logo2

ugm-logo

Mantrijeron Ditetapkan Menjadi Kampung Siaga Bencana

Mantrijeron Ditetapkan Menjadi Kampung Siaga Bencana

YOGYA - Dinas Sosial DIY menetapkan Kelurahan Gedongkiwo, Mantrijeron, Yogya, sebagai Kampung Siaga Bencana, Minggu (9/8/2015). Penetapan Mantrijeron menjadi pencanangkan kampung siaga bencana ketiga di Yogya.

Kepala Dinas Sosial DIY, Untung Sukaryadi, mengatakan peran dari kampung siaga bencana ini sangat dibutuhkan. Kampung siaga bencana ini merupakan penanggulan bencana berbasis masyarakat dan didukung oleh semua pemangku kepentingan, khususnya dari kepolisian, TNI,

Ia mengatakan, pembentukan Kampung Siaga Bencana (KSB) adalah dalam rangka meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menanggapi bencana yang kerap kali terjadi di Yogya.

"Yogya adalah tidak ada sejengkal tanah pun yang tak terancam bencana, sehingga masyarakat menjadi garda depan yang dapat mengatasi pertama kali, karena pemerintah tidak dapat langsung turun secara langsung," ujar Untung, Minggu (9/8/2015).

KSB Mantrijeron dilengkapi dengan Gardu Sosial dan Lumbung Logistik. Gardu Sosial berfungsi untuk tempat koordinasi, konsolidasi, dan musyawarah antar warga masyarakat, untuk membicarakan langkah-langkah apa yang harus dilakukan ketika terjadi bencana.

Lumbung Logistik pun dibentuk sebagai Buffer Stock, sarana penyimpanan peralatan-peralatan penanggulanan bencana maupun logistik.

Lumbung logistik meliputi tenda pengungsi, tenda keluarga, tenda gulung, matra, selimut, food ware, kids ware, family kota, peralatan dapur umum, juga logistik seperti mie instan, sarden, kecap, minyak goreng, sosis, abon, dendeng, kornet dan air mineral.

Gardu Sosial berfungsi untuk koordinasi, dan konsolidasi, musyawarah antar warga masyarakat. Gardu logistik berisi kelengkapan-kelengkapan logistik yang dibutuhkan saat terjadi bencana, seperti peralatan-peralatan," ujar Untung.

Untung berharap adanya KSB ini agar masyarakat lebih mengenali bencana, dan penanggulangannya secara langsung.

"Bencana alam disekitar banyak sekali, disini paling besar bencana air, lantas bagaimana penanggulan suata jenis bencana, disini dibedakan antara laka air dan gempa, ataupun gunung merapi beda sekali karakternya, maka dari itu dikenalkan kepada masyarakat, jenis-jenisnya, dan penanggulangannya," ujarnya.

Sedangkan Wakil Ketua Forum Koordinasi Tagana DIY, Budiman Setya Nugroho, mengatakan, Taruna Tanggap Bencana (Tagana) dibawah Dinsos DIY bertindak sebagai pendamping dan pemateri kepada masyarakat,

Dalam acara penetapan KSB Mantrijeron, juga sekaligus diadakan simulasi terjadinya bencana banjir di Sungai Winongo, yang diikuti oleh warga Gedongkiwo, bersama personel Tagana, Dinas Sosial, Linmas maupun Kepolisian.

Simulasi berawal ketika sungai Winongo meluap dan menyebabkan banjir. Tim KSB yang siap siaga, lalu berkumpul, berkoordinasi di Gardu Sosial, lalu bergerak melakukan evakuasi secara langsung.

"Semisal terjadi bencana nanti, masyarakat bisa mengatasi, karena secara logistik ada, secara SDM juga sudah ada. Kalau di kota baru ketiga ini dicanangkan KSB. Nanti masih ada sembilan desa yang ada DIY yang akan dibuat kampung siaga bencana serupa," ujar Budiman. (Tribunjogja.com)

 

14 Orang Tewas Akibat Topan Soudelor di China, Ratusan Ribu Diungsikan

14 Orang Tewas Akibat Topan Soudelor di China, Ratusan Ribu Diungsikan

Beijing, - Topan Soudelor melanda wilayah pantai timur China dan menewaskan 14 orang. Ratusan ribu warga pun diungsikan.

Ke-14 orang tersebut tewas setelah terseret arus banjir ataupun tertimpa reruntuhan rumah yang ambruk akibat tanah longsor. Sebanyak empat orang lainnya saat ini belum ditemukan. Demikian disampaikan otoritas di provinsi Zhejiang seperti diberitakan kantor berita resmi China, Xinhua dan dilansir Reuters, Senin (10/8/2015).

Topan ini telah memaksa lebih dari 188.400 orang meninggalkan rumah-rumah mereka di wilayah Zhejiang dan sekitar 320 ribu orang di wilayah Fujian pada Minggu, 9 Agustus waktu setempat.

Lebih dari 530 penerbangan juga terpaksa dibatalkan dan 191 kereta berkecepatan tinggi terhenti.

Beberapa hari sebelumnya, topan ini telah menewaskan enam orang di Taiwan, sebelum kemudian bergerak melintasi Selat Taiwan dan menghantam daratan provinsi Fujian pada Sabtu, 8 Agustus larut malam waktu setempat. Topan ini kemudian menuju ke wilayah tetangga, Zhejiang dan Jiangxi pada Minggu, 9 Agustus waktu setempat.

Di Taiwan, selain menewaskan enam orang, topan ini juga menyebabkan empat orang hilang dan nyaris 400 orang lainnya terluka. Menurut perusahaan listrik Taiwan Power Co, setengah juta orang juga masih mengalami mati listrik di Taiwan pada hari Minggu (9/8) kemarin.

Topan dahsyat Soudelor ini telah melemah menjadi badai tropis saat menuju daratan China.

More Articles ...