logo2

ugm-logo

BMKG Pantau 10 Titik Api di Sumbar

Padang - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Padang memantau sekitar 10 titik panas (hotspot) di Sumatera Barat hingga Senin. Terlebih, curah hujan di wilayah ini relatif rendah.

"Titik panas itu tersebar di kabupaten dan kota di Sumbar, masing-masing lima titik di Kabupaten Dharmasraya, tiga titik di Kabupaten Limapuluh Kota, dan dua titik di daerah Sijunjung," kata Kasi Observasi dan Informasi BMKG Padang, Budi Iman Samiaji di Padang, Senin (27/7/2015).

Menurut dia, saat ini curah hujan di daerah Sumbar relatif rendah dengan kelembapan mencapai 80 persen sehingga banyak lahan yang mengalami kekeringan.

"Lahan kering ini rentan kebakaran jika tidak hati-hati. Apalagi jika perilaku pembakaran lahan masih dilakukan oleh masyarakat," kata Budi.

BMKG memprediksi curah hujan rendah di Sumbar masih akan berlangsung hingga pertengahan Agustus.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkap ada 308 titik panas di wilayah Sumatera dari pantauan satelit Modis dan (Terra-Aqua) pada Minggu 26 Juli 2015.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menyampaikan ratusan titik panas ini tersebar di Riau 122 titik, Sumatera Selatan 59 titik, Jambi 58 titik, Bengkulu 10 titik, Sumbar 19 titik, Sumut 25 titik, Bangka Belitung sembilan titik, Kepulauan Riau satu titik dan lima titik di Lampung.

Karena itu, dia meminta kepala daerah dan aparat untuk aktif turun ke lapangan melakukan pencegahan di daerahnya masing-masing. Sebab, pencegahan lebih efektif dari pemadaman.

Dia juga mengingatkan adanya ancaman kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sumatera menyusul meningkatnya jumlah titik panas akibat adanya penguatan aktivitas badai El Nino.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi badai El Nino akan melanda Indonesia hingga November 2015 ini. Akibatnya, awal musim hujan di beberapa wilayah di Indonesia akan mengalami kemunduran. (Ant/Bob/Ali)

sumber: Liputan6.com

15 Orang Tewas Akibat Cuaca Dingin Ekstrem di Papua

Jayapura - Akibat cuaca dingin ekstrem yang membekukan Kabupaten Lanny Jaya dan Puncak Jaya, 15 warga meninggal dunia. Sebagian besar korban meninggal akibat tak tahan suhu dingin ekstrem dan kekurangan bahan makanan karena ladang mereka membeku.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Minggu (26/7/2015), beginilah kondisi embun beku yang merusak tanaman di kebun warga yang berdiam di Distrik Agadugume, Kabupaten Puncak, setelah hujan es dan embun beku melanda selama sepekan sejak awal Juli hingga 15 Juli di distrik ini.

Hal yang sama juga terjadi di 3 distrik di Kabupaten Lanny Jaya yaitu Distrik Kuyawage, Distrik Goa Baliem dan Distrik Wano Barat. Tak hanya tanaman pangan yang rusak, pohon-pohon juga mengering akibat serangan cuaca dingin ekstrem.

Kepala dinas kesehatan Kabupaten Lanny Jaya menyatakan, 15 warga meninggal dunia akibat cuaca ekstrem.

Tim medis yang diturunkan dinas kesehatan kabupaten Lanny Jaya menemukan banyak anak-anak terserang diare dan sesak pernapasan atau ispa di lokasi distrik Kuyuwage yang merupakan lokasi terparah akibat bencana embun beku ini.

Sementara itu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Provinsi Papua telah mendistribusikan bahan makanan berupa beras juga obat-obatan ke lokasi bencana hujan es ini. 13,4 Ton bantuan berupa makanan siap saji, kasur, dan bahan pangan lainnya juga diserahkan BNPB dan didistribusikan ke 2 kabupaten ini menggunakan helikopter dan pesawat ringan karena tak dapat diakses melalui jalan darat.

Total jumlah keluarga di 2 kabupaten di Papua yang dilanda bencana embun beku dan cuaca ekstrem dingin mencapai 20.160 keluarga. (Nda/Ali)

sumber: Liputan6.com

More Articles ...