SEMARANG - Sepanjang tahun ini, sudah 171 hektar hutan di Jawa Tengah terbakar. Faktor kelalaian manusia masih mendominasi penyebab kebakaran hingga 95 persen.
Menurut catatan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah, Sri Puryono, tahun ini kebakaran besar hutan pertama terjadi di kaki Gunung Slamet. "Peristiwa terjadi pada awal September," ujarnya, Kamis (22/9). Sebanyak 5 hektar hutan musnah terbakar.
Kemudian, menyusul kebakaran di Gunung Sumbing selama 5 hari. Musibah ini menghabiskan 56 hektar hutan dengan rincian 40 hektar di Temanggung dan 16 hektar di Magelang.
Peristiwa terbesar sementara ini terjadi di Gunung Lawu. Selama 4 hari, api membakar 110 hektar hutan.
Dari berbagai peristiwa di atas, Sri memprediksi bahwa kerugian ekonomi mencapai Rp 775 juta. Namun, menurutnya, kerugian terbesar adalah hilangnya plasma nutfah, kehilangan pekerjaan bagi pekerja di hutan industri, dan meningkatnya resiko penyakit pernapasan.
Sri mengatakan bahwa kebakaran terjadi karena faktor manusia. Namun, ia menampik bila terjadi faktor kesengajaan.
Untuk mengganti areal hutan yang terbakar, Dinas Kehutanan menyiapkan langkah reboisasi. Pihaknya akan mulai melakukan reboisasi di areal bencana kebakaran saat mulai musim hujan. "Sekitar bulan Oktober hingga Desember. Namun, rencana itu akan kami segerakan," jelasnya.
Jawa Tengah memiliki hutan dengan total luas 1389 hektar. Perhutani mengelola hutan seluas 647 ribu hektar. Sedang, hutan rakyat seluas 742 ribu hektar.