Jakarta, (ANTARA News) - Ketua Ikatan Ahli Bencana Indonesia (IABI) Harkunti P Rahayu mengatakan untuk membangun kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana dapat dilakukan lewat pendidikan di sekolah dan dilatih secara berkelanjutan. "Sistem itu harus dibangun di pendidikan sekolah dan masyarakat," kata Harkunti di Jakarta, Kamis.
Dia mencontohkan Jepang yang sudah sangat baik dalam kesiapsiagaan bencana terutama gempa bumi dan tsunami dan mulai diperkenalkan sejak kecil dan dilatih tiap tahun.
Menurut dia, upaya pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana sudah ada. "Harapan kita semua unsur terkait bisa terlibat. Memang agak sulit apalagi kalau latihan kebencanaan pada hari kerja. Kebanyakan masyarakat kita bekerja yang dibayar harian, kalau tidak kerja dia tidak mendapat upah, maka sektor informal ini yang harus dirangkul," kata peneliti dari ITB itu.
Dia juga menambahkan, upaya peningkatan kesiapsiagaan bencana itu juga harus terintegrasi dan berkelanjutan karena jika tidak rutin dilakukan maka akan ada generasi yang tidak siap. "Kadang-kadang kita selalu reaktif kalau ada bencana baru sibuk, contohnya tsunami di Aceh dan Pangandaran baru kita adakan pelatihan dan simulasi, setelah itu kosong," katanya.
Harkunti menyatakan, pengetahuan tentang tsunami di masyarakat perlu dibangun karena wilayah Indonesia rentan pada bencana tersebut. Indonesia juga menghadapi lokal tsunami yang dapat terjadi dalam waktu sangat cepat dan mematikan serta berdampak besar.
Karena itu pendidikan sangat penting dan didukung dengan sistem peringatan dini yang saat ini sudah semakin baik.*
BNPB Beberkan Penyebab Dominan Bencana Alam di Indonesia serta Dampak Terbesar
Harianjogja.com, SLEMAN- Seluruh wilayah Indonesia rawan terjadi bencana alam. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menargetkan penurunan indeks risiko bencana hingga 30% pada tahun depan. Salah satu hal yang perlu dilakukan agar target tersebut tercapai adalah peningkatan kapasitas masyarakat dan pemerintah dalam menghadapi bencana.
Direktur Pengurangan Risiko Bencana BNPB Raditya Jati mengatakan, jumlah bencana alam di Indonesia selalu meningkat. 80% bencana alam di negeri ini disebabkan oleh hidrometeorologi. Sementara sisanya bersifat geologi.
Meski jumlah bencana yang bersifat geologi lebih sedikit, tapi Jati menyebut dampaknya lebih besar dari bencana yang disebabkan hidrometrologi. Salah satu contoh paling baru adalah gempa bumi yang melanda Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat beberapa waktu lalu.
"Kalau kita lihat persentase kejadian geologi, gempa bumi persentasenya cukup besar, kejadian bencana geologi lebih tinggi dan lebih merusak," ujar Jati pada Seminar Nasional Kebumian Ke-11 bertema Perspektif Ilmu Kebumian dalam Kajian Bencana Geologi di Indonesia, Rabu (5/9/2018). Seminar Nasional Kebumian diselenggarakan Departemen Teknik Geologi UGM.
BNPB, kata Jati, saat ini sedang berupaya melakukan labelling bangunan yang sifatnya tidak kuat terhadap gempa. Hal ini penting dilakukan karena membunuh manusia bukanlah gempanya itu sendiri, melainkan bangunan-bangunan yang roboh ketika bumi bergoncang.
Langkah prioritas yang dilakukan dalam menghadapi bencana, kata Jati, adalah memberikan pemahaman mengenai risiko bencana. "Yang paling penting adalah meningkatkan kapasitas masyarakat, pemerintah. Risiko bencana bisa turun kalau kita meningkatkan kapasitas."
"Yang harus dilakukan pertama adalah pengurangan risiko bencana harus masuk ke dalam lini-lini kementerian dan lembaga yang lain, tidak bisa BNPB berdiri sendiri, namun perlu juga dukungan lembaga lain," lanjut Jati.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami PVMBG Sri Hidayati mengatakan, ilmu kebumian berperan penting dalam mitigasi bencana geologi melalui analisis yang dilakukan dari perspektif sumber dan dampak. Hal ini kemudiam bisa digunakan untuk menyusun peta mitigasi bencana.
Ia mengambil contoh kasus letusan Gunung Agung, Bali. Analisis dilakukan melalui penginderaan jauh untuk melihat sebaran abu dan material vulkanis. Output yang dihasilkan dari analisis tersebut berupa peta mitigasi bencana untuk meminimalisir dampak letusan gunung tersebut.
