logo2

ugm-logo

GEMPA 5,7 SR DI TENGGARA CIAMIS, TIDAK BERPOTENSI TSUNAMI

http://static.republika.co.id/uploads/images/kanal_sub/gempa-bumi-ilustrasi-_140125141723-862.jpg

BMKG telah melaporkan terjadi gempa 5,7 SR, pada Sabtu (25-7-2015) pukul 04:44:39 WIB. Pusat gempa di Samudera Hindia di kedalaman 10 km, dengan lokasi:
- 111 km Tenggara Ciamis - Jabar;
- 115 km Tenggara Cilacap - Jateng:
- 117 km Barat Daya Kebumen - Jateng:
- 147 km Barat Daya Yogyakarta.

Gempa tidak berpotensi tsunami.

Posko BNPB sudah mengkonfirmasi dampak gempa ke beberapa BPBD. Gempa dirasakan lemah, sedang hingga kuat oleh masyarakat di beberapa daerah oleh masyarakat di Tasikmalaya, Kota Ciamis, Cilacap, Kebumen, Purworejo, Purbalingga, Kota Yogyakarta, Gunungkidul, Bantul, Prambanan Klaten, Solo, Magelang, Wonogiri, Pacitan, dan Ponorogo.

Gempa terasa kuat sekitar 10-15 detik di Tasikmalaya, Cilacap, Purbalingga, Kebumen, Gunungkidul dengan guncangan yang meliuk-liuk. Sebagian masyarakat berhamburan ke luar rumah dan berteriak gempa. Belum ada laporan kerusakan bangunan dan korban jiwa akibat gempa tersebut. BPBD masih melakukan pemantauan di daerahnya.

Pusat gempa 5,7 SR bukan berada di jalur subduksi atau pertemuan lempeng Hindia Australia dan lempeng Eurasia, tetapi berada di sisi dalam lempeng Eurasia. Wilayah selatan Pulau Jawa adalah daerah rawan gempa dan tsunami. Aktifnya jalur subduksi tersebut bergerak rata-rata 5-7 cm per tahun ke arah Timur Laut-Utara. Potensi gempa maksimum di Jawa Megathrust di selatan Jawa sekitar 8,1 - 8,2 SR. Dari Selat Sunda hingga Bali sepanjang jalur Jawa Megthrust tersebut baru di selatan Pangandaran (7,8 SR, tahun 2006) dan selatan Banyuwangi (7,8 SR, 1994) yang pernah terjadi gempa besar dan tsunami dalam kurun waktu 165 tahun terakhir. Daerah lainnya tidak ada catatan sejarah gempa besar dan dinyatakan sebagai seismic gap.

Upaya kesiapsiagaan dan pengurangan risiko bencana di daerah selatan Jawa harus ditingkatkan terus menerus karena memang wilayah tersebut rawan gempa dan tsunami.

Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB

Masyarakat Sumbar Diminta Waspada Bencana Angin Kencang

http://hariansinggalang.co.id/wp-content/uploads/2015/06/angin.jpg

PADANG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap cuaca di daerah tersebut. Pada Selasa (21/7) lalu, sebuah angin puting beliung berskala kecil menerjang Danau Atas, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Sumbar.

Saat cuaca cerah, tiba-tiba gumpalan awan gelap disertai angin kencang membentuk pusaran menerjang kawasan tersebut. Akibat pusaran angin yang terjadi selama 40 menit tersebut, dua rumah dilaporkan mengalami kerusakan, satu berupa rusak berat dan rusak ringan. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.

"Seperti tornado kecil. Ini fenomena alam, masih pancaroba, dari kemarau ke lembab. Tiba-tiba ada angin dan gumpalan awan hitam," kata Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan BPBD Sumbar, Pagar Negara di Padang, Rabu (22/7).

Sementara itu, Kepala Seksi (Kasi) Observasi dan Informasi BMKG Padang, Budi Iman Samiaji memprediksi, sebagian besar wilayah Sumbar masih akan diguyur hujan dengan intensitas sedang. Seperti di Mentawai, sebagian Padang, sebagian Padang Panjang.

Untuk kecepatan angin dari tenggara menuju barat daya, rata-rata 04-17 km per jam dengan kecepatan maksimal bisa mencapai 38 km per jam. Dengan kisaran suhu 23,2 Celcius dan maksimal 31,6 Celcius. Sementara tinggi gelombang laut berkisar antara 0.50 sampai 0.75 meter.

Bila terjadi angin besar yang membentuk pusaran, Pagar mengingatkan kepada masyarakat untuk mengamankan diri di sudut-sudut rumah. "Cari tempat di sudut untuk pengamanan diri, yang segitiga, aman itu. Karena dia (angin) narik ke atas," ujar Pagar menambahkan.

sumber: REPUBLIKA.CO.ID,

More Articles ...