logo2

ugm-logo

Blog

BPBD Jateng Dorong Bentuk Desa Tangguh Bencana

BPBD Jateng Dorong Bentuk Desa Tangguh Bencana

SEMARANG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah mendorong pembentukan desa tangguh bencana di daerah-daerah yang rawan bencana sebagai upaya mengurangi dampak risiko bencana bagi masyarakat. “Kami dorong tiap desa menyiapkan fasilitas di balai desa masing-masing agar bisa dijadikan sebagai tempat pengungsian saat terjadi bencana,” kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Jateng, Sarwa Pramana, di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (12/).

Sarwa mengaku telah meminta agar seluruh balai desa difasilitasi untuk ditempati oleh masyarakat yang mengungsi saat terjadi bencana. “Yang paling penting tolong ditambah MCK-nya karena pada saat pengungsian menjadi sangat kurang dan dibutuhkan para pengungsi,” ujarnya.

Dia menjelaskan penanganan penanggulangan bencana menjadi urusan dan tanggung jawab bersama dari berbagai pihak, tidak hanya pemerintah, melainkan juga masyarakat serta dunia usaha. Saat satu daerah terdampak bencana, kata dia, maka kabupaten/kota lainnya dan seluruh pemangku kepentingan harus turun ke lapangan untuk membantu penanganan bencana

Ada Tim PVMBG, Ini Harapan Pengungsi Bencana Tanah Retak Ponorogo

Ada Tim PVMBG, Ini Harapan Pengungsi Bencana Tanah Retak Ponorogo

detik.com - Ponorogo - Dalam kurun sebulan belakangan, sejumlah daerah di Ponorogo masih terdampak bencana tanah bergerak. Bahkan 141 warga Desa Slahung sudah satu bulan ini berada di pengungsian.

Warga merasa takut jika harus tinggal di rumahnya akibat bencana tanah gerak. Menanggapi hal ini, tim Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) turun tangan melakukan penelitian.

Kedatangan tim PVMBG ke Desa Slahung pun menuai pujian dari warga. "Kami bersyukur ada tim PVMBG datang ke desa kami meninjau tempat kami, setelah terluntang-lantung tanpa kepastian. Kami harap tim bisa memberikan jalan keluar," tutur Panut, salah satu pengungsi yang ditemui detikcom di lokasi, Selasa (10/4/2018).

Panut mengaku ia bersama ratusan warga lain memang menunggu kedatangan tim PVMBG sebab kedatangan mereka diyakini dapat memberikan solusi apa saja yang harus dilakukan oleh warga terkait bencana alam tersebut.
"Kami sudah satu bulan bolak-balik tempat pengungsian dan rumah kami. Kami ingin ada kejelasan. Kalau ada surat rekomendasi, setidaknya kami ada pegangan untuk meminta tempat yang lebih aman," terang Panut.

Panut juga mengisahkan ia sudah berkali-kali membongkar rumahnya akibat bencana tanah gerak. "Dulu awalnya rumah saya tembok, tapi kena longsor akhirnya saya bongkar. Karena saya tidak mampu akhirnya saya ganti papan, itu pun kemarin kena longsor lagi. Ini sudah papan baru untuk rumah saya," paparnya.

Akan tetapi Panut menambahkan bila ia tak sanggup bila harus melakukan relokasi secara mandiri karena kondisi keuangan keluarganya yang pas-pasan.

"Saya kalau disuruh pindah dan beli rumah baru, tidak bisa. Saya tidak punya apa-apa. Kasihan warga yang lain kondisinya juga sama," imbuh Panut.

Kendati demikian, Panut mewakili warga setempat berterima kasih jika ada surat rekomendasi dari PVMBG agar Pemkab Ponorogo maupun Pemprov Jatim bisa segera tanggap dan membantu 141 warga Desa Slahung yang terancam dengan adanya bencana tanah gerak.

Di sisi lain, Panut bersama warga lainnya akan tetap waspada terhadap segala kemungkinan yang bisa terjadi. "Karena saat musim hujan, retakan tanah itu semakin lebar dan tepat di atas pemukiman warga Dusun Gembes, kami tetap waspada. Kami tidak ingin kejadian longsor Banaran yang menimbun puluhan orang terulang kembali disini, makanya warga terus waspada dan tinggal di pengungsian terutama anak-anak dan wanita serta lansia," pungkasnya.

Banjir Bandang di Bogor, 1 Warga Tewas dan 12 Kendaraan Hilang

BOGOR, KOMPAS.com - Hujan deras yang mengguyur kawasan Bogor, Sabtu (7/4/2018) sore hingga malam, menyebabkan dua kampung di Desa Sukawangi, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, dilanda bencana longsor dan banjir bandang.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor dan Komando Distrik Militer (Kodim) 0621 menginformasikan, wilayah yang terdampak bencana tersebut berada di Kampung Cisarua dan Kampung Arca. Di Kampung Cisarua, dilaporkan enam rumah warga hancur, 12 kendaraan hilang, dan seorang warga meninggal dunia akibat banjir bandang. Sementara, di Kampung Arca, longsor mengakibatkan satu warga belum ditemukan. Petugas masih melakukan pencarian terhadap korban.

Komandan Distrik Militer 0621 Letkol Inf Fransisco mengatakan, dampak dari bencana itu menyebabkan akses jalan yang menghubungkan antara wilayah Sukamakmur dengan Cianjur terputus.

