logo2

ugm-logo

Kesiapan Dunia Pasca-COVID-19: Kasus Respons Bencana Pandemi dan Upaya Pemulihan Bersamaan di Kesehatan Masyarakat


Pemerintah di seluruh dunia fokus pada mitigasi dampak pandemi COVID-19 untuk menyelamatkan nyawa. Kurang perhatian diberikan pada perencanaan untuk pemulihan dan membangun "new normal“ (normal baru) di dunia pasca COVID-19 yaitu sebuah proses yang terdiri dari domain pemulihan dari siklus hidup bencana. Di tengah krisis kesehatan masyarakat yang berkembang ini, mungkin tampak terlalu dini atau bahkan berlawanan dengan intuisi untuk mulai secara aktif merencanakan pemulihan pasca pandemi dalam layanan dan sistem kesehatan masyarakat, namun sekaranglah waktunya. Siklus hidup bencana adalah proses melingkar yang dimulai dengan mitigasi, mengarah ke kesiapsiagaan, respons, dan pemulihan, dan berputar kembali ke mitigasi. Di Amerika Serikat, Kerangka Pemulihan Bencana Nasional (National Disaster Recovery Framework/ NDRF) dari Badan Manajemen Darurat Federal (the Federal Emergency Management Agency/ FEMA) dengan tepat mencirikan waktu untuk memulai upaya perencanaan fase pemulihan yang bersamaan dengan permulaan kegiatan fase respons akut. Khususnya, “proses pemulihan paling baik digambarkan sebagai rangkaian kegiatan yang saling bergantung dan sering kali bersamaan yang secara progresif memajukan komunitas menuju pemulihan yang berhasil.” Artikel ini dipublikasikan pada 2020 di Journal of Public Health Management and Practice.

Selengkapnya

Tantangan dalam Meningkatkan Kesiapsiagaan Masyarakat Terhadap Bahaya Tsunami di Pulau - Pulau Kecil yang Rawan Tsunami di Sumatera

 Enam belas tahun sejak tsunami Samudra Hindia 2004, yang menyebabkan kerusakan besar di sekitar Laut Andaman, masyarakat telah berpartisipasi dalam upaya mengurangi risiko tsunami di Indonesia. Namun, pertanyaan yang paling penting adalah apakah upaya tersebut cukup dalam menghadapi risiko tsunami. Diantara tantangan yang paling mencolok disini adalah menjembatani kesenjangan dalam pengurangan risiko tsunami antara daratan Sumatera dengan masyarakat di beberapa pulau kecil. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi terkini kota - kota terpilih di pulau - pulau kecil yang rawan tsunami dan mengidentifikasi hambatan - hambatan dalam kesiapsiagaan bahaya tsunami. Ini berfokus pada membandingkan upaya dalam hal fasilitas yang tersedia untuk rencana evakuasi tsunami dan perkiraan waktu kedatangan tsunami (estimated time of arrival/ ETA), yang dihitung berdasarkan model propagasi tsunami deterministik. Dalam kaitan ini, lima lokasi yang diamati tergolong dalam kondisi siaga tsunami kritis, yaitu Pulau Balai, Lahewa Pulau Nias, Sabeugunggung Pulau Pagai Utara, Surat Aban Pulau Pagai Selatan, dan Pulau Enggano. Sebagian besar dari mereka memiliki ruang terbatas untuk evakuasi tsunami dan ETA tsunami pendek, yang merupakan kondisi ekstrem yang membutuhkan tindakan mitigasi tsunami segera. Salah satu pendekatan yang mungkin adalah membangun bangunan evakuasi tsunami vertikal atau memodifikasi bangunan yang ada yang dapat digunakan untuk evakuasi tsunami di pulau - pulau. Artikel ini juga menyoroti aspek sosial terkait kesiapsiagaan tsunami. Riset ini dipublikasikan pada 2020 di International Journal of Risk Reduction

Selengkapnya

More Articles ...