logo2

ugm-logo

Jatim miliki peta daerah rawan bencana

Jatim miliki peta daerah rawan bencana

Surabaya - Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf, mengaku memiliki peta daerah rawan bencana di wilayah kerjanya guna mengantisipasi segala kemungkinan yang bisa terjadi, sekaligus kesiapan menanganinya.

"Kami tidak berharap ada bencana di Jatim, tapi kalau memang ada, maka segalanya harus siap dan jangan sampai ada korban," ujarnya di Surabaya, Sabtu.

Ia pun tidak menampik bahwa Jawa Timur (Jatim) termasuk rawan bencana, seperti banjir, tanah longsor, puting beliung hingga gunung meletus.

Oleh karena itu, ia meminta seluruh pihak, terutama pemerintah daerah setempat tidak lengah dan waspada terhadap apa yang mungkin bisa terjadi.

"Ada bencana yang bisa diprediksi, sehingga harus dilakukan pencegahan agar tidak sampai terjadi. Aparat dan pemerintah daerah harus tahu apa yang dilakukannya," ucapnya.

Gus Ipul, sapaan akrabnya, mencontohkan di daerah aliran Bengawan Solo yang rawan banjir, dan pemukiman di lereng gunung berapi yang rawan letusan, maka secara rutin dilakukan simulasi dan berbagai koordinasi dengan pihak terkait.

"Harapan kami, kalau situasinya darurat, maka masyarakat sudah harus tahu apa yang dilakukannya. Ini telah kami pikirkan, tapi semoga tidak sampai terjadi bencana," kata mantan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal itu.

Ketika disinggung tentang aktivitas Gunung Bromo, Gus Ipul mengemukakan, semua aktivitas penduduk masih aman selama dilakukan di luar titik yang ditentukan, yakni 2,5 kilometer dari kawah puncak.

"Intinya, segala aktivitas di luar kawasan lautan pasir tidak ada masalah. Masyarakat yang akan berwisata kami persilakan datang beramai-ramai karena memang sangat indah," katanya.

Berdasarkan laporan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur untuk kondisi Gunung Bromo pada Sabtu (2/1) pukul 06.00 hingga 12.00 WIB, cuaca terpantau cerah-mendung dan angin tenang yang suhu berkisar 14 hingga 17 derajat Celcius.

Adapun kondisi gunung berkabut, asap kelabu kecoklatan tebal dengan tekanan sedang hingga kuat dengan ketinggian 1.200 meter dari puncak atau 3.529 meter di atas permukaan laut ke utara sampai barat laut, serta kondisi tremor amax mencapai tiga hingga 22 milimeter (mm), dan dominan lima mm.

Editor: Priyambodo RH

sumber: antara

Pemkot Alokasikan Rp4 Miliar untuk "Tangkis" Bencana

Ilustrasi Anggaran Pendapatan dan Belanja (JIBI/Bisnis/Dok.)

SOLO — Uang senilai Rp4 miliar yang bersumber pada APBD 2016 dialokasikan sebagai dana tanggap darurat bencana. Anggaran yang diplot dalam pos tak terduga itu akan dicairkan Pemkot jika terjadi bencana alam.

Pejabat Pelaksana Harian (Plh) Penjabat (Pj) Wali Kota Solo Budi Yulistianto mengatakan alokasi dana tanggap bencana tahun ini sama seperti dana tanggap bencana di 2015 lalu. “Dana bisa digunakan sewaktu-waktu jika memang terjadi bencana,” katanya ketika dijumpai solopos.com, Minggu (3/1/2016).

Sebagaimana dana tanggap darurat pada 2015, Budi mengatakan sebagian digunakan untuk pendampingan dana bantuan Provinsi Jawa Tengah (Jateng) dalam pembangunan pasar darurat Pasar Klewer yang terbakar pada akhir 2014.

Selain itu dana juga digunakan untuk biaya pembuatan Detail Engineering Design (DED) pasar darurat dan Pasar Klewer yang dibangun pascakebakaran.

“Mudah-mudahan tahun ini tidak ada bencana. Doanya kan itu. Kalau bisa ya tidak usah digunakan seperti tahun lalu,” harap dia.

Budi menjelaskan mekanisme pencairan dana tak terduga biasanya dilakukan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), termasuk untuk menyalurkan bantuan korban banjir yang melanda sejumlah wilayah di Solo.

Kepala Pelaksana Harian BPBD Kota Solo Gatot Sutanto sebelumnya meminta warga yang berada di daerah rawan banjir untuk mewaspadai ancaman bencana banjir.

Ia memperkirakan puncak musim hujan akan terjadi pada Januari hingga Februari nanti. “Perkiraan itu berdasar informasi yang kami peroleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika,” kata dia.

sumber: Solopos.com

More Articles ...