logo2

ugm-logo

Erupsi Gunung Agung Berjenis Strombolian, Apa Itu?

Erupsi Gunung Agung Berjenis Strombolian, Apa Itu?

Jakarta - Gunung Agung mengalami erupsi secara strombolian dengan suara dentuman. Lalu apa itu strombolian?

"Erupsi terjadi secara Strombolian dengan suara dentuman. Erupsi bersifat eksplosif melontarkan batu pijar karena ada tekanan dari dalam kawah. Sifat magma yang lebih cair dibandingkan letusan tahun lalu juga menyebabkan mudahnya terjadi lontaran batu pijar," Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulisnya, Senin (2/7/2018).

Dilansir dari situs Kementerian ESDM, strombolian merupakan jenis erupsi gunung berapi. Strombolian adalah semburan lava pijar dari magma yang dangkal, umumnya terjadi pada gunung api yang sering aktif di tepi benua atau di tengah benua.

Situs Museum Gunung Api Merapi juga menjelaskan soal tipe erupsi ini. Istilah tipe strombolian diambil dari kata Stromboli, nama gunung api di pulau Stromboli Italia yang terletak di Laut Thyrene, Mediterania. Ciri-ciri erupsi strombolian yakni adanya erupsi-erupsi kecil dari gas dan fragmen-fragmen atau serpihan magma.

Material yang diletuskan jatuh kembali ke dalam kawah atau di sekitar bibir kawah. Pada saat terjadi erupsi yang lebih besar, lava mengalir ke lereng di sekitarnya. Gunungapi tipe strombolian mempunyai kawah, biasanya berbentuk lingkaran. Tubuh dan lereng gunung tersusun dari batuan yang berasal dari lava.

Tipe erupsi strombolian berbeda dengan tipe erupsi lainnya. Tipe erupsi hawaiian terjadi pada celah yang bentuknya lebih sederhana. Bentuk gunung jenis hawaiian biasanya seperti perisai. Tipe plinian tergolong sebagai erupsi yang sangat eksplosif alias berdaya ledak tinggi, karena kekentalan magma juga lebih tinggi. Ada pula tipe erupsi vulkanian yang terjadi karena lubang kepundang tersumbat lava yang membeku.

Dalam laporan PVMBG Kementerian ESDM, erupsi Gunung Agung kembali terjadi pada Senin (2/7/2018) sekitar pukul 21.04 Wita dan Selasa (4/87/2018) pukul 04.13 Wita. Tinggi kolom abu pada letusan malam tadi teramati ± 2.000 m di atas puncak (± 5.142 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat.

Lontaran lava pijar tadi malam teramati keluar kawah mencapai jarak 2 km. Saat ini warga dievakuasi ke tempat yang lebih aman.
(fai/dnu)

Bangun TPT sebagai Solusi Cegah Bencana Banjir Tahunan

tpt, desa kedawung kulon, kecamatan grati, kabupaten pasuruan

MUSIBAH banjir di Desa Kedawung Kulon menjadi bencana rutinan setiap tahunnya. Hal ini terjadi karena aliran dari aliran sungai Rejoso yang meluap hingga meluber ke pemukiman penduduk sekitar. Agar tak terlalu parah maka pemerintah desa menyikapi dengan membangun tembok penahan tanah (TPT).

Bangunan TPT ini juga berfungsi sebagai parapet permanen. Sejauh ini, TPT maksimal untuk mencegah luapan air dari sungai Rejoso.

M Sugiyarto selaku Kades Kedawung Kulon mengatakan bahwa tingkat partisipasi masyarakat begitu tinggi, terutama kebersamaan dalam gotong royong karena selalu bahu membahu jika musibah itu datang. Ketika musibah ini terjadi, maka beban yang ditanggung terasa menjadi ringan karena kekompakan masyarakat saling membantu satu sama lainnya. Desa ini pun sudah ditetapkan Pemkab Pasuruan sebagai desa tangguh bencana.

“Rencana desa sini tahun ini akan dipilih untuk mewakili kabupaten mengikuti lomba di tingkat Nasional” jelasnya.

Pemerintah desa pun mencari solusi agar kejadian banjir tak selalu menjadi langganan tiap tahun. Dan secara bertahap, desa membangun TPT di sepanjang tanggul aliran sungai Rejoso. Selain menahan luberan air dari sungai Rejoso, TPT juga memperkuat tanggul sehingga tak mudah jebol.

TPT dibangun di beberapa titik. Di tahun 2017 misalnya di Dusun Adirogo dan Dusun Joyo Mulyo. Di tahun sebelumnya juga dibangun dengan titik yang berbeda. Sedangkan untuk tahun 2018 juga sama. Rencananya akan melanjutkan pembangunan di Dusun Kebrukan dan Adirogo. “Sehingga nantinya akan nyambung satu sama lainya, pembangunan ini kami fokuskan pada titik yang terparah,” beber.

Sebagai penunjang, desa membangun gorong-gorong tiga titik di Dusun Kedawung. Gorong-gorong ini untuk memperlancar saluran air, juga sebagai jembatan kecil penghubung antar gang kampung.

perangkat, desa kedawung kulon, kecamatan grati, kabupaten pasuruan

KOMPAK: H. M. Sugiyarto Kepala desa (Duduk di Tengah) bersama perangkat desa. (Edwan Abdi Wiratama/Radar Bromo)

Pun demikian dengan akses jalan yang berada di pemukiman kampung, juga tak luput dari bidikan target pembangunan. Jalan yang masih berupa tanah sering kali menjadi penghambat bagi aktivitas warga sekitar yang hendak melewatinya. Sebab kondisi jalan banyak yang sudah rusak. Itu diperparah setelah banjir, maka jalan dipenuhi dengan lumpur. Sehingga menjadi licin dan becek dan membuat lingkungan kampung menjadi terlihat kotor dan kumuh.

Nah agar lebih nyaman maka dibangunlah pavingisasi di jalan pemukiman kampung penduduk yang berada di Dusun Kebrukan, Dusun Magersari, serta Dusun Tugu. “Setelah di paving, lingkungan tampak lebih bersih serta menunjang aktivitas warga menjadi mudah dan lancarhasilnya perekonomian kian meningkat lebih baik,” terangnya.

sumber: jawapos

More Articles ...