logo2

ugm-logo

BPDB Balangan Siap Tanggulangi Bencana

PARINGIN - Kabupaten Balangan termasuk memiliki daerah yang rawan terhadap bencana atau musibah, terutama ketika memasuki musim penghujan saat ini, seperti banjir, longsong dan puting beliung.

Instansi terkait tentu saja harus menyiapkan segala sesuatunya termasuk perlengkapan jika sewaktu-waktu musibah tersebut datang menimpa warga Kabupaten Balangan.

Walaupun hingga saat ini status siaga di Kabupaten Balangan masih terbilang aman dan normal, namun dua instansi yakni Dinas Sosial, Ketenagakerjaan dan Transmigrasi serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah(BPBD) sudah sangat siap, termasuk alat peraga dan kelengkapan untuk menunjang dalam memberikan penyelamatan dan bantuan kepada korban bencana.

Kepala Dinas Sosial, Ketenagakerjaan dan Transmigrasi, Ribowo mengatakan bahwa pihaknya bersama tagana mempunyai alat perlengkapan siaga bencana tersebut.

"Kami ada punya satu speedbout, dua perahu karet, dapur peralatan, tenda, serta posko bencana yang dibangun dikecamatan Juai," rincinya.

Menurut Ribowo kondisi kelengkapan semuanya masih dalam kondisi baik dan layak, karena sedari awal sudah disiapkan untuk kesiagaan bencana di kabuapten balangan. "Siap digunakan, kami selalu siaga," cetusny.

Inilah data daerah rawan bencana di Kabupaten Balangan :

Lokasi rawan bencana banjir :
1.Kecamatan Halong
- Tabuan
- Mantuyan
- Mauya
- Marajai
- Binju
- Bangkal
- Baruh Panyambaran
2.Kecamatan Juai
- Juai
- Teluk Bayur
- Gelumbang
- Sirap
- Mungkur Uyam
- Buntu Karau
- Mihu
- Bata
- Lalayau
- Sumber Rezeki
3.Kecamatan Paringin Selatan
- Batu Piring
- Tarangan
- Halubau Utara
4.Kecamayan Lampihong
- Papuyuan
- Pimping
- Tanah Habang Kiri
- Matang Lurus
- Jimamun
5.Kecamatan Awayan
- Awayan
- Badalungga
- Ambakiang
6.Kecamatan Tebing Tinggi
- Tebing Tinggi
- Auh
- Sungsum
- Juuh

Waspada Longsor :
- Lampihong
- Kalahiyang
- Murung Ilung Paringin

Waspada Puting Beliung :
- Sumber Rezeki
- Papuyuan

sumber: tribun

BNPB: 1.525 Bencana Terjadi di Indonesia Selama 2014

Jakarta - Sepanjang 2014, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada sekitar 1.525 kejadian bencana di Indonesia. Meski hanya 1 persen tergolong bencana geologi, namun masyarakat diminta tetap waspada.

"Bencana geologi, khususnya gempa dan tsunami bersifat mendadak. Bisa kapan saja terjadi di daerah rawan," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangannya, Kamis 1 Januari 2015.

Menurut Sutopo dari data yang dimiliki BNPB, ada sekitar 386 kabupaten/kota yang berpotensi terkena bahaya gempa di Indonesia. Angka wilayah sebesar itu memiliki total jumlah penduduk sebanyak 157 juta jiwa.

Sedangkan untuk wilayah potensi tsunami, lanjut dia, ada sekitar 233 kabupaten/kota dengan penduduk 5 juta jiwa. Mereka berpotensi terpapar sedang-tinggi dari bahaya tsunami.

"Meskipun tsunami kecil, namun ancaman ini juga menjadi pelajaran bagi kita bahwa tingkat kesiapsiagaan masyarakat dan Pemda dalam menghadapi tsunami masih rendah," jelas Sutopo.

Dipaparkan Sutopo, dari total ribuan kejadian bencana ini, 99 persen adalah bencana hirometeorologi seperti puting beliung, banjir, longsor, kebakaran hutan dan lahan (karhutla), serta kekeringan.

Erupsi gunung api tercatat ada 5 kejadian yaitu di Gunung Sinabung yang terjadi sejak 13 September 2013 hingga sekarang. Ada juga erupsi Gunung Kelud yang muncul pada 13 Februari 2014, Gunung Sangeangapi yang terjadi pada 30 Mei 2014, Gunung Slamet di 13 September 2014, dan Gunung Gamalama di 18 Desember 2014.

Dari semua bencana gunung berapi itu, papar Sutopo, total 24 orang tewas, 128.167 jiwa mengungsi, dan 17.833 rumah rusak. Bahkan, erupsi Gunung Sinabung saat ini masih menyebabkan 2.443 jiwa (795 KK) mengungsi di 7 titik. Sebanyak 1.212 jiwa (370 KK) harus direlokasi dalam waktu dekat ini.

Erupsi Gunung Kelud dianggap BNPB sebagai yang fenomenal. Kala itu, material dilontarkan ke angkasa hingga 17 kilometer menyebabkan 7 tewas, sekitar 90 ribu orang mengungsi, dan 17 ribu lebih rumah rusak.

"Mengingat masyarakat sekitar Gunung Kelud sudah tangguh menghadapi bencana, dan memaknai erupsi sebagai warisan masa depan, maka pemulihan berjalan dengan cepat," kata Sutopo.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, gempa yang merusak ada sekitar 11 kejadian. Ini menyebabkan 248 orang mengungsi dan 662 rumah rusak. Gempa bumi terjadi antara lain di Jateng pada 25 Januari 2014 dengan wilayah berdampak di Banyumas, Cilacap, Kebumen dan Purworejo.

"Sedangkan kejadian tsunami ada dua, yaitu tsunami dari gempa di Chile pada 2 April 2014 dan gempa 7,3 SR di Halmahera Utara pada 15 November lalu," kata Sutopo.

sumber: VIVAnews