logo2

ugm-logo

Blog

Dini Hari, Gunung Agung Erupsi Lagi

Dini Hari, Gunung Agung Erupsi Lagi

Jakarta - Gunung Agung kembali erupsi dini hari ini setelah tadi malam sekitar pukul 21.04 Wita memuntahkan material lava pijar. Status Level III (Siaga) masih dipertahankan.

Sebagaimana keterangan pers Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM, Selasa (3/7/2018), erupsi termutakhir ini terjadi pukul 04.13 Wita.

"Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 21 mm dan durasi ± 7 menit," demikian kata PVMBG. Bila dibandingkan dengan malam tadi, amplitudo maksimum kali ini lebih kecil. Amplitudo letusan pukul 21.04 Wita tadi terekam sebesar 24 mm di seismogram.

Tinggi kolom abu teramati kurang lebih 2.000 m di atas puncak (kurang lebih 5.142 m di atas permukaan laut). PVMBG mengeluarkan rekomendasi untuk masyarakat.

"Masyarakat di sekitar G. Agung dan pendaki/pengunjung/wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di Zona Perkiraan Bahaya yaitu di seluruh area di dalam radius 4 km dari Kawah Puncak G. Agung. Zona Perkiraan Bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan G. Agung yang paling aktual/terbaru," demikian rekomendasi PVMBG.

(dnu/dnu)

Gunung Agung Erupsi dan Melontarkan Lava, Warga Berhamburan Turun Gunung

Gunung Agung Erupsi dan Melontarkan Lava, Warga Berhamburan Turun Gunung

TRIBUNJAKARTA.COM - PERBEKEL Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Karangasem, Komang Tinggal, terdengar panik saat diwawancarai Tribun Bali, Senin (2/7) pukul 22.15 Wita.

Suaranya terdengar tergesa-gesa, dan mengatakan hendak mengungsi setelah Gunung Agung mengalami erupsi dan melontarkan lava dan batu pijar.

Komang Tinggal menjelaskan, warga Sebudi utamanya yang berada di kawasan rawan bencana (KRB) hampir semuanya mengungsi.

Mereka berbondong-bondong meninggalkan kampung halaman setelah mendengar bunyi dentuman keras dibarengi lontaran lava pijar.

"Warga berhamburan dan berduyun-duyun turun untuk mengungsi. Sepeda motor lalu lalang. Masyarakt Sebudi panik campur takut dengan kondisi gunung. Mereka hanya membawa pakaian dan selimut," kata Tinggal saat dihubungi Tribun Bali, tadi malam.

Warga turun untuk mengungsi setelah mendengar suara dentuman dari kawah Gunung Agung disertai lontaran pijar ke permukaan.

Melihat kondisi tersebut, warga seketika turun untuk selamatkan diri masing-masing.

"Awalnya cuma terdengar suara gemuruh. Beberapa menit kemudian terlihat kilat di atas kawah Gunung Agung. Setelah itu baru terdengar bunyi dentuman disertai lontaran lava pijar. Api terlihat di puncak gunung," tambah Komang Tinggal.

Menurutnya, warga Sebudi yang tinggal di bagian barat mengungsi ke Rendang dan Nongan.

Titik kumpulnya di lapangan Rendang. Sedangkan warga Sebudi yang berada di bagian timur mengungsi ke Selat, Duda, Duda Timur.

Sementara dari Klungkung dilaporkan, beberapa pengungsi asal Desa Sebudi juga sudah sampai di Gor Swecapura, Gelgel, Klungkung, tadi malam.

Warga Desa Kiduling Kreteg dan Temukus juga berhamburan dan bergegas turun gunung untuk menyelamatkan diri.

Mereka banyak mengungsi ke Dusun Kedungdung, Besakih.

Di lokasi berbeda, warga KRB III dari Kecamatan Bebandem juga berduyun-duyun untuk mengungsi.

Jalan sekitar Pasar Bebandem, Desa Bebandem, ramai kendaraan warga yang hendak mengungsi.

Hal serupa juga terlihat sekitar Kota Karangasem. Warga terlihat panik. Penunggu pasien di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karangasem berhamburan keluar melihat Gunung Agung melontarkan lava pijar dan membakar hutan di puncak Tohlangkir.

