logo2

ugm-logo

Hujan di Atas Normal, Bandung Barat Nyatakan Siaga Bencana

BANDUNG BARAT- Badan Penanggulangan Bencana Daerah(BPBD) Kabupaten Bandung Barat menetapkan status siaga bencana hingga tiga bulan ke depan sebagai langkah peningkatan kewaspadaan terjadinya bencana alam.

Ini dilakukan mengingat informasi dan analisis Badan Metreologi, Kilomatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kelas 1 Bandung, yang memprediksi wilayah Kabupaten Bandung Barat akan diguyur hujan deras dengan intensitas diatas normal hingga pertengahan April mendatang.

Sekretaris BPBD Kabupaten Bandung Barat Harry mengatakan, diprakirakan hingga pertengahan April sifat hujan di atas normal dengan kriteria 151-300 mm. Penetapan status siaga ini dalam upaya kesiapsiagaan penanggulangan bencana. Sehingga perlu dilakukan upaya-upaya penangan lebih lanjut secara konsisten yang meminimalisir dampak bencana.

“Perlu segera ditempuh penanganan yang bersifat cepat tepat, dan terpadu sesuai standar dan prosedur penanggulangan bencana,” ungkapnya di Ngamprah, Senin (8/2/2016) siang.

Menghadapi musim hujan seperti sekarang, lanjutnya, masyarakat dihimbau tetap waspada dan melaporkan jika di sekitar lingkungan terdekat terjadi pergerakan tanah sebagai langkah antisipasi jika terlihat tanda-tanda akal terjadi bencana alam.

“BPBD Kabupaten Bandung Barat memiliki 57 orang personil, sekalipun di bagian administrasi tetap bisa diterjunkan ke lapangan manakala terjadi bencana alam, ” imbuhnya.

Dia menambahkan, selama musim hujan telah terjadi 20 kali bencana baik longsor, banjir bandang, maupun angin‬ puting beliung namun masih dalam skala kecil.

Bencana alam tanah longsor merupakan yang paling sering terjadi‬ pada musim hujan bahkan pada tahun 2014. Kejadian longsor di Kabupaten Bandung Barat terbanyak kedua setelah Kabupaten Bogor. (Tri/MSU)

sumber: FOKUSJabar.com

Kaum Disabilitas Butuh Pedoman Mitigasi Bencana

http://www.rmol.co/images/berita/normal/275211_03035210042015_disabilitas.jpg

BANDA ACEH - Pemerintah Kota Banda Aceh diminta memfasilitasi kaum berkebutuhan khusus (disabilitas) dengan merumuskan panduan dasar dan pelatihan mitigasi bencana kepada kaum difabel, serta membahani masyarakat umum tentang disabilitas. Hal tersebut merupakan rekomendasi workshop “Pengurangan Risiko dan Penanggulangan Bencana Inklusif” yang digelar Forum Komunikasi Masyarakat Berkebutuhan Khusus Aceh (FKM-BKA), 30-31 Januari 2016 di Hotel Lading, Banda Aceh.

Ketua Umum FKM-BKA, Syarifuddin dalam sambutannya, Minggu (31/1) mengatakan, kaum difabel di Aceh sepatutnya mendapatkan pelayanan dan fasilitas yang representatif, apalagi saat bencana datang. “Bencana itu datang tak diundang, dan pergi juga tak disuruh. Untuk itu kami butuh perhatian bukan sekedar bantuan,” ujarnya. Menurutnya, panduan dasar dan pelatihan kebencanaan bagi kaum disabilitas harus menjadi prioritas, sebab wilayah Aceh rawan bencana.

Dia menambahkan, forum yang saat ini dipimpinnya tersebut melibatkan semua jenis disabilitas guna pemenuhan hak-hak disabilitas. “Walau baru seumur jagung, forum ini sudah punya 7 cabang di Aceh yaitu Aceh Selatan, Aceh Barat, Bireuen, Pidie, Sabang, Aceh Besar dan Banda Aceh,” kata Syarifuddin, seraya menyebut pihaknya telah memilih tiga tokoh peduli kaum disabilitas yaitu Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal, dan 2 anggota DPRK Banda Aceh Irwansyah dan Zulfikar Abdullah.

Sementara itu, Wali Kota Banda Aceh, Hj Illiza Sa’aduddin Djamal usai menerima penghargaan yang diserahkan Ketua DPD Himpunan Wanita Penyandang Cacat Indonesia (HWPCI) Aceh, Haflinda SPd menyebutkan, pihaknya merasa belum berbuat optimal bagi kaum disabilitas di Aceh. “Terus terang saya merasa malu menerima award ini. Namun komitmen zero diskriminasi terhadap kaum disabilitas, seperti Raqan kota ramah disabilitas terus kita dorong,” ujar Illiza.

Menurutnya, Pemko Banda Aceh terus berusaha mempersiapkan tenaga pendidik yang mampu mentransfer ilmu kepada kaum disabilitas.(fit)

sumber: tribunews

More Articles ...