logo2

ugm-logo

Kesiapsiagaan Bencana Antara Petugas Badan Penanggulangan Bencana: Studi di Pedesaan dan Perkotaan

Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi kesiapsiagaan petugas badan mitigasi bencana dalam baik perkotaan maupun pedesaan sebagai zona kerentanan tinggi di Aceh, Indonesia, dalam menghadapi bencana. Studi cross-sectional ini mengadopsi kerangka kerja konseptual dari: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Perserikatan Bangsa-Bangsa Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan, Organisasi (UNESCO)/Strategi Internasional untuk Pengurangan Bencana (ISDR) (LIPI-UNESCO/ISDR, 2006), yang menjelaskan kajian kesiapsiagaan masyarakat dalam mengantisipasi bencana gempa dan tsunami. Kerangka kajian terdiri dari lima parameter kesiapsiagaan bencana, yaitu pengetahuan dan sikap terhadap menghadapi bencana, kebijakan dan pedoman, rencana tanggap darurat, sistem peringatan dini bencana dan mobilisasi sumber daya. Kerangka konseptual ini dikembangkan setelah tsunami 2004 melalui studi analisis di tiga provinsi di Indonesia (Aceh, Padang dan Bengkulu) yang mengalami gempa bumi dan tsunami. Kerangka konseptual ini berfungsi sebagai pedoman dan sejalan dengan tujuan regional Badan Penanggulangan Bencana untuk mengurangi risiko bencana melalui peningkatan kesiapsiagaan masyarakat, khususnya penyedia atau petugas dalam mengantisipasi bencana. Ada perbedaan yang signifikan dalam kesiapsiagaan bencana antara petugas dari perkotaan dan daerah pedesaan. Luas wilayah, aksesibilitas lokasi, jaringan komunikasi dan deteksi bencana dan fasilitas peringatan dapat dikaitkan dengan hasil. Artikel ini dipublikasikan pada 2021 di jurnal Emerald.

Selengkapnya

Ketidaksetaraan dalam Akses Ke Diagnostik Mengancam Keamanan Kesehatan Masyarakat Global

Tanggapan epidemi mencakup upaya besar-besaran dari kesehatan masyarakat, medis, politik, keamanan, pendidikan, dan banyak sektor masyarakat lainnya - semuanya dimulai dengan diagnosis. Namun, sistem diagnostik yang tidak memadai dan ketidakadilan dalam akses ke tes diagnostik yang andal terlalu sering berkontribusi pada penundaan substansial dalam setiap aspek respons wabah dari deteksi awal hingga penahanan akhir. Penundaan ini sangat relevan dalam wabah patogen konsekuensi tinggi yang menyebar dengan cepat, dimana diagnosis berfungsi untuk mengingatkan lembaga kesehatan masyarakat dan menggerakkan tindakan yang diperlukan untuk memberikan perawatan bagi orang yang terinfeksi, melindungi mereka yang berisiko, dan mencegah penularan lebih lanjut. Dengan demikian, ketidakadilan diagnostik tidak hanya berkontribusi pada morbiditas dan mortalitas lokal tetapi juga mengancam keamanan kesehatan global. Artikel ini dipublikasikan pada 2022 di jurnal The Lancet Infectious Disease

Selengkapnya

More Articles ...