Suasana panik dengan lalu lintas krodit juga terjadi di jalan raya Rendang hingga Nongan.

Pengungsi berdatangan dari arah utara menggunakan sepeda motor dann mobil. Warga dari jalan Desa Pesaban, Nongan, dan Rendang pun bersiaga depan rumah.

Hujan Pasir

Sementara dari Bangli dilaporkan, hujan pasir akibat erupsi Gunung Agung terjadi di Desa Abang Batudinding, Kintamani.

Warga setempat sempat merasakan hujan pasir selama lima detik.

Seperti diungkapkan Perbekel Desa Abang Batudinding, I Made Diksa, pihaknya menerima laporan sempat terjadi hujan pasir di tiga banjar setempat.

"Sempat ada laporan hujan pasir di Banjar Peselatan, Beluhu, Klatkat. Tapi intensitasnya ringan dan hanya berlangsung sekitar lima detik," ujarnya tadi malam.

Ia menambahkan, meskipun terjadi hujan pasir, hingga kini di wilayah Desa Abang Batudinding belum dirasakan paparan abu vulkanik.

Terkait pergeseran warga setempat, Made Diksa menuturkan masih menunggu imbauan dari BPBD, serta persetujuan camat untuk mengungsi.

Tak hanya di wilayah Bangli, hujan pasir juga dilaporkan terjadi di Kabupaten Gianyar. Satu diantaranya di wilayah Kerta, Payangan. (ful/mer)

http://jakarta.tribunnews.com

Erupsi Gunung Agung Berjenis Strombolian, Apa Itu?

Erupsi Gunung Agung Berjenis Strombolian, Apa Itu?

Jakarta - Gunung Agung mengalami erupsi secara strombolian dengan suara dentuman. Lalu apa itu strombolian?

"Erupsi terjadi secara Strombolian dengan suara dentuman. Erupsi bersifat eksplosif melontarkan batu pijar karena ada tekanan dari dalam kawah. Sifat magma yang lebih cair dibandingkan letusan tahun lalu juga menyebabkan mudahnya terjadi lontaran batu pijar," Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulisnya, Senin (2/7/2018).

Dilansir dari situs Kementerian ESDM, strombolian merupakan jenis erupsi gunung berapi. Strombolian adalah semburan lava pijar dari magma yang dangkal, umumnya terjadi pada gunung api yang sering aktif di tepi benua atau di tengah benua.

Situs Museum Gunung Api Merapi juga menjelaskan soal tipe erupsi ini. Istilah tipe strombolian diambil dari kata Stromboli, nama gunung api di pulau Stromboli Italia yang terletak di Laut Thyrene, Mediterania. Ciri-ciri erupsi strombolian yakni adanya erupsi-erupsi kecil dari gas dan fragmen-fragmen atau serpihan magma.

Material yang diletuskan jatuh kembali ke dalam kawah atau di sekitar bibir kawah. Pada saat terjadi erupsi yang lebih besar, lava mengalir ke lereng di sekitarnya. Gunungapi tipe strombolian mempunyai kawah, biasanya berbentuk lingkaran. Tubuh dan lereng gunung tersusun dari batuan yang berasal dari lava.

Tipe erupsi strombolian berbeda dengan tipe erupsi lainnya. Tipe erupsi hawaiian terjadi pada celah yang bentuknya lebih sederhana. Bentuk gunung jenis hawaiian biasanya seperti perisai. Tipe plinian tergolong sebagai erupsi yang sangat eksplosif alias berdaya ledak tinggi, karena kekentalan magma juga lebih tinggi. Ada pula tipe erupsi vulkanian yang terjadi karena lubang kepundang tersumbat lava yang membeku.

Dalam laporan PVMBG Kementerian ESDM, erupsi Gunung Agung kembali terjadi pada Senin (2/7/2018) sekitar pukul 21.04 Wita dan Selasa (4/87/2018) pukul 04.13 Wita. Tinggi kolom abu pada letusan malam tadi teramati ± 2.000 m di atas puncak (± 5.142 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat.