"Petugas masih berada di lapangan untuk membantu evakuasi warga yang terkena dampak bencana," kata Fransisco, Minggu (8/4/2018). Ia menambahkan, petugas sudah mengidentifikasi satu orang warga yang meninggal dalam peristiwa itu. Korban bernama Mari (70) berjenis kelamin wanita.

"Korban ditemukan hari ini dalam keadaan meninggal," ucapnya. Sekretaris Dinas Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor, Budi Pranowo menyebut, selain merusak rumah dan kendaraan, banjir bandang juga membuat sawah dan kebun milik warga ikut hancur.

Saat Selamatkan Korban Banjir Bandang Saat ini, sambungnya, petugas masih mengevakuasi warga menuju tempat yang lebih aman. Tenda-tenda darurat serta bantuan logistik juga sudah disiapkan. "Kami imbau kepada masyarakat untuk tetap waspada mengingat curah hujan di Bogor cukup tinggi. Petugas sudah diterjunkan ke titik-titik rawan bencana untuk mengantisipasi," tutur Budi.

Bencana di Kabupaten Bogor Akibat Hujan Lebat

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyatakan banjir bandang di Kabupaten Bogor akibat Hujan dengan intensitas tinggi.

"Banjir dan longsor terjadi akibat hujan dengan intensitas tinggi. Berdasarkan prediksi MHEWS (aplikasi penanggulangan bencana), tidak ada peringatan banjir dan longsor pada 7 April, baik dari pagi pukul 07.00 WIB hingga malam 19.00 WIB," ujar Sutopo dalam keterangan yang didapat Republika.co.id, Ahad (8/4).

Sutopo menerangkan, menurut Inarisk, sebagian wilayah Sukamakmur memang masuk dalam wilayah kelas sedang hingga tinggi untuk ancaman banjir bandang. Hal ini mengindikasikan Sukamakmur memiliki potensi untuk bencana banjir bandang.

Berdasarkan kondisi tanahnya, lokasi bencana merupakan daerah perbukitan. Daerah ini memiliki ketinggian antara 800 hingga 1.000 meter di atas permhkaan laut dengan tutupan lahan perkebunan.

Hujan disebut menerpa wilayah tersebut sejak pukul 15.00 WIB dengan intensitas rendah. Namun intensitas hujan makin meningkat dan mencapai puncaknya pukul 17.10 WIB sebesar 60 mm/jam.

"Hujan terus berlangsung hingga satu jam setelah kejadian. Berdasarkan kondisi wilayah yang berbukit dan dilanda hujan dengan intensitas lebat, menyebabkan material tanah yang tidak padat terbawa aliran air dan menyebabkan banjir serta longsor," ujarnya.

Berdasarkan prediksi cuaca BMKG, disebut Kabupaten Bogor berpotensi mengalami cuaca buruk hingga seminggu ke depan. Hal ini terjadi akibat adanya awan comulonimbus yang bisa membawa petir dan angin kencang.

Namun demikian, aplikasi BNPB MHEWS menyatakan kedepannya tidak ada peringatan banjir untuk Ahad (8/4). MHEWS sendiri disebut sedang mengalami kendala.

Shelter Bencana Segera Berdiri di Kabupaten Bengkulu Tengah

Peletakan Batu Pertama Gedung Shelter Benca Kab. Bengkulu Tengah

BENGKULU TENGAH – Desa Pondok Kelapa Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah, tidak lama lagi akan memiliki gedung shelter bencana. Gedung ini akan difungsikan sebagai tempat evakuasi jika sewaktu-waktu terjadi bencana alam, seperti banjir, tsunami maupun gempa bumi.

Bupati Benteng, Ferry Ramli

Bupati Bengkulu Tengah Ferry Ramli mengatakan, pembangunan shelter bencana ini sengaja ditempatkan di Desa Pondok Kelapa, lantaran wilayah ini masuk ke dalam titik koordinat rawan bencana.

“Pembangunan gedung shelter sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitar Pondok Kelapa. Karena itu pembangunan diletakkan di sini agar satu saat bencana datang warga sekitar bisa berlindung dan evakusi di gedung ini,” ungkap Ferry saat peletakkan batu pertama pembangunan shelter, Senin (2/4/2018).

Ditambahkan Ferry, gedung ini nantinya akan dibangun lima lantai agar dapat menampung seluruh warga yang terkena bencana. Ia berharap, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dapat menjaga dan memanfaatkan tempat ini dengan baik.

“Kita tidak berharap bencana terjadi. Ini suatu bentuk antisipasi apabila terjadi bencana agar keluarga tidak terpisah, semuanya bisa ditampung dan dikumpulkan disini,” pungkasnya.

Diceritakan Ferry, pembangunan gedung ini telah lama direncanakan oleh pemerintah daerah. Namun, usulan yang diajukan ke pemerintah pusat baru terwujud di tahun 2018. Gedung ini juga nantinya akan menjadi gedung tertinggi pertama di kabupaten Maroba Kite Maju.

“Keinginan kita dalam pembangunan Shelter ini sudah lama sekali, dan sudah terlebih dahulu di usulkan ke kepada Pemerintah pusat,” demikian Ferry.

Acara peletekan batu pertama pembangunan Shelter bencana ini dihadiri oleh tentara Amerika Serikat, yakni Kapten David Allen Bretz dan Kasum TNI Laksamana Madya Letjend Didit Herdiawan. Serta, Asisten 1 Provinsi Bengkulu Hamka Sabri, Wakil Bupati dan unsur Muspida.(Adv)