Ribuan warga Dusun Oenoa, Desa Puna'a, Kecamatan Polen, Timor Tengah Selatan, NTT, terisolasi menyusul terputusnya akses jalan menuju wilayah itu akibat longsor susulan, Rabu (11/5) pagi. Terputusnya akses jalan mengakibatkan bantuan bahan makanan dan air bersih dari pemerintah tidak bisa disalurkan kepada pengungsi.
Gambar: www.floresnews.com
"Warga di Oenoa krisis air bersih karena sumur air minum mereka tertimbun longsor," tutur Edy, warga So'e, ibu kota Timor Tengah Selatan yang dihubungi di Desa Puna'a. Tim penolong pun tidak mau mengambil risiko membawa bantuan ke dusun tersebut. Pasalnya, tanah di jalan yang terputus itu terus bergoyang dan sewaktu-waktu menimbulkan longsor yang lebih besar.
Edi mengatakan, warga yang hendak menolong hanya bisa sampai di perbatasan jalan yang terputus. Longsor susulan juga memaksa pengungsi terus bertambah. Sampai Rabu pagi, jumlah pengungsi 55 orang dari Dusun Oenoa.
Mereka mengungsi ke rumah warga lainnya yang berada di tempat yang lebih tinggi karena rumah mereka tidak bisa ditempati lagi. "Banyak rumah waraga retak dan tertimbun longsor," katanya.
Warga yang mengungsi tersebut, ada yang sempat membawa perabot rumah tangga, termasuk membongkar rumah mereka seperti pintu, balok, dan atap.
Di lokasi pengungsian, warga juga memanfaatkan air hujan sebagai ganti air minum. "Warga meletakan ember di luar rumah untuk menampung air hujan yang akan dijadikan sebagai air minum dan masak," jelasnya Edi.
Ia mengatakan areal longsoran telah mencapai lebih dari 5 kilometer dengan kedalaman sekitar 100 meter. Namun, hanya Dusun Oenoa yang terkena longsor, sedangkan lokasi longsoran lainnya terjadi di kebun masyarakat. Dia memperkirakan ratusan hektare tanaman pertanian dan perkebunan rusak, Pemerintah daerah setempat minta warga waspada dan bersiap-siap untuk diungsikan jika longsoran merambat ke permukiman warga lainnya.