Kupang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) telah mengaktifkan posko siaga darurat bencana Gunung Api Ile Lewotolok.
"Kami mengaktifkan posko siaga darurat untuk siaga di kondisi darurat, ada di Kantor BPBD Lembata," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lembata Andris Koban ketika dihubungi dari Kupang, Rabu.
Setelah kenaikan status Gunung Api Ile Lewotolok dari Level II (Waspada) ke Level III (Siaga) pada 27 Februari 2024 pukul 10.00 Wita, BPBD Lembata mulai mengaktifkan posko siaga bencana dan rantai komando.
Ia mengatakan pengendalian terkait bencana ini berada dalam rantai komando yang terjalin baik dari kabupaten, desa, hingga rukun tetangga (RT).
Desa Jontona dan Desa Todanara di Kecamatan Ile Ape Timur yang menjadi desa terdampak pun telah mengaktifkan sistem siaga desa.
"Dua desa itu sudah aktifkan sistem siaga desa, sudah ada peringatan ke desa, sudah aktifkan siaga bencana, piket malam juga sudah diaktifkan, jadi tidak perlu panik," kata Andris.
Satuan Komando Penanganan Darurat Bencana (SKPDB) Kabupaten Lembata telah menyosialisasikan perkembangan terkini gunung api itu dan penanganan darurat bencana yang hendak dilakukan.
Di hadapan masyarakat Desa Jontona dan Todanara, SKPDB mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik.
Andris mengatakan pengamat gunung api dari Pos Pengamatan Gunung Api Ile Lewotolok terus memantau perkembangan terkini khususnya aliran lava yang mengarah ke selatan dan tenggara gunung.
"Kita serius memperhatikan perkembangannya bagaimana," kata dia.
Ia meminta masyarakat untuk mengikuti perintah dan satu komando dalam rantai komando yang telah terbangun.
Pada level kabupaten, komando ada pada Kapolres Lembata AKBP Vivick Tjangkung selaku komandan SKPDB, sedangkan level desa berada pada kepala desa.
"Jadi semua warga satu komando di bawah kepala desa," kata dia.
Gunung Api Ile Lewotolok mengalami kenaikan status aktivitas vulkanik karena adanya peningkatan signifikan baik dari tinggi kolom erupsi dan aliran lava.
Kelompok Rentan Bencana Butuh Kehidupan Berkualitas dan Bermartabat
Jakarta-Humas BRIN. Indonesia adalah negara yang rentan terhadap berbagai jenis bencana alam dan non-alam karena letak geografisnya yang terletak di Cincin Api Pasifik dan memiliki topografi yang kompleks. Pada 2014-2023, bencana paling banyak terjadi pada 2020 sebanyak 5.003 bencana. Bencana yang paling banyak terjadi yaitu puting beliung sebanyak 8.569, diikuti bencana banjir sebanyak 8.334 dan tanah longsor sebanyak 7.437 kejadian.
Sebagian besar wilayah Indonesia terletak di atas jalur-jalur sumber gempa besar dari zona megathrust-subduksi lempeng dan sesar-sesar aktif. Sehingga bukan hanya berpotensi menimbulkan kerusakan infrastruktur dan konektivitas dasar, namun dapat menimbulkan kerugian korban jiwa. Sekitar 96,27% populasi terpapar multihazard, 75% infrastruktur berada pada zona rawan bencana, dan 22,85 Trilyun/tahun rata-rata kerugian akibat bencana.
Penyandang disablitas, lansia, kepala keluarga perempuan, dan anak-anak sebagai kelompok rentan bencana yang perlu memperoleh jaminan untuk dapat menjalani kehidupan secara berkualitas dan bermartabat (human dignity). Kelompok ini mendapatkan kesamaan hak dan kewajiban dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam konteks kebencanaan. Kelompok rentan juga perlu berpartisipasi dalam proses pembangunan.
Pernyataan tersebut disampaikan Amich Alhumami Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan di Kementerian PPN/Bappenas pada gelaran Kick Off Meeting Nasional Indonesia untuk Program MOST – UNESCO. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan (DKP) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) secara hibrid, di Gedung BJ. Habibie Jakarta, Selasa (27/2