Lontaran lava pijar tadi malam teramati keluar kawah mencapai jarak 2 km. Saat ini warga dievakuasi ke tempat yang lebih aman.
(fai/dnu)

Bangun TPT sebagai Solusi Cegah Bencana Banjir Tahunan

tpt, desa kedawung kulon, kecamatan grati, kabupaten pasuruan

MUSIBAH banjir di Desa Kedawung Kulon menjadi bencana rutinan setiap tahunnya. Hal ini terjadi karena aliran dari aliran sungai Rejoso yang meluap hingga meluber ke pemukiman penduduk sekitar. Agar tak terlalu parah maka pemerintah desa menyikapi dengan membangun tembok penahan tanah (TPT).

Bangunan TPT ini juga berfungsi sebagai parapet permanen. Sejauh ini, TPT maksimal untuk mencegah luapan air dari sungai Rejoso.

M Sugiyarto selaku Kades Kedawung Kulon mengatakan bahwa tingkat partisipasi masyarakat begitu tinggi, terutama kebersamaan dalam gotong royong karena selalu bahu membahu jika musibah itu datang. Ketika musibah ini terjadi, maka beban yang ditanggung terasa menjadi ringan karena kekompakan masyarakat saling membantu satu sama lainnya. Desa ini pun sudah ditetapkan Pemkab Pasuruan sebagai desa tangguh bencana.

“Rencana desa sini tahun ini akan dipilih untuk mewakili kabupaten mengikuti lomba di tingkat Nasional” jelasnya.

Pemerintah desa pun mencari solusi agar kejadian banjir tak selalu menjadi langganan tiap tahun. Dan secara bertahap, desa membangun TPT di sepanjang tanggul aliran sungai Rejoso. Selain menahan luberan air dari sungai Rejoso, TPT juga memperkuat tanggul sehingga tak mudah jebol.

TPT dibangun di beberapa titik. Di tahun 2017 misalnya di Dusun Adirogo dan Dusun Joyo Mulyo. Di tahun sebelumnya juga dibangun dengan titik yang berbeda. Sedangkan untuk tahun 2018 juga sama. Rencananya akan melanjutkan pembangunan di Dusun Kebrukan dan Adirogo. “Sehingga nantinya akan nyambung satu sama lainya, pembangunan ini kami fokuskan pada titik yang terparah,” beber.

Sebagai penunjang, desa membangun gorong-gorong tiga titik di Dusun Kedawung. Gorong-gorong ini untuk memperlancar saluran air, juga sebagai jembatan kecil penghubung antar gang kampung.

perangkat, desa kedawung kulon, kecamatan grati, kabupaten pasuruan

KOMPAK: H. M. Sugiyarto Kepala desa (Duduk di Tengah) bersama perangkat desa. (Edwan Abdi Wiratama/Radar Bromo)

Pun demikian dengan akses jalan yang berada di pemukiman kampung, juga tak luput dari bidikan target pembangunan. Jalan yang masih berupa tanah sering kali menjadi penghambat bagi aktivitas warga sekitar yang hendak melewatinya. Sebab kondisi jalan banyak yang sudah rusak. Itu diperparah setelah banjir, maka jalan dipenuhi dengan lumpur. Sehingga menjadi licin dan becek dan membuat lingkungan kampung menjadi terlihat kotor dan kumuh.

Nah agar lebih nyaman maka dibangunlah pavingisasi di jalan pemukiman kampung penduduk yang berada di Dusun Kebrukan, Dusun Magersari, serta Dusun Tugu. “Setelah di paving, lingkungan tampak lebih bersih serta menunjang aktivitas warga menjadi mudah dan lancarhasilnya perekonomian kian meningkat lebih baik,” terangnya.

sumber: jawapos

Ini Dilakukan PMPB-Plan Internasional terkait Aman Bencana

http://cdn2.tstatic.net/kupang/foto/bank/images/plan_20180701_191837.jpg

POS KUPANG.COM, KUPANG --Perkumpulan Masyarakat Penanganan Bencana (PMPB) - NTT bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi NTT, Yayasan Plan International Indonesia dengan dukungan dana dari SIDA sejak tahun 2015 - 2018 telah melaksanakan program penguatan suara anak melalui promosi sekolah/madrasah aman bencana di Provinsi NTT. Pasalnya, dilihat dari aspek Klimatologi, topografi, geologis, demografi dan sosiologi,

Provinsi Nusa Tenggara Timur sangat berpotensi terhadap ancaman bencana seperti banjir, longsor, angin puting beliung, gempa, tsunami, abrasi, konflik, wabah penyakit dan lain-lain. Setiap kejadian bencana selalu menimbulkan dampak berbeda bagi setiap sektor termasuk sektor pendidikan.

