logo2

ugm-logo

Denpasar Diguncang Gempa 6,4 SR, Warga Berlarian ke Luar Rumah

Denpasar Diguncang Gempa 6,4 SR, Warga Berlarian ke Luar Rumah

Denpasar - Denpasar, Bali, diguncang gempa cukup kuat dengan kekuatan 6,4 skala richter (SR). Gempa ini sempat membuat sejumlah warga di Denpasar berlarian ke luar menuju tempat terbuka.

Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Rabu (22/3/2017), gempa terjadi pada pukul 07.10 WITa. Pusat gempa berada di 23 Km arah tenggara Denpasar, atau 8,88 lintang selatan dengan 115,24 bujur timur.

Gempa dengan kedalaman 117 Km ini disebut tidak berpotensi tsunami. Walau demikian, kekuatan guncangannya menyebabkan tak sedikit masyarakat di Pulau Bali sempat panik.

Mereka berlarian ke ruang terbuka untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. "Astaga kencang sekali gempanya sampai ini di Sanur berlarian keluar rumah," ujar salah satu warga Denpasar bernama Astawa.

Kepanikan warga hanya diwarnai dengan lari ke tempat terbuka. Walau demikian, belum ada laporan kerusakan bangunan.

"Sempat terasa kuat, tapi kami hanya berlari keluar pintu rumah saja. Tidak lama, gempanya hilang dan kami kembali beraktivitas seperti biasa," kata warga Kuta, Heriawan, terpisah.
(vid/rna)

KBB Akan Menyiapkan Upaya Tanggap Darurat Bencana Alam Tingkat RW

NGAMPRAH, (PR).- Pemerintah Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat akan menyiapkan upaya tanggap darurat bencana alam di tingkat RW. Hal ini dibutuhkan lantaran wilayah Cililin termasuk daerah rawan bencana.

Sekretaris Camat Cililin Deni Kurniawan mengungkapkan, pihaknya bersinergi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah untuk memberikan pemahaman soal mitigasi bencana kepada masyarakat di tingkat RW. Dengan demikian, diharapkan agar warga bisa melakukan langkah-langkah yang tepat ketika terjadi bencana alam.

"Ini adalah upaya untuk menyiapkan masyarakat menghadapi bencana alam. Sebab tanpa pemahaman mitigasi bencana, warga bisa saja panik dan tidak tahu harus berbuat apa," ujar Deni, Senin 20 Maret 2017.

Dia menuturkan, keselamatan masyarakat adalah hal prioritas. Menyiapkan warga secara mandiri untuk menghadapi bencana adalah upaya penting untuk melakukan pertolongan pertama ketika terjadi bencana sebelum bantuan datang.

Pemahaman tanggap darurat yang perlu terus disosialisasikan, menurut dia, di antaranya mengidentifikasi potensi bencana alam, menyiapkan jalur evakuasi, dan mengelola bantuan agar terdistribusikan secara merata. "Mereka harus tahu zona bahaya di mana saja agar mengetahui hal-hal yang harus dilakukan ketika bencana datang," katanya.

Pasca longsor di Kampung Jati Radio, Desa/Kecamatan Cililin pada Jumat 10 Maret 2017 lalu, lanjut dia, bantuan pun masih mengalir. Saat bantuan terus berdatangan itu, pihaknya juga terus memberikan sosialisasi kepada masyarakat mengenai mitigasi bencana.

Rencana pembentukan RW tanggap bencana itu selaras dengan imbauan Komandan Kodim 0609 Kabupaten Bandung Andre Wira Kurniawan. Menurut dia, masyarakat pun harus punya prosedur tetap untuk mengatasi bencana.

"Misalnya, dengan membuat jalur evakuasi, memberikan peringatan dini melalui toa masjid, dan menentukan titik berkumpul untuk evakuasi," katanya di Cimahi, beberapa waktu lalu.

Dia menuturkan, tokoh masyarakat atau pemerintah desa bisa memberikan imbauan agar warga meninggalkan rumah dan berkumpul di kantor desa atau tempat yang lebih aman untuk meminimalisasi dampak bencana alam. Ia pun menyiagakan sejumlah personelnya untuk melakukan mitigasi bencana.

"Kami terus berkoodinasi dengan kepolisian dan pemerintah daerah untuk mengantisipasi dan menangani dampak bencana alam. Hal ini seiring dengan potensi terjadinya bencana alam yang dipicu curah hujan tinggi saat ini," ujarnya.***

 

More Articles ...