logo2

ugm-logo

Tinjau Lokasi Banjir, BNPB Tekan Pengembalian Fungsi Hutan sebagai Resapan Air

indopos.co.id - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) Pusat Letnan Jenderal Doni Monardo mengatakan, pengembalian fungsi hutan sebagai resapan air patut menjadi perhatian serius para pihak di Sulawesi Tenggara (Sulteng).

“Air adalah sumber kehidupan tetapi air akan murka ketika tidak lagi meresap ke dalam perut bumi. Bencana banjir adalah fakta yang harus menjadi pelajaran bagi kita semua," kata Doni di sela-sela kunjungan di lokasi pengungsian korban banjir Kabupaten Konawe Utara dan Konawe Sulteng, Senin (24/6/2019).

Air yang turun dari langit idealnya meresap dalam tanah untuk kehidupan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan lainnya, lanjut Doni, tapi kalau air tidak meresap maka terus mengalir mencari jalannya sendiri hingga terkumpul merendam dan menghanyutkan apa pun.

“Karena itu, saya mengimbau pemerintah daerah membentuk tim yang melibatkan ahli lingkungan, geologi, dan pemangku kepentingan lain untuk merumuskan sebab terjadinya bencana banjir, longsor dan apa rekomendasi tim pasca bencana meluluhlantakkan daerah ini,” pinta Doni.

Kedatangan Komisi VIII DPR dan barusan juga berkunjung Komisi V DPR serta sejumlah menteri adalah penanganan jangka pendek untuk menyelamatkan warga korban banjir yang masih bertahan di pengungsian

Alumni Akmil tahun 1985 mengatakan, sedangkan tim yang akan dibentuk adalah yang akan merumuskan rencana jangka panjang penanganan lingkungan yang rusak akibat alih fungsi lahan.

“Baik kegiatan investasi sektor pertambangan, perkebunan maupun perambahan kawasan hutan lindung oleh oknum yang tidak taat hukum,” ungkap Doni yang pernah menjabat Wadanjen Kopasus.

Alur sungai, muara sungai dan sekitar muara sungai yang saat ini mengalami sendimentasi yang tinggi sehingga sungai tidak mampu menampung air yang mengalir dari hulu menjadi obyek kajian menarik para ahli.

Gubernur Sultra Ali Mazi menyambut baik gagasan pembentukan tim yang akan menghimpun para ahli di bidangnya untuk merumuskan strategi penanganan lingkungan yang lebih baik di masa mendatang.

"Bapak Presiden, BNPB, DPR, TNI, Polri dan kementerian lembaga memberikan empati yang tinggi kepada Sultra yang dilanda musibah. Tentu, saran pembentukan tim evaluasi dan penanganan keselamatan lingkungan menjadi perhatian serius," kata Ali Mazi.

Doni Monardo mengunjungi lokasi banjir Konawe Utara dan Konawe bersama Komisi VIII DPR RI yang diketuai Ali Tahir Parasong didampingi Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi, Danrem 143 Haluoloe Kolonel Inf Yustinus Nono Yulianto dan Dandim 1417 Kendari Letkol Fajar Lutvi Haris Wijaya. (ant)

Hujan Deras, Banjir Sempat Genangi Sejumlah Gampong di Labuhan Haji Aceh Selatan

TAPAKTUAN - Hujan deras disertai angin kencang sejak Sabtu (22/6/2019) malam hingga Minggu (23/6/2019) pagi mengguyur wilayah Aceh Selatan dan mengakibatkan sejumlah Gampong di Kecamatan Labuhanhaji dilanda banjir.

Informasi yang diterima Serambinews.com, banjir dengan ketinggian hingga 20 - 30 cm yang diakibatkan oleh tersumbatnya saluran pembuang itu baru surut Munggu (23/6/2019) siang.

"Gampong yang terkena dampak banjir masing-masing Desa Hulu Pisang, Gampong Ujung Batu dan Gampong Padang Baru," kata Camat Labuhanhaji, Gusmawi Mustafa kepada Serambinews.com, Minggu,(23/6/2019).

Diungkapkannya, banjir mulai naik pukul 08.00 WIB pagi dengan ketinggian air 20 - 30 cm di ruas jalan.

Seperti Desa Hulu Pisang dan Ujung Batu, air masuk dalam rumah sekitar 40 cm.

"Penyebab banjir, selain derasnya guyuran hujan juga diakibatkan saluran pembuang (drainase) terlalu banyak belokan," jelasnya.

Disamping itu, tambah Gusmawi, pembangunan pagar kantor Keuchik Desa Hulu Pisang juga mempersempit ruang aliran air.

Karenanya, ke depan, solusinya saluran tersebut diluruskan dan sebagian pagar kantor keuchik akan dibuka.

"Karena saluran besar itu letaknya di jalan raya dan itu merupakan kewenangan Provinsi Aceh. Karenanya kita minta Pemerintah provinsi untuk membuat Box Culvert di Simpang Karaoke dan Saluran Banda Gadang sehingga aliran air lebih lancar dan tidak mudah terhambat," harapnya.

Ditambahkannya, dari pengamatan dan peninjauan langsung ke lapangan oleh Camat Labuhanhaji, pihak Damkar, Tagana, dan perangkat Gampong Tengah Baru.

Genangan air diseputaran Banda Gadang disebabkan oleh gorong-gorong yang berada diseputaran Banda Gadang dinilai sangat sempit

"Sehingga sangat mudah terjadinya penyumbatan dan mengakibatkan luapan air di seputaran jalan. Selain itu juga telah terjadinya penyempitan dan pendangkalan alur sungai Banda Gadang," ungkapnya.

Solusi penanganan, lanjutnya, yakni dengan pembuatan Box Culvert yang lebih besar, sehingga aliran air lebih lancar dan tidak mudah terhambat serta pelebaran dan normalisasi aliran alur sungai Banda Gadang.(*)

sumber: SERAMBINEWS.COM

More Articles ...