logo2

ugm-logo

BNPB: 63,7 Juta Penduduk Indonesia Tinggal Di Daerah Rawan Bencana Banjir

BNPB:  63,7 Juta Penduduk Indonesia Tinggal di Daerah Rawan Bencana Banjir

JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana mencatat sebanyak 63,7 juta penduduk Indonesia tinggal di daerah rawan bencana banjir.

Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB menyebutkan intensitas banjir yang mengancam mereka pada kadar sedang hingga tinggi. Selain itu sebanyak 40,9 juta jiwa masyarakat tinggal di daerah-daerah rawan longsor.

"Untuk itu masyarakat dihimbau untuk meningkatkan kewaspadaannya, terutama menjelang puncak musim hujan. Mereka harus diselamatkan agar tidak terkena bencana," ujar Sutopo, Sabtu (23/1/2016).

Menurut Sutopo saat ini dampak El Nino telah menyebabkan musim hujan terlambat dibandingkan normalnya. Cuaca kering dan hujan jarang turun. Bahkan di beberapa tempat, khususnya di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara curah hujan terjadi penurunan.

Meski begitu, Sutopo menyebut masyarakat tetap waspada dengan pola puncak hujan yang biasanya terjadi pada Januari. Hingga kini, sejak awal Januari tercatat ada 49 kejadian bencana hinga minggu ketiga Januari 2016.

"Biasanya Januari merupakan puncak kejadian bencana hidrometeorologi yang seringkali mencapai ratusan kejadian. Januari adalah bulan paling banyak kejadian bencana karena pada Januari juga merupakan puncak curah hujan sehingga memicu terjadinya banjir, longsor dan puting beliung," ujar Sutopo lagi.

Dalam empat hari terakhir banjir dan longsor terjadi di 14 daerah di Indonesia. Banjir terjadi di Kota Pati, Kota Singkawang, Kota Mojokerto, Kota Palopo, Sarolangun, Musi Rawas, Kampar, dan Kutai Kartanegara.

Banjir yang terjadi di sejumlah wilayah menyebabkan dua orang meninggal dunia, ribuan rumah terendam banjir dan ribuan masyarakat terdampak akibat banjir. Longsor juga terjadi di Kabupaten Kerinci, Kota Manado, Brebes, Banjarnegara, Bandung, dan Kuningan yang menyebabkan tiga orang tewas, 1 orang hilang, dan ratusan rumah terancam longsor.

Sutopo melanjutkan, berdasarkan data BMKG, hujan akan mencapai puncak musim hujan pada akhir Januari dan Februari 2016. Meskipun saat ini El Nino masih berada dalam intensitas kuat, tetapi kondisinya terus meluruh dan diperkirakan akan memasuki fase netral pada bulan Maret/April 2016.

sumber: Bisnis.com

Kesulitan Mobilitas Bantuan Bencana, Riau Minta Helikopter ke Pusat

http://www.borneonews.co.id/images/upload/cerita-tim-sar-saat-evakuasi-jenazah.jpg

PEKANBARU - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau Edwar Sanger sedang meminta izin helikopter BNPB untuk digunakan di Riau dalam memobilisasi bantuan bencana. Baik itu bencana banjir di Riau daratan dan Kebakaran Hutan dan lahan yang terjadi di pesisir Riau.

"Saya jelaskan ke Pak Kepala BNPB, kalau masalah di Riau itu sangat komplit, ada banjir dan Karhutla sehingga butuh helikopter,"ujar Edwar Sanger kepada Tribun Selasa (19/1/2016).

Selain banjir dan Karhutla, bencana lainnya yang melanda Riau adalah longsor yang sudah menyebabkan empat desa terisolir. Sehingga untuk mengantarkan bantuan dibutuhkan jalur udara, karena jalur darat terputus.

"Kalau sesuai dengan aturannya, harus dalam status siaga darurat dulu baru dapat bantuan Helikopter. Tapi kondisi Riau saat ini memang harus mendapatkan bantuan helikopter. Saya sudah jelaskan ke BNPB, hari ini akan diurus,"ujar Edwar Sanger.

Edwar Sanger juga menambahkan meskipun sejumlah wilayah Riau bagian selatan dilanda hujan lebat, namun Riau bagian utara atau bagian pesisir dilanda kekeringan atau kemarau. Sehingga muncul sejumlah titik Hotspot.

"Makanya memang Riau itu sangat membutuhkan helikopter, BNPB mengizinkan dan sedang diurus izin pemakaiannya,"jelas Edwar. (*)

sumber: TRIBUNPEKANBARU.COM

More Articles ...