logo2

ugm-logo

Pemerintah Kabupaten/Kota Harus Segera Bergerak Ketika Terjadi Bencana

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB, Muhammad Rum menyatakan harapannya agar pemerintah kabupaten/kota bisa segera bertindak jika semisal di daerahnya terjadi bencana. Demikian disampaikannya pada suarantb.com, Rabu, 18 Januari 2017.

“Kalau memang kabupaten/kota sanggup melakukan penanganan dengan cepat demi warganya, lakukanlah dengan APBD kabupaten/kota. Mungkin ada hal-hal yang bisa dilakukan kabupaten/kota dilakukan dulu. Jangan menunggu bantuan dari provinsi atau dari pusat,” ujarnya.

Dengan seluruh wilayah NTB ditetapkan sebagai daerah siaga bencana, BPBD NTB mengalami kesulitan jika harus menangani banyak daerah secara bersamaan. Jika semisal ada bencana yang menimpa beberapa daerah dalam waktu bersamaan, sementara menunggu bantuan dari pusat membutuhkan waktu lama.

“Kalau menunggu bantuan pusat, kan prosedurnya panjang. Ndak bisa uangnya langsung ada, harus ada prosedurnya. Ada surat pernyataan bencana dari daerah, kemudian tunggu diusulkan dari provinsi terus ke pusat. Kemudian ada tim verifikasi lagi yang turun untuk mengecek benar atau tidak. Tapi kalau kabupaten/kota kan bisa langsung menggunakan dana tak terduganya,” jelasnya.

Baca juga:  Kilo Diterjang Banjir Bandang

Rum memberikan contoh, dari banjir yang terjadi di Kabupaten Bima Selasa, 17 Januari 2017 kemarin, terdapat tanggul yang rusak akibat terjangan banjir. “Ada tanggul yang perlu diperbaiki sepanjang 150-200 meter. Kenapa ndak langsung dilakukan oleh kabupaten? Kan ndak perlu nunggu dari provinsi. Mungkin nanti pusat atau provinsi akan melakukan hal-hal yang sifatnya tidak emergency seperti pengurangan risiko bencana,”  katanya.

Bencana banjir memang saat ini kerap melanda beberapa daerah di NTB. Seperti yang terjadi kembali di Bima dan Lombok Timur Selasa kemarin. Tercatat 442 rumah menjadi korban genangan air bah di Lombok Timur. Hujan lebat yang mengguyur wilayah Suela mengakibatkan  Sungai Cermai yang membelah Desa Labuhan Lombok dan Desa Seruni Mumbul meluap. Dusun yang terdampak yaitu Kampung Mandar 230 rumah, Kampung Sasak 12 rumah, Kampung Banjar 50 rumah, Kampung Turingan 150 rumah.

Baca juga:  Ketersediaan Air PDAM Giri Menang Tak Terpengaruh Banjir

Hujan lebat yang mengguyur Kabupaten Bima akibat hujan sepanjang siang hari di wilayah selatan juga mengakibatkan banjir di Kecamatan Tente, Cenggu, Ngali, Ncera dan Langgudu, yang merendam satu SMP, empat rumah dan area persawahan serta merobohkan tanggul setinggi sepuluh meter. Genangan air berkisar antara 40-70 sentimeter. Hari ini, banjir di kedua wilayah tersebut telah surut. Rum juga menyatakan pihak BPBD Lotim telah membantu warga membersihkan sisa-sisa banjir. (ros)

Damkar Depok Kini Juga Urusi Penyelamatan Warga Terkena Bencana Alam

WARTA KOTA, DEPOK -- Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok, sejak awal 2017 ini resmi berubah nama menjadi Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan.

Hal ini sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 terkait Susunan Organisasi Tata Kerja (SOTK) di pemerintahan kabupaten, kota dan provinsi, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok.

Dengan perubahan nama ini, maka Dinas Damkar dan Penyelamatan Depok, sesuai namanya juga mengurus evakuasi pada korban bencana alam, banjir, atau pun evakuasi terkait penyelamatan warga yang tertimpa musibah.

Hal itu dikatakan Sekretaris Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Depok, Agung Sugiharti, Senin (16/1/2017).

"Dinas Damkar dan Penyelamatan saat ini tidak hanya menangani kebakaran saja.Tetapi kami juga mengurusi penyelamatan atau evakuasi warga. Penyelamatan menjadi salah satu fungsi dan tugas dinas kami yang baru atau berubah nama ini," kata Sugiharti, Senin (16/1/2017).

Ke depan, ia berharap, masyarakat Depok yang membutuhkan pelayanan untuk penyelamatan bisa secara cepat menyampaikannya kepada Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Depok melalui call center atau nomor hotline yang tersedia.

"Dengan ditambahnya satu tugas baru di diinas kami, diharapkan kami, bisa membantu warga yang sedang mengalami kesulitan dan butuh pertolongan dari tim penyelamat," kata Sugiharti.

Sebelum berubah nama, kata Sugiharti, tim Dinas Damkar Depok sebenarnya beberapa kali telah turun membantu evakuasi warga korban banjir.

Dengan pengalaman itu, kata dia, dirinya yakin petugasnya mampu menjalani amanat dan tugas yang dibebankan kepadanya.

"Kami yakin kami mampu menjalani fungsi ini sebaik-baiknya," katanya.(bum)

More Articles ...