"Dalam mitigasi gerakan tanah, metode penginderaan jauh diaplikasikan untuk memetakan kerentanan tanah sebelum dilakukan penelitian lapangan. Ancaman bencana geologi harus diterima dengan lapang dada sebagai konsekuensi dari kondisi geologi wilayah Indonesia," jelasnya.
More Articles ...
- Kecerdasan Buatan Dikembangkan untuk Prediksi Gempa Susulan
- ACT Bangun Pusat Informasi Gempa Lombok dan Sumbawa
- Ribuan Hunian Sementara Didirikan untuk Korban Gempa di Lombok
- Hari ke-2 di Lombok, Jokowi tinjau pembangunan rumah tahan gempa
- Tanggapan Jokowi Warga Lombok Ingin Bangunan Rumah Sesuai Selera
- Tiba di Lombok, Jokowi Serahkan Bantuan untuk Korban Gempa
- DIY Gempa 5,8 SR, Merapi Status Waspada
- BMKG Beri Penjelasan Soal Gempa Bumi yang Terjadi di DIY
- Warga Pesisir Pantai Pamuratan Melihat Air Laut Pasca-Gempa, Ada Apa?
- Bupati Lombok Utara Diminta Keluarkan Cadangan Beras 100 Ton
- Istana Khawatir Indonesia Rugi Jika Tetapkan Bencana Nasional
- 4 Fakta Gempa Kembali Guncang Lombok
- Penyebab Rentetan Gempa di Lombok Menurut PVMBG
- Gempa Magnitudo 7 di Lombok, Anak-anak Menangis, Listrik Padam, Sekolah Diliburkan
- PVMBG Rekomendasikan Revisi RTRW di Lombok Utara dan Timur
- Sekolah Darurat untuk Anak Korban Gempa Lombok Segera Disiapkan
- Jokowi Meninjau Lokasi Pengungsian Akibat Gempa Lombok
- Pijay dan Lombok Sama-sama Diguncang Gempa Darat, Ini Perbedaannya Menurut Ahli
- Lombok Terangkat 25 Cm karena Gempa 7 SR
- 576 Gempa Susulan Terjadi di Lombok
- Penjelasan PVMBG: Mengapa Gempa Lombok Terjadi Terus-terusan?
- Sudah 227 Gempa Susulan Terjadi di Lombok
- Guncangan Kedua Lebih Kuat, Gempa Lombok Fenomena Luar Biasa?
- Gempa Lombok Berpusat di Darat, Kenapa Bisa Tsunami?
- Hingga Pagi ini, Sudah 124 Kali Gempa Susulan di Lombok
- 82 Orang Tewas dan Ribuan Warga Mengungsi Akibat Gempa 7 SR di NTB
- Gempa Lombok Berpusat di Darat, Kenapa Bisa Tsunami?
- Banjir di Myanmar Kian Parah, Lebih dari 119.000 Orang Mengungsi
- Gempa 5,5 SR Guncang Kabupaten Kaur Bengkulu
- Gempa 5,5 SR Guncang Kaur Bengkulu
- BMKG: Lombok Memang Rawan Gempa
- Gempa Susulan Masih Goncang Lombok Pagi Ini
- Gempa Lombok, 333 Pendaki Rinjani Terjebak di Danau Segara Anak
- Gempa Lombok: Setidaknya 14 orang meninggal dunia, 162 orang luka-luka, 1.000 lebih rumah rusak
- Kebakaran di Yunani Tewaskan 74 Orang
- Sumut Latihan Tangkal Zoonosis, yang Berpotensi Jadi Bencana Non-Alam Terbesar
- Tiga Negara di Asia Alami Gelombang Panas Ekstrim
- Kebakaran Hutan Tewaskan 74 Warga Yunani
- Gelombang Panas di Jepang Masuk Kategori Bencana Alam
- BMKG Imbau Masyarakat Waspada Gelombang Ombak Tinggi
- Ombak Laut Selatan Capai 6 Meter, Nelayan Diimbau Tak Melaut
- Nelayan Perlu Difasilitasi Sistem Penanggulangan Bencana
- Gempa Malang Tidak Berpotensi Tsunami
- Hingga Jumat pagi, terjadi 38 kali gempa susulan di selatan Malang
- BNPB dan Kementerian PPPA Tingkatkan Kerjasama dalam Perlindungan Anak Saat Bencana
- Usai Banjir, Gelombang Panas Tewaskan 14 Orang di Jepang
- Dinsos Bentuk Kampung Siaga Bencana
- Lembaga Penanggulangan Bencana Muhammadiyah Juarai Kompetisi di AS
- Bencana Sambaran Petir di Wonosobo Minim Data
- Mensos Jamin Kehadiran Negara Setelah Delapan Hari Kunjungi Daerah Bencana
- Pemerintah Jepang akan Kirimkan Bantuan
- Korban Banjir Capai 176 Jiwa, Abe Kunjungi Lokasi Bencana
- Banjir Makan 109 Jiwa, PM Jepang Batalkan Dinas Luar Negeri
- Banjir Terjang Medan, 63 Rumah Rusak
- Korban Tewas Akibat Banjir di Jepang Nyaris 100 Orang, 58 Hilang
- Gunung Agung Kembali Erupsi, Bandara Ngurah Rai Beroperasi Normal
- Dini Hari, Gunung Agung Erupsi Lagi
- Gunung Agung Erupsi dan Melontarkan Lava, Warga Berhamburan Turun Gunung
- Erupsi Gunung Agung Berjenis Strombolian, Apa Itu?
