logo2

ugm-logo

Tujuh Kecamatan di Merangin Dilanda Banjir

Banjir

JAMBI -- Tujuh Kecamatan di Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi, Kamis (28/1), dilanda banjir akibat tingginya curah hujan di daerah itu sejak sepekan terakhir.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Merangin, Ibrahim mengatakan tujuh kecamatan yang dilanda banjir itu yakni Kecamatan Lembah Masurai, Siau, Pangkalan Jambu, Pamenang Selatan, Pamenang, Tabir Barat dan Tabir.

"Banjir juga menyebabkan longsor di Kecamatan Lembah Masurai. Bencana longsor juga mengancam Kecamatan lain yang saat ini dilanda banjir, apalagi jalan Bangko - Kerinci yang memang rawan longsor," kata Ibrahim.

"Kami harus membagi tim reaksi cepat (TRC) untuk terjun ke lokasi kejadian. Karena jumlah tim TRC terbatas, kami berharap bantuan dari masyarakat," katanya.

Ibrahim mengatakan, air di beberapa anak sungai di Kabupaten itu mulai meluap sejak Kamis dini hari sekitar pukul 03.00 WIB. Bencana banjir kali ini diprediksi banyak menimbulkan kerugian materi, karena sejumlah infrastruktur mengalami kerusakan parah akibat banjir bandang.

"Laporan awal ada tiga jembatan rusak. Di desa Sekancing dua jembatan dan di Dusun Tuo satu jembatan. Ini belum laporan dari daerah lain. Belum lagi kerusakan rumah, sawah dan infrastruktur pemerintah lainnya," katanya.

Sedangkan jumlah rumah yang terendam belum dipastikan karena masih dilakukan pendataan, Sementara untuk korban jiwa sejauh ini baru ada kabar dari korban longsor di Lembah Masurai. Kabarnya ada tujuh orang yang tertimbun. Itu pun belum bisa dipastikan kondisi mereka sebenarnya.

Informasi yang berhasil dihimpun, tujuh warga tersebut tertimbun saat berada di dalam pondok kebun di kawasan Desa Dusun Tuo.

Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Merangin, Sabli membenarkan hal itu, pihaknya tengah dalam perjalanan menuju lokasi kejadian.

"Hujan tadi malam cukup lebat. Sejumlah desa terkena banjir dan terakhir kabarnya ada tujuh warga yang tertimbun longsor di Desa Dusun Tuo Kecamatan Lembah Masurai. Saya bersama TRC dalam perjalanan menuju lokasi kejadian," kata Sabli.

Kapolsek Lembah Masurai, AKP Ismael juga membenarkan kabar tersebut. "Kabarnya ada tujuh orang yang tertimbun. Tapi kita belum bisa memastikannya," kata Kapolsek.

sumber: REPUBLIKA.CO.ID

BNPB Berdayakan Masyarakat Cegah Kebakaran Hutan 2016

 

Kebakaran Hutan

PEKANBARU -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei mengatakan Indonesia harus melakukan pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) berbasis pemberdayaan masyarakat.

Hal tersebut sejalan dengan perintah Presiden RI Joko Widodo mengenai pencegah kebakaran karhutla di 2016.

"Riau akan menjadi contoh atau model untuk daerah lain," ujar Willem dalam siaran persnya, semalam. Dalam pengimplementasian di lapangan perlu adanya kelompok masyarakat yang di-backup penuh oleh TNI dan Polri.

BNPB atau Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mempunyai fungsi koordinasi. Banyak pelajaran dalam karhutla 2015, salah satunya kerugian Indonesia sebesar Rp 221 triliun akibat karhutla menurut World Bank, serta menjadi isu internasional karena asap mengganggu daerah tetangga.

Lahan gambut yang terbakar cukup luas sehingga kebakaran mudah terjadi dan menyebarluas sehingga sulit untuk dipadamkan.

"Ada peraturan yang memperbolehkan membakar dua hektare lahan, tetapi masyarakat lupa untuk membikin sekat agar tidak meluas dan memadamkan," ucap Willem.

Willem juga mengucapkan penghargaan yang tinggi kepada gubernur, bupati, TNI/Polri serta SKPD terkait di Riau dalam kesiapsegeraan menghadapi karhutla.

Deputi bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB Wisnu Wijaya mengatakan pencegahan berbasis pemberdayaan masyarakat yakni setiap kelompok memiliki relawan pemadam kebakaran hutan. Mencari data dan informasi di lapangan dan wajib dilakukan.

"Prinsipnya ada yang memimpin, merencanakan, mendukung dan melaksanakan dalam struktur pengembangan organisasi desa sebagai agen untuk memadamkan api dan melaporkan informasi karhutla di lapangan atau desanya," ujar Wisnu.

Beberapa konsep operasi pencegahan berbasis masyarakat diantaranya Setiap satuan pencegahan karhutla tingkat desa bertanggungjawab atas keamanan desanya dari ancaman karhutla, tokoh masyarakat yang ditunjuk sebagai komandan dan anggota kelompok standby selama 24 jam.

Selain itu, mampu dikerahkan dalam hitungan menit (kurang dari satu jam) secara terencana, terpadu dan terkoordinasi berdasarkan standard operation prosedure (SOP) serta mampu melakukan evakuasi warga jika kebakaran tidak terkendali.

sumber: http://nasional.republika.co.id

More Articles ...