logo2

ugm-logo

Simulasi Dianggap Penting Karena Malang Masih Rawan Bencana

Simulasi Dianggap Penting Karena Malang Masih Rawan Bencana

Kabupaten Malang dinilai masih rawan terjadinya bencana alam. Karena itu simulasi penanganan yang cepat dan tepat sangat diperlukan.

Bupati Malang, H. Rendra Kresna mengapresiasi langkah TNI bersama BPBD dan instansi lainnya yang menggelar simulasi penanganan bencana alam.

“Karena Kabupaten Malang ini rawan terjadinya erupsi gunung berapi, angin puting beliung, dan gempa bumi,” ujar Bung Rendra saat menghadiri acara penanggulangan bencana di Stadion Kahuripan Turen, Kamis (06/04).

Rendra menambahkan memang perlu diciptakan suatu koordinasi yang baik dari semua unsur, baik TNI, BPBD dan instansi lainnya. Sehingga saat terjadi bencana, semua unsur akan bergerak untuk mengambil tindakan sesuai fungsi dan peranannya.

“Maka kesiapsiagaan itu memang harus dilatih. Jika terjadi suatu bencana kita sudah tahu harus bagaimana menyelamatkan diri juga cara berkoordinasi yang baik dari semua pihak,” tambahnya.

Mengenai anggaran untuk penanganan bencana alam sendiri, Rendra mengatakan ada anggaran sendiri yang khusus untuk bencana alam dan dikelola BPBD.

“Tapi jika sudah terjadi bencana, segala anggaran bisa diproyeksikan untuk penanggulangan,” paparnya.

Pemkab Bangun Penampungan Pengungsi di Ring Satu Lokasi Bencana

Pemkab Bangun Penampungan Pengungsi di Ring Satu Lokasi Bencana

Ponorogo - Pemerintah Kabupaten Ponorogo akan memulai membangun tempat penampungan sementara bagi para pengungsi tanah longsor Banaran mulai, Jumat (7/4) besok.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Ponorogo, Jamus Kunto, Kamis (6/4/2017) mengatakan, terdapat dua tempat yang akan digunakan lokasi pembangunan, yakni Pos Induk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo di ring satu serta di sebelah atas rumah Kepala Desa Banaran.

"Sesuai dengan hasil rapat dengan pak Bupati tadi malam dan sudah kami tindak lanjuti dengan kepala desa akhirnya sepakat untuk menentukan tempat pembangunan itu," katanya.

Penampungan sementara tersebut nantinya akan digunakan oleh sekutar 30 kepala keluarga yang menjadi korban bencana tanah longsor. Masing-masing lokasi akan dilengkapi dengan MCK dan sistem sanitasi yang memadai.

"Besok posko akan kami robohkan dan dibersihkan untuk selanjutnya dimulai proses pembangunan," ujarnya.

Terkait lokasi pembangunan yang masuk dalam ring satu lokasi bencana, Jamus mengaku tidak menjadi persoalan, karena telah mendapatkan rekomendasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

"Tidak masalah, sudah kami rekomendasikan ke sana (PVMBG) dan sudah diverifikasi," imbuhnya.

Sementara itu hingga saat ini Tim SAR gabungan belum berhasil menemukan kembali puluhan korban yang dinyatakan masih hilang. Sehingga tercatat mulai awal pencarian hingga Kamis malam baru tiga jasad korban yang berhasil ditemukan dari total 28 korban hilang.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Ponorogo, Sumani mengatakan sesuai dengan keputusan bupati, masa tanggap darurat berlangsung selama 14 hari, mulai dari tanggal 2 hingga 15 April 2017.

"Untuk proses pencarian pasti akan dilakukan evaluasi, ketika nanti di tengah jalan pihak keluarga meminta untuk dihentikan dan rekomendasi Basarnas juga demikian, maka akan dihentikan," katanya.

Namun menurutnya, hingga saat ini belum ada rekomendasi tersebut, sehingga proses pencarian masih dilakukan seperti biasa. Untuk memaksimalkan pencarian, pihaknya menambah beberapa alat penyemprot air.

Tim tanggap darurat juga mengoptimalkan alat berat, anjing pelacak, ribuan relawan serta para korban yang selamat sebagai penunjuk lokasi.
(bdh/bdh)

More Articles ...