logo2

ugm-logo

Atasi Masalah Banjir, Kolam Retensi Akan Dibangun Di Tujuh Titik

Atasi Masalah Banjir, Kolam Retensi Akan Dibangun Di Tujuh Titik

Kolam retensi menjadi salah satu upaya Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam mengatasi masalah banjir musiman. Dua kolam yang tengah dibangun yakni Gedebage dan Cieunteung ternyata belum cukup untuk mengatasi banjir, perlu ditambah di lima titik lainnya.

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Citarum (BBWS Citarum), Bob Arthur Lombogia, menyebut dua kolam retensi yang tengah dibangun ini perlu tambah untuk memaksimalkan upaya mengatasi banjir di Bandung Raya maupun Jawa Barat. Tentunya lokasi tersebut harus melalui pembebasan tanah terlebih dahulu.

"Ada tujuh titik, itu lahan harus dibebaskan. Untuk sementara ada lokasi-lokasi yang dipilih. Prioritas daerah paling dekat dengan lokasi banjir, yakni daerah Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung," kata Bob di Bandung, Senin (3/12).

Saat ini konsultan tengah melakukan feasibility study (FS) untuk menentukan lokasi yang tepat untuk dibangun kolam retensi lainnya. Namun pastinya yang paling tepat adalah di wilayah yang lokasinya dekat dengan banjir.

Sebagaimana diketahui, kolam retensi akan ditempatkan di daerah Dayeuhkolot dan Baleendah karena potensi-potensi yang dipunyainya secara topografi. "Karena kalau ada genangan itu cepat sampai ke kolam dan dialirkan (dipompa) ke sungai Citarum," ucapnya.

Dua kolam retensi yang tengah dibangun untuk mengentaskan banjir di Bandung Raya yakni Gedebage dan Cieunteung. Menurut Bob, Cieunteung akan rampung pada 2019 mendatang. Karena saat ini sudah mencapai 97 persen pengerjaanya.

Ada empat pompa di Cieunteung kapasitas 12,5 meter kubik air per detik yang dapat dioperasikan, namun kini belum difungsikan. Selain itu dapat membuang aliran air dari Dayeuhkolot, sehingga air yang tergenang dia akan berkurang dan cepat surut.

"Selama Desember kita kebut Gedebage dan Cieunteung. Kalau Rancaekek masih terkendala pemebebasan tanah," pungkasnya. 

sumber: JawaPos.com

Banjir Bandang di Grobogan, 4 Rumah Hanyut dan 5.800 Terendam

Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, sejak Minggu (2/12/2018) malam hingga Senin (3/12/2018) dini hari mengakibatkan sungai di Kecamatan Grobogan meluap dan perlahan melimpas ke permukiman setempat. Tercatat, 5.800 an rumah di Kecamatan Grobogan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, terendam banjir bandang, Senin (3/12/2018) pagi.

Berdasarkan infomasi, banjir bandang dari perbukitan karst (Kendeng Utara) perlahan mulai merendam permukiman sejak dini hari ini. Ketinggian air yang menggenangi rumah warga bervariasi hingga mencapai 60 centimeter. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Grobogan, Endang Sulistyoningsih, menyampaikan, 4 rumah warga di Kecamatan Grobogan, roboh hingga hanyut diterjang banjir bandang.

Sementara itu, banjir bandang juga mengakibatkan 9 rumah warga di Kecamatan Grobogan mengalami kerusakan serius. Baca juga: Banjir Bandang Terjang 4 Kecamatan di Aceh Tenggara, 84 Rumah Rusak Meski demikian, sambung Endang, tidak ada korban jiwa akibat bencana banjir bandang yang menerjang permukiman itu. "Ribuan rumah terendam banjir.

Empat rumah warga roboh hanyut terbawa arus banjir dan 9 rumah warga rusak berat akibat diterjang banjir. Tidak ada korban jiwa akibat banjir," kata Endang kepada Kompas.com. Kecamatan Grobogan sudah menjadi langganan banjir setiap hujan turun dengan intensitas tinggi. Kawasan permukiman di Kecamatan Grobogan secara geografis berlokasi di kaki perbukitan karst (Kendeng Utara).

Saat hujan turun, air dari Kendeng Utara dengan cepat turun melimpas memenuhi sungai hingga membanjiri permukiman. "Warga menyebutnya banjir gunung. Limpasan air dari kendeng utara. Sore ini air perlahan sudah mulai surut," ungkap Endang.

Hari ini, BPBD Kabupaten Grobogan, TNI dan Polri telah bergotong-royong untuk memperbaiki rumah warga yang rusak akibat banjir. Bantuan logistik juga telah diupayakan oleh BPBD Kabupaten Grobogan. "Bantuan dana untuk perbaikan rumah masih diupayakan, baik melalui pemkab maupun Pemprov Jateng. Untuk sementara kami lakukan perbaikan rumah dengan cara bergotong-royong," pungkasnya

sumber: kompas.com

More Articles ...