- Bangun TPT sebagai Solusi Cegah Bencana Banjir Tahunan
- Ini Dilakukan PMPB-Plan Internasional terkait Aman Bencana
- Gunung Agung Kembali Erupsi Pagi Ini, Aktivitas Bandara Normal
- Perkuat Mitigasi Bencana, Delegasi Jepang ke Banda Aceh
- Posisi Kapal Tenggelam Berada di Kedalaman 450 Meter Danau Toba
- Lokasi Kapal Sinar Bangun yang Tenggelam di Danau Toba Telah Ditemukan
- Keanehan Tragedi Kapal Tenggelam di Danau Toba
- Kapal tenggelam: Apa yang harus dilakukan jika kapal yang kita naiki karam?
- Belasan korban kapal tenggelam di Danau Toba ditemukan, lebih dari 180 hilang
- Nakhoda Tak Ada Saat KM Sinar Bangun Tenggelam di Danau Toba, Kok Bisa?
- Kesaksian Penumpang, Detik-Detik KM Sinar Bangun Tenggelam
- Jika Uji Coba Selesai, Imunoterapi Harus Masuk BPJS
- Jalur kereta di Jawa punya 500 titik rawan bencana
- Mudik 2018, Menhub Minta PT KAI Antisipasi 500 Jalur Rawan Bencana
- How corruption slows disaster recovery
- Letusan Freatik Buktikan Merapi Telah Berubah, Apa Dampak Negatifnya?
- Banjir Bandang Terjang Kabupaten Konawe Utara, 395 Jiwa Mengungsi
- Transportasi Sulteng-Sultra lumpuh akibat banjir
- Ratusan Rumah di Indramayu Terendam Banjir Rob
- Banyak Bencana Alam, Menkeu Pastikan Ekonomi Tetap Terjaga
- Pengungsi Korban Bencana Kuningan Mulai Tempati Hunian Sementara
- UGM Kenalkan Aplikasi Untuk Pantau Posko Pengungsian Korban Bencana
- Mensos Pastikan Gunung Merapi Aman Dikunjungi Wisatawan
- Tetap Siaga Saat Bencana
- 3 Bencana Hebat di Indonesia yang Tewaskan Ratusan Ribu Jiwa
- BPBD Klaten: Asap Merapi Masih Putih, Belum Perlu Ngungsi
- GUNUNG MERAPI MELETUS FREATIK WARGA DIMINTA TENANG
- Warga Panik, Letusan Freatik Gunung Merapi
- Bantuan Tunai Bencana Alam Ditransfer ke Rekening Korban
- Banjir Mendominasi Bencana di Pasuruan Selama 4 Bulan Terakhir
- DPRD Provinsi Jawa Tengah Desak Pemerintah Tangani Bencana Banjir Bumiayu
- Kenya Disapu Banjir Bandang, Lebih Dari 100 Orang Tewas
- Ratusan Kendaraan Tersapu Banjir Besar di Turki
- JK Dorong Kearifan Lokal Dilibatkan Dalam Mitigasi Bencana
- Parts of Kenya hit by deadly floods, about 200,000 displaced
- Hampir 11.000 warga terdampak banjir Palangka Raya
- Alat Medis dan Obat Puskesmas Ludes Diterjang Banjir Bandang di Gorontalo
- 458 Jiwa di Korban Banjir Bandang Popayato Barat Butuh Pakaian dan Makanan
- Banjir Landa Hampir Seluruh Wilayah Babel
- Kepala BNPB Resmikan Taman Edukasi Bencana di Padang
- 1.217 Warga Manado di DAS Tondano Terdampak Banjir