logo2

ugm-logo

Januari 2019, Sebanyak 366 Bencana Terjadi di Indonesia

Bencana alam (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Data terbaru Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, sedikitnya 366 bencana terjadi selama Januari 2019. Peristiwa itu menyebabkan 94 jiwa meninggal dunia.

"Awal tahun 2019 hingga 31 Januari tercatat 366 kejadian bencana. Kemudian bencana itu menyebabkan 94 jiwa meninggal dunia dan hilang," ujar Kasubdit Tanggap Darurat BNPB Budhi Erwanto saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (7/3).

Budhi menyebutkan, bencana puting beliung menempati peringkat pertama bencana terbanyak, kemudian diikuti banjir dan tanah longsor. Tak hanya korban jiwa, ia menyebut sebanyak 39 fasilitas peribadatan rusak, 101 fasilitas pendidikan rusak, 106 fasilitas kesehatan rusak, dan 4.013 unit rumah rusak.

"Kemudian sedikitnya 149 jiwa luka-luka," ujarnya.

Budhi menambahkan, bencana yang terjadi selama awal tahun ini menyebabkan 88.613 masyarakat terdampak dan mengungsi. Masalah tidak terhenti di situ, ia menyebut bencana menimbulkan masalah sosial dan ekonomi seperti tekanan jiwa, kekhawatiran atas gejala alam, rusaknya bangunan sosial masyarakat, guncangan budaya, rusaknya sumber ekonomi masyarakat, dan konflik sumber daya.

Pengungsi juga diakuinya menghadapi kondisi internal seperti kehilangan tempat tinggal, kehilangan mata pencaharian, tingginya risiko menerima penyakit, kebosanan karena tidak pasti harus mengungsi berapa lama hingga terlambatnya distribusi bantuan. Kemudian, dia melanjutkan, masalah eksternal yang harus dihadapi adalah kehadiran para pengungsi yang diakibatkan oleh suatu bencana menimbulkan suatu kompleksitas manajemen penanganan dimana berbagai aktor baik pemerintah, lembaga internasional, dan masyarakat dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan.

Pemkab Trenggalek Tetapkan Status Bencana Banjir dan Longsor

Trenggalek - Pemkab Trenggalek menetapkan status bencana terkait kejadian banjir dan tanah longsor yang melanda beberapa kecamatan. Sejumlah langkah darurat diambil untuk melakukan penanggulangan.

Plt Bupati Trenggalek Mochammad Nur Arifin mengatakan, status bencana telah ditetapkan dan langsung dilaporkan ke Gubernur Jawa Timur. Langkah itu diambil untuk mempermudah dan mempercepat proses penanganan dan pemulihan pascabencana.

Arifin meninjau langsung lokasi banjir sambil mendistribusikan makanan. Menurutnya, bencana alam di Trenggalek seakan menjadi siklus karena rutin terjadi dalam jangka waktu tertentu. Bahkan rentetan bencana kali ini merupakan salah satu yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir

Saat ini Pemkab Trenggalek melalui Dinas Sosial maupun Satpol PP telah mendirikan dapur umum untuk menjamin suplai makanan kepada para korban banjir. Selain itu, pihaknya juga akan memulihkan beberapa akses jalan dan jembatan yang rusak diterjang banjir serta longsor.

Plt Bupati Trenggalek Mochammad Nur Arifin di lokasi banjir


"Sementara kita siapkan dapur umum kemudian roti, atau makanan cepat saji untuk membantu warga yang menjadi korban banjir. Karena kalau saat sekarang mungkin mereka masih sibuk untuk membersihkan rumah dan sebagainya, sehingga belum sempat memasak," ujar Arifin, Kamis (7/3/2019).

Dari pemantauan detikcom hingga siang ini, banjir yang menggenangi rumah warga mulai surut. Namun di beberapa titik masih ada yang parah dengan ketinggian sekitar satu meter.


"Ketinggian air untuk daerah yang parah sekitar satu meter, seperti di Kelutan dan Ngadirenggo, Kecamatan Pogalan. Nanti kami akan cek juga ke Pogalan dan Panggul," imbuhnya.

Arifin menambahkan, dari data terakhir yang diterima dari BPBD Trenggalek, terdapat 10 kecamatan yang terdampak banjir serta tanah longsor. Banjir menerjang Kecamatan Trenggalek, Tugu, Karangan, Suruh, Pogalan serta Panggul. Sedangkan tanah longsor terjadi di Kecamatan Pule, Dongko, Durenan, Bendungan, Panggul dan Suruh.

"Ada yang rumahnya ambruk, ada yang rusak berat, kemudian sejumlah akses jalan juga ada yang mengalami kerusakan, sehingga mengganggu akses dari kedua arah. Untuk data lengkapnya masih kami lakukan inventarisir," pungkas Arifin.

More Articles ...