logo2

ugm-logo

Sejak 1 Januari, Jumlah Bencana di Indonesia Dekati 1.000 Kasus

Sejumlah petugas tim SAR saat melakukan evakuasi korban bencana (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan ada 855 bencana yang terjadi dari 1 Januari hingga 27 Maret 2017 di seluruh Indonesia.

"Dari 855 bencana yang terjadi, menyebabkan 96 meninggal dan hilang," Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho kepada Republika.co.id, Selasa (28/3).

Selain itu, ia menyebut, terdata sebanyak 226 orang mengalami luka-luka, 917.628 menderita dan mengungsi. Bencana tersebut juga membuat 10.019 unit rumah rusak, masing-masing, 1.688 rumah rusak berat, 1.595 rumah rusak sedang, dan 6.736 rusak ringan. Selain itu, sebanyak 139.634 rumah terendam banjir.

Sutopo menyebut, sebanyak 405 fasilitas umum mengalami kerusakan, masing-masing, 233 fasilitas pendidikan, 146 fasilitas peribadatan, dan 26 fasilitas kesehatan. Ia mengatakan, banjir menjadi penyebab dominan korban meninggal dan hilang karena bencana. Sutopo menyebut, daerah yang paling banyak mengalami bencana, yakni Sumatra Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan hujan lebat disertai angin kencang dan petir masih akan terjadi di sejumlah daerah di Indonesia. Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi terjadi di Sumatra Barat, Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu, Lampung, Sumatra Selatan, Banten, Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua.

Pada 28-29 Maret 2017, BMKG memberikan peringatan dini pada Aceh, Sumatra Utara, Riau, Sumatera Barat, Jambi, Sumatra Selatan, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku dan Papua.

Pada 30-31 Maret 2017, BMKG memberikan peringartan dini pada Sumatra Utara, Bengkulu, Jambi, Jawa Barat, Jabodetabek, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Maluku,
Papua Barat dan Papua.

Sementara pada 1-3 April 2017, BMKG memberikan peringatan dini terhadap Sumatra Utara, Sumatra Barat, Bangka Belitung, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua Barat dan Papua.

Ini 3 Wilayah Terluas Rawan Longsor di Bali, Perlu Mitigasi Bencana

Ini 3 Wilayah Terluas Rawan Longsor di Bali, Perlu Mitigasi Bencana

DENPASAR - Ketua Fraksi PDIP DPRD Bali, Kadek Diana, menyatakan Bali memang merupakan daerah rawan bencana baik bencana hidrologi dan geologi.

Selain itu Bali mempunyai banyak wilayah rawan longsor, yang terluas di Kabupaten Karangasem 757,17 Ha, Bangli 679,05 Ha, dan Buleleng 673,47 Ha.

“Ini mengakibatkan 13 korban jiwa di Kintamani pada Februari 2017. Setiap tahun ada gempa bahkan tadi (kemarin) ada gempa, selain itu bencana longsor yang mengakibatkan korban jiwa, dan banjir juga,” ujar politisi asal Gianyar dalam laporannya saat Sidang Paripurna DPRD Bali, Rabu (22/3/2017).

Mempertimbangkan potensi bencana tersebut, maka upaya mitigasi secara komprehensif dan terpadu sangat penting untuk mengurangi dampak bencana.

Maka dari itu harus didukung sistem informasi kebencanaan yang terkonsolidasi dan mengintegrasikan secara cepat, akurat, dan komprehensif.

“Harus ada sistem peringatan dini, maka diperlukan perencanaan matang, maka perlu master plan selama tahun ini di mana titik rawan gempa, tsunami, longsor untuk mitigasi di tahun ke depan,” jelasnya.

Secara terpisah Gubernur Bali, Made Mangku Pastika mengatakan, setiap kabupaten/kota sudah memiliki BPBD yang saling berhubungan satu sama lain.

“Sebenarnya kita di Pusdalops BPBD sudah ada mitigasi bencana, kalau ada kerusakan akibat gempa kemarin harus diperbaiki kalau ada dampaknya,” ujarnya. (*)

sumber: TRIBUN-BALI.COM

More Articles ...