logo2

ugm-logo

Menteri Desa Marwan Jafar Perkuat Program Daerah Tangguh Bencana

Menteri Desa Marwan Jafar Perkuat Program Daerah Tangguh Bencana

JAKARTA - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT), Marwan Jafar berencana memperkuat program Daerah Tangguh Bencana guna mengurangi risiko bencana di daerah tertinggal.

Pasalnya, masih banyak daerah yang belum memiliki regulasi yang baik dalam menghadapi bencana, termasuk banjir.

"Program ini bertujuan untuk mengantisipasi kelemahan daerah dalam mengatasi bencana. Melalui program ini, kita mencoba untuk mengkonversi daerah rawan bencana menjadi daerah tangguh bencana," ujar Marwan.

Menurut Marwan, dari 122 daerah tertinggal saat ini, terdapat 96 daerah yang masuk kategori rawan bencana.
Tingginya jumlah tersebut, mendorong Menteri Marwan untuk mempercepat realisasi program tersebut.

"Karena anggaran kita terbatas, program ini akan dilakukan bertahap. Kita juga bisa manfaatkan dana desa untuk pembangunan infrastruktur yang dapat mengurangi risiko bencana," ujarnya.

Terdapat tiga esensi yang akan dilakukan dalam daerah tangguh bencana. Hal tersebut berkaitan dengan regulasi, pendekatan kelembagaan dan investasi.

"Regulasi penanggulangan bencana harus jelas. Ketika planning sudah siap, pelaksanaan secara kelembagaannya bagaimana. Kemudian investasi berkaitan dengan fasilitas seperti DAM dan sebagainya. Fasilitas yang bisa dibantu akan kita bantu, seperti halnya early warning system untuk mendeteksi bencana misalnya," ujarnya.

Selain itu, Menteri Marwan juga akan melakukan penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) di daerah, melalui bimbingan teknis bencana.

Melalui hal tersebut, daerah diharapkan memiliki pemahaman dan peka terhadap bencana.

"Pemahaman dan kepekaan masyarakat dalam menghadapi bencana ini juga investasi. Akan kita bantu melalui Bimtek (Bimbingan Teknis)," ujarnya.

sumber: tribunnews

Hujan di Atas Normal, Bandung Barat Nyatakan Siaga Bencana

BANDUNG BARAT- Badan Penanggulangan Bencana Daerah(BPBD) Kabupaten Bandung Barat menetapkan status siaga bencana hingga tiga bulan ke depan sebagai langkah peningkatan kewaspadaan terjadinya bencana alam.

Ini dilakukan mengingat informasi dan analisis Badan Metreologi, Kilomatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kelas 1 Bandung, yang memprediksi wilayah Kabupaten Bandung Barat akan diguyur hujan deras dengan intensitas diatas normal hingga pertengahan April mendatang.

Sekretaris BPBD Kabupaten Bandung Barat Harry mengatakan, diprakirakan hingga pertengahan April sifat hujan di atas normal dengan kriteria 151-300 mm. Penetapan status siaga ini dalam upaya kesiapsiagaan penanggulangan bencana. Sehingga perlu dilakukan upaya-upaya penangan lebih lanjut secara konsisten yang meminimalisir dampak bencana.

“Perlu segera ditempuh penanganan yang bersifat cepat tepat, dan terpadu sesuai standar dan prosedur penanggulangan bencana,” ungkapnya di Ngamprah, Senin (8/2/2016) siang.

Menghadapi musim hujan seperti sekarang, lanjutnya, masyarakat dihimbau tetap waspada dan melaporkan jika di sekitar lingkungan terdekat terjadi pergerakan tanah sebagai langkah antisipasi jika terlihat tanda-tanda akal terjadi bencana alam.

“BPBD Kabupaten Bandung Barat memiliki 57 orang personil, sekalipun di bagian administrasi tetap bisa diterjunkan ke lapangan manakala terjadi bencana alam, ” imbuhnya.

Dia menambahkan, selama musim hujan telah terjadi 20 kali bencana baik longsor, banjir bandang, maupun angin‬ puting beliung namun masih dalam skala kecil.

Bencana alam tanah longsor merupakan yang paling sering terjadi‬ pada musim hujan bahkan pada tahun 2014. Kejadian longsor di Kabupaten Bandung Barat terbanyak kedua setelah Kabupaten Bogor. (Tri/MSU)

sumber: FOKUSJabar.com

More Articles ...