Dirilis oleh CNN Indonesia (21/8/2022), pasien cacar monyet atau monkeypox pertama di Indonesia berasal dari Jakarta, dimana pasien baru pulang dari luar negeri. Setelah petugas kesehatan memeriksa pasien dan menunjukkan gejala cacar monyet, serta langsung melakukan tes PCR dan setelah 2 hari pemeriksaan pasien diumumkan cacar monyet. Cacar monyet dapat sembuh sendiri setelah melewati masa inkubasi 21 - 28 hari, namun pasien tetap harus diisolasi untuk mencegah penyebaran penularan. Sejak Juli 2022, WHO sudah mengumumkan cacar monyet masuk sebagai darurat kesehatan global dan mengganti namanya menjadi Clade untuk mencegah stigmatisasi. Meskipun cacar monyet ini identik banyak menyerang kelompok gay atau LGBT, namun penyakit ini bisa menyerang siapa saja yang melakukan kontak erat dengan pasien. Penularan cacar monyet bisa terjadi dari manusia ke manusia, maupun dari hewan ke manusia. Cacar monyet ditularkan dari manusia ke manusia melalui kontak langsung dengan luka infeksi, koreng atau cairan tubuh penderita. Penyakit ini juga dapat menyebar melalui droplet pernapasan ketika melakukan kontak dengan penderita secara berkepanjangan. Artikel CNN Indonesia berikut menyebutkan 4 hal yang harus dilakukan saat terkena cacar monyet yaitu (1) Tidak melakukan self diagnosis artinya langsung ke fasilitas kesehatan; (2) segera melakukan tracing contact terutama kontak erat; (3) Tidak minder atau takut dengan pandangan orang lain; (4) menjaga imunitas tubuh dengan rutin konsumsi makanan bergizi.
Kasus Pertama Monkeypox di Indonesia
Dirilis oleh CNN Indonesia (21/8/2022), pasien cacar monyet atau monkeypox pertama di Indonesia berasal dari Jakarta, dimana pasien baru pulang dari luar negeri. Setelah petugas kesehatan memeriksa pasien dan menunjukkan gejala cacar monyet, serta langsung melakukan tes PCR dan setelah 2 hari pemeriksaan pasien diumumkan cacar monyet. Cacar monyet dapat sembuh sendiri setelah melewati masa inkubasi 21 - 28 hari, namun pasien tetap harus diisolasi untuk mencegah penyebaran penularan. Sejak Juli 2022, WHO sudah mengumumkan cacar monyet masuk sebagai darurat kesehatan global dan mengganti namanya menjadi Clade untuk mencegah stigmatisasi. Meskipun cacar monyet ini identik banyak menyerang kelompok gay atau LGBT, namun penyakit ini bisa menyerang siapa saja yang melakukan kontak erat dengan pasien. Penularan cacar monyet bisa terjadi dari manusia ke manusia, maupun dari hewan ke manusia. Cacar monyet ditularkan dari manusia ke manusia melalui kontak langsung dengan luka infeksi, koreng atau cairan tubuh penderita. Penyakit ini juga dapat menyebar melalui droplet pernapasan ketika melakukan kontak dengan penderita secara berkepanjangan. Artikel CNN Indonesia berikut menyebutkan 4 hal yang harus dilakukan saat terkena cacar monyet yaitu (1) Tidak melakukan self diagnosis artinya langsung ke fasilitas kesehatan; (2) segera melakukan tracing contact terutama kontak erat; (3) Tidak minder atau takut dengan pandangan orang lain; (4) menjaga imunitas tubuh dengan rutin konsumsi makanan bergizi.
More Articles ...
- Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 dan Rumah Resiliensi Indonesia (RR-I)
- Human Monkeypox: Epidemiologic and Clinical Characteristics, Diagnosis, and Prevention
- Future Scenarios for The COVID-19 Pandemic
- Triase saat Bencana
- Indonesian nurses' perception of disaster management preparedness
- Diskusi Kurikulum Disaster Health Management : Poltekkes Kemenkes Palu Kunjungi PKMK UGM
- Bencana Tanpa Batas
- Melakukan Kerangka Evaluasi Penanggulangan Bencana di bawah Adaptive Organization Change in a School System
- Reportase Dialog Kebijakan Rapid Review of Research Evidence on COVID-19 : The Efectiveness of Incident Command System (ICS) Implementation during th COVID-19 Pandemi
- Manajemen Bencana dan Teknologi Baru
- Pentingnya Pendidikan Tentang Bencana dan Kondisi Darurat
- Public health implications of multiple disaster exposures
- Menilai Pentingnya Faktor Kesiapsiagaan Bencana untuk Manajemen Risiko Bencana Berkelanjutan
- Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat Lokal
- Menuju Rekonseptualisasi Fase Manajemen Risiko Bencana
- Pendampingan Online: Penyusunan Rencana Penanganan Bencana di Rumah Sakit
- Peningkatan Kapasitas Daerah dalam Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana dan Krisis Kesehatan di Daerah
- Model Inovasi Pelayanan Pemerintah Daerah dalam Mitigasi Bencana
- Penilaian Ketahanan Bencana dari Sistem Kompleks
- Reportase Peran DHMTS dan Renkon untuk Mendukung Kebijakan Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan
- Seberapa Baik Praktik dan Promosi Hand Hygiene Diimplementasikan di Sierra Leone?
