minta agar Dinas Sosial Banjarnegara untuk segera membuka dapur umum untuk memenuhi kebutuhan pengungsi.

"Sekarang sudah berdiri dapur umum dari Dinsos untuk mencukupi kebutuhan makan dan minum pengungsi," ungkap Budhi saat ditemui di lokasi bencana Desa Kasinoman.

Adapun jumlah pengungsi masih dalam pendataan. Untuk data awal berada di SD Sidakangen, Balaidesa Sidakangen, kantor Kecamatan Kalibening serta showroom mobil di Desa Sidakangen.

Untuk status tanggap darurat, pihaknya akan terus melakukan koordinasi dengan BMKG. Nantinya jika rekomendasi belum memungkinkan status tanggap darurat diperpanjang.

"Nanti kalau belum memungkinkan status tanggap darurat diperpanjang lagi," kata dia.

Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Banjarnegara Agus Haryono mengatakan gempa yang terjadi pada Rabu (18/4) ini terasa di seluruh Kecamatan Kalibening. Namun, yang paling terasa di tiga desa.


"Yakni Desa Kasinoman Desa Kertasari serta sedikit di Desa Majatengah," katanya.

Untuk langkah awal lanjutnya BPBD Banjarnegara langsung mendirikan posko di Desa Sidakangen. Pendirian posko ini untuk memudahkan koordinasi dalam penanganan bencana gempa bumi ini.

"Untuk dapur umum didirikan di Desa Sidakangen karena pengungsi banyak di Sidakangen," terangnya.
(bgs/bgs)

Terjadi 371 Bencana Alam di Kabupaten Bogor di Awal tahun ini

Petugas BPBD Kabupaten Bogor berusaha membersihkan material longsor yang menutupi jalur utama Puncak Bogor, Jawa Barat, 5 Februari 2018. Jalur Puncak, Bogor ditutup sementara akibat cuaca ekstrim yang mengakibatkan bencana longsor di empat titik di ruas jalan di Jalan Raya Puncak yaitu di seputaran Masjid Atta'awun, Riung Gunung, Grandhill, dan Widuri. ANTARA

TEMPO.CO, Bogor - Hingga April 2018, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor mencatat 371 bencana alam terjadi di 40 kecamatannya. "Kejadian tersebut murni disebabkan oleh kondisi cuaca ekstrim yang ada pada daerah setempat," kata Kepala Seksi Logistik BPBD Kabupaten Bogor Asep Usman, Rabu 18 April 2018.

Menurut dia, bencana alam tersebut memang kerap terjadi setiap tahun, tetapi pada saat ini terbilang cukup sering dan bervariasi penyebabnya. Beberapa pekan lalu, terjadi bencana banjir setinggi 10 meter dari dasar sungai di Kecamatan Jasinga.

Banjir tersebut terjadi cuma karena hujan selama dua jam, tetapi dapat merendam rumah, tiang listrik, hingga memutus jalan penghubung. Namun pada hari berikutnya aliran sungai sudah turun bahkan banyak anak-anak terlihat bermain air.

Pada Sabtu sore 7 April 2018, banjir bandang terjadi karena meluapnya kali Cipamingkis di Kampung Catang Malang Rawa Eyod Desa Sukawangi, Kecamatan Sukamakmur. Banjir bandang itu menghanyutkan delapan rumah warga delapan motor dan empat mobil.

Bencana alam ini diduga dipengaruhi banyaknya pembukaan lahan untuk pembangunan kawasan pariwisata modern, perumahan, dan industri, penambangan liar. Namun pembangunan tersebut tidak memperhatikan ketentuan-ketentuan perundangan yang berlaku. 

Menurut Asep Usman, Institute Pertanian Bogor (IPB) juga melakukan analisa dan menemukan 55 retakan tanah pada 40 kecamatan di Kabupaten Bogor yang dapat menimbulkan terjadinya longsor. Retakan tersebut memiliki diameter atau dimensi berbeda, sering yang umum ditemukan pada daerah pegunungan. Data ini dapat digunakan pemerintah daerah melakukan antisipasi dini.

ANTARA

Sosialisasi Daerah Rawan Bencana Perlu Ditingkatkan

http://rmol.co/images/berita/normal/2018/04/90054_12394118042018_Sosialisasi_Daerah_Rawan_Bencana_Perlu_Ditingkatkan.jpg
RMOL. Komisi VIII DPR mendesak Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk sungguh-sungguh memperhatikan dan menindaklanjuti pandangan anggota dewan terkait sosialiasi daerah rawan bencana.

Selain itu, BNPB diminta mengoptimalisasikan pemanfaatan dan pemeliharaan peralatan Early Warning System dalam rangka mengurangi resiko bencana.

Itulah salah satu kesimpulan Raker Komisi VIII DPR RI yang dipimpin Ketua Komisi Ali Taher Parasong dengan Kepala BNPB Willem Rampangilei di gedung Nusantara II Senayan, Jakarta, Senin (16/4) lalu.

Dalam rapat ini, anggota Komisi VIII Itet Tridjajati Sumarijanto menyinggung kasus longsor di Brebes, Jawa Tengah. Melihat bencana itu, betapa pentingnya sosialisasi daerah rawan bencana.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sudah menginformasikan akan terjadi intensitas curah hujan yang sangat tinggi, sementara daerah tersebut rawan bencana longsor.

"Apa yang dilakukan BNPB terutama sosialisasi kepada aparat terkait dan masyarakat? Sungguh sangat memprihatinkan daerah yang selama ini dianggap aman, namun terjadi bencana longsor hingga mengakibatkan korban meninggal sampai 14 orang," jelas Itet.

Dalam kaitan ini pula, Komisi VIII meminta BNPB untuk meningkatkan pelatihan penanggulangan bencana, terutama di daerah-daerah rawan bencana. Selain itu, meningkatkan mitigasi bencana dan simulasi teknis penyelamatan saat terjadi bencana kepada masyarakat.

Ali Taher yang membacakan kesimpulan juga mendesak BNPB untuk menyusun langkah-langkah strategis menghadapi berbagai ancaman bencana tahun 2018 yang berpotensi akan terjadi, yang belum diprediksi dan yang rutin terjadi.

"Karena itu, alokasi anggaran bencana perlu ditingkatkan. Khususnya untuk program yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat yang terkait dengan penanggulangan bencana," imbuh Ali Taher. [wid/***]