Gunung Lokon di Tomohon, Sulawesi Utara, masih berstatus awas. Meski begitu, kini lontaran material pijar jauh lebih pendek, maksimum 2,5 km. Karena itu, daerah bahaya Gunung Lokon yang semula 3,5 km pun diubah menjadi 3 km.
"Daerah bahaya dalam radius 3 km dari Kawah Tompaluan. Masyarakat yang bertempat tinggal di luar radius 3 km dapat kembali ke rumah masing-masing dan melakukan kegiatan seperti biasa," ujar Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM, Dr Surono, Kamis (21/7/2011).
Dia menuturkan, berdasarkan hasil pemantauan instrumental, masih terjadi tremor terus menerus dengan amplitudo maksimum 3 mm dan laju deformasi 2,3 mm/hari. Secara visual masih terjadi hembusan asap dengan ketinggian maksimum sekitar 200 meter dari bibir kawah. Sebaran abu letusan mengarah ke barat dan barat laut, mencapai lebih dari 7,5 km dengan ketebalan sekitar 1 mm. Lontaran material pijar maksimum menjangkau 2,5 km dari Kawah Tompaluan. Sedangkan hujan abu lebat maximum sampai radius 3 km dari Kawah Tompaluan.
Surono mengimbau Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tomohon dan Provinsi Sulawesi Utara selalu berkoordinasi dengan pos pemantau Gunung Lokon yang berada di Desa Kakaskasen. "Jika ancaman letusan Gunung Lokon berubah, rekomendasi tersebut akan ditinjau kembali. Demikian siaran pers yang kami sampaikan," ucap Surono.
Sumber:detik.com