Dalam siara pers PMPB NTT yang diterima Pos Kupang, Sabtu (30/6/2018) menyebutkan,tantangan dalam mengelola risiko bencana di sektor pendidikan semakin kompleks, mengingat penyelesaian masalah harus dapat diupayakan jawaban untuk memperkuat ketahanan sektor pendidikan, dalam upaya mitigasi maupun kesiapan menghadapi ancaman bencana tersebut.

Karenanya, penyelenggaraan penanggulangan bencana khususnya di sektor pendidikan perlu dilakukan secara terencana, terkoordinasi dan terpadu, mengingat keberulangan bencana semakin meningkat baik wilayah terdampak maupun jumlah kerugian yang ditimbulkan .

Menyikapi kondisi ini, PMPB NTT bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi NTT, Yayasan Plan International Indonesia dan Pemerintah Provinsi NTT dengan dukungan dana dari SIDA sejak tahun 2015 - 2018 melaksanakan program

Penguatan suara anak melalui promosi sekolah/madrasah aman bencana di Provinsi NTT.Program ini bertujuan untuk meningkatkan akses ke lingkungan belajar yang aman bagi anak-anak melalui replikasi dan scalling-up dari inisiatif sekolah aman di tingkat Kabupaten/Kota dan Provinsi NTT.

Beberapa hal yang dilakukan bersama dalam implementasi program ini adalah, kegiatan peningkatan kapasitas kepada aparatur sipil Negara (ASN), para guru dan juga OMS di Provinsi NTT, kampanye dan advokasi untuk mendorong implementasi program sekolah/madrasah aman bencana di Provinsi NTT.

Beberapa hal yang telah dicapai dalam kegiatan ini antara lain, tersedia fasilitator - fasilitator sekolah/Madrasah aman Bencana di Provinsi NTT seturut surat Edaran Dinas P dan K Provinsi NTT nomor : 421/03/PK/2016 tentang Penerapan Sekolah

Aman di Provinsi NTT, Beberapa sekolah/madrasah sudah menyusun perencanaan untuk implementasi sekolah aman (bentuk tim siaga, simulasi,

renovasi pintu dan meja belajar, dll), sudah ada tools monitoring yang telah di Up-date sesuai dengan konteks NTT dan telah di uji coba, sudah ada dokumen strategi advokasi sekolah aman di Provinsi NTT, sudah ada Modul

Pendidikan Pencegahan dan Pengurangan Risiko Bencana, sudah ada anggaran di beberapa SKPD untuk mendukung penerapan sekolah aman di Provinsi NTT, program sekolah aman masuk dalam renstra Forum PRB NTT,

media massa terlibat dalam penyebaran informasi tentang implementasi sekolah aman di Provinsi NTT, promosi sekolah aman melalui media sosial (facebook), Pembuatan buku saku, Pembuatan media belajar edukatif, sudah ada Modul Pendidikan

Pencegahan dan Pengurangan Risiko Bencana di Sekolah, sudah ada buku cerita sukses tentang Program sekolah/ madrasah aman di NTT, sudah ada Sekretariat Provinsi Satuan Pendidikan Aman Bencana di NTT

Harapan bersama ke depan adalah bagaimana bersama untuk mengoptimalisasi fungsi Sekretariat Provinsi Satuan Pendidikan Aman Bencana tingkat Provinsi NTT, adanya dukungan

Kebijakan, Program dan Anggaran bagi SKPD pemangku kebijakan di bidang pendidikan dan penanggulangan bencana, adanya dukungan Peningkatan kapasitas guru dan aparatur pemerintah dalam mendorong program sekolah/madrasah aman bencana di lingkup kerja masing-masing dan juga mengakomodir standar-standar sekolah aman bencana dalam perencanaan dan pembangunan sarana pendidikan di Provinsi NTT.(*/yon)