- Psikologi dan Manajemen Bencana
- Menilai Pentingnya Faktor Kesiapsiagaan Bencana untuk Manajemen Risiko Bencana Berkelanjutan
- Mengatasi Keadaan Darurat Kesehatan Masyarakat melalui Survei Facebook: Keuntungan, Tantangan, dan Pertimbangan Praktis
- Peran Disaster Health Management Teams (DHMTs) dan Rencana Kontingensi untuk Mendukung Kebijakan Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan
- Kesiapsiagaan Bencana Antara Petugas Badan Penanggulangan Bencana: Studi di Pedesaan dan Perkotaan
- Ketidaksetaraan dalam Akses Ke Diagnostik Mengancam Keamanan Kesehatan Masyarakat Global
- Mengembangkan Indeks Manajemen Darurat dan Bencana Rumah Sakit
- Penanggulangan Bencana di Smart Cities
- Penyusunan Pedoman Rumah Sakit Aman Bencana (RSAB) Daerah Istimewa Yogyakarta
- Manajemen Bencana dan Teknologi Baru: Perspektif Berbasis Kinerja
- Omicron variant of SARS‐CoV‐2: Genomics, transmissibility, and responses to current COVID‐19 vaccines
- Rumah Sakit Waspada Puncak Gelombang-3 COVID-19 varian Omicron
- Teknologi Informasi dalam Pengurangan Risiko Bencana
- Developing a Home-Based Primary Care (HBPC) Disaster Preparedness Toolkit
- Prakiraan Tsunami Probabilistik Untuk Peringatan Dini
- Webinar Community Recovery Following a Major Chemical Incident/ Case Studies Based Virtual Symposium
- Reportase Bincang Radio Series 1 - 4 Edukasi untuk Masyarakat mengenai Kegiatan Peningkatan Kapasitas Penanggulangan Bencana Alam dan Pandemi di Sulawesi Tengah
- Reportase: Table Top Exercise (TTX) Dokumen Perencanaan Penanggulangan Bencana dan Krisis Kesehatan
- Reportase Penguatan Pengetahuan dan Pemahaman Bidan dan Kader Kesehatan Puskesmas Marawola tentang Promosi Family Disaster Plan
- PENGELOLAAN BENCANA ALAM DI KALA PANDEMI
- Penanggulangan Bencana di ASEAN
- Bencana Iklim dan Pengobatan Sosial Global
- Bukti Ilmiah untuk Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Ekosistem
- Serah Terima Fasilitator Perencanaan Penanggulangan Bencana dan Krisis Kesehatan kepada Daerah Sulawesi Tengah oleh PKMK FK - KMK UGM
- Kesiapsiagaan Bencana dan Kompetensi Profesional Diantara Penyedia Layanan Kesehatan
- Mitigasi Pengurangan Risiko Bencana di Kabupaten Pangandaran
- Bincang Radio: Edukasi untuk Masyarakat Mengenai Kegiatan Peningkatan Kapasitas Penanggulangan Bencana Alam dan Pandemi di Sulawesi Tengah
- Kesenjangan Pengetahuan serta Implementasi dalam Pengurangan Risiko Bencana dan Perencanaan Tata Ruang
- Bagaimana Kinerja Prakiraan Musiman Mempengaruhi Pengambilan Keputusan?
- Analisis Integritas Rencana Manajemen Krisis di Polandia
- Diseminasi Hasil Penelitian Laporan Penelitian ‘Investing in Inclusive WASH’ dan Panduan Praktis Penelitian Partisipatoris bersama Penyandang Disabilitas
- Bincang Radio: Edukasi untuk Masyarakat Mengenai Kegiatan Peningkatan Kapasitas Penanggulangan Bencana Alam dan Pandemi di Sulawesi Tengah
- Kesenjangan Pengetahuan serta Implementasi dalam Pengurangan Risiko Bencana dan Perencanaan Tata Ruang
- Bagaimana Kinerja Prakiraan Musiman Mempengaruhi Pengambilan Keputusan?
- Analisis Integritas Rencana Manajemen Krisis di Polandia
- Post Forum Nasional II Filantropi Kesehatan Pendanaan Kesehatan di Kala Bencana: bagaimana peranan filantropi?
- Memajukan Ketahanan Sistemik Terhadap Perubahan Iklim
- Pertimbangan Untuk Membangun Sistem Perawatan Kesehatan yang Tangguh di Eropa
- Pertimbangan Untuk Membangun Sistem Perawatan Kesehatan yang Tangguh di Eropa
- Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) 2020
- Mengurangi Efek Kesehatan dari Cuaca Panas dan Panas Ekstrem
- Risiko Kesehatan Akibat Cuaca Panas dan Panas Ekstrem
- Pre Forum Nasional Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia Ke - 11 Kebijakan Ketahanan Logistik Medis Paska Gelombang Kedua COVID-19
- Pengambilan Keputusan Darurat untuk Bencana Alam
- Partisipasi Masyarakat dalam Penanggulangan Bencana Banjir Berorientasi Kesiapsiagaan
- Penelitian Awal Tentang Konsep Kota Spons untuk Pengurangan Banjir Perkotaan
- Media Sosial dan Kesiapsiagaan Darurat Saat Pandemi
- Keterlibatan Warga dari Bawah ke Atas untuk Keadaan Darurat Kesehatan dan Manajemen Risiko Bencana
- Kesiapan Dunia Pasca-COVID-19: Kasus Respons Bencana Pandemi dan Upaya Pemulihan Bersamaan di Kesehatan Masyarakat
- Tantangan dalam Meningkatkan Kesiapsiagaan Masyarakat Terhadap Bahaya Tsunami di Pulau - Pulau Kecil yang Rawan Tsunami di Sumatera
- Kesiapsiagaan Bencana dan Kompetensi Profesional Diantara Penyedia Layanan Kesehatan
- PEMBERLAKUAN PEMBATASAN KEGIATAN MASYARAKAT (PPKM) DARURAT
- Bukti Ilmiah Tentang Bencana Alam dan Kedaruratan Kesehatan serta Manajemen Risiko Bencana di Kawasan Pedesaan Asia
- Evaluation of COVID-19 Vaccine Effectiveness
- PEMBERLAKUAN PEMBATASAN KEGIATAN MASYARAKAT (PPKM) DARURAT
- Pendekatan Perencanaan dan Penilaian Terhadap Rumah Sakit Tangguh Bencana: Tinjauan Literatur Sistematis
- Persepsi Risiko Geohidrologi: Studi Kasus di Calabria (Italia Selatan)
- Manajemen Bencana Berbasis Masyarakat dan Fitur - Fitur Pentingnya: Pendekatan Kebijakan untuk Pengurangan Risiko yang Berpusat pada Masyarakat di Bangladesh
- Pelatihan Online Peningkatan Kapasitas PHEOC Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, Kota Makassar dan Kabupaten Maros
- Pengenalan Tools Public Health Emergency Operations Centre (PHEOC) untuk Peningkattan Kesiapsiagaan Emergensi
- Public Health Emergency Operation Center (PHEOC) dalam Respon Pandemic
- Dampak Positif Gempa Bumi dari Sudut Pandang Orang - Orang Dengan Disabilitas Fisik di Iran
- Ilmu Kewarganegaraan Sebagai Katalisator untuk Membangun Ketahanan Masyarakat
- Kajian Tentang Pemahaman Dinamika Keramaian dalam Konteks Keamanan Pertemuan Keagamaan Massal
- Manajemen Resiko Bencana dan Darurat Kesehatan: Lima Tahun dalam Implementasi Kerangka Kerja Sendai
- Larangan Mudik untuk Antisipasi Lonjakan Kasus COVID-19
- Air, Perubahan Iklim, dan COVID-19: Memprioritaskan Mereka yang Berada di Lingkungan yang Sulit Air
- Living in a Multi-Risk Chaotic Condition
- Transisi menuju Fase Pemulihan Pandemik COVID-19
- Realisasi Baru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana dalam Konteks Pandemi Global: Pelajaran dari Jepang
- Pengambilan Keputusan Darurat untuk Bencana Alam
- Model Berkelajutan PHEOC
- Membangun Ketahanan Komunitas Setelah COVID-19: The Singapore way
- Kebijakan dan Pendekatan Manajemen Bencana Banjir dan COVID-19
- Kesiapsiagaan Bencana Alam di Lingkungan Multi Hazard
- Mengelola Bencana di Tengah Pandemi COVID-19: Pendekatan Respons Terhadap Bencana Banjir
- Pendekatan One Health di Era Pandemi COVID-19 dan Bencana Alam
- Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Estimasi Biaya Perbaikan Kerusakan Pasca Gempa
- Live Report: PENGELOLAAN BENCANA ALAM DI KALA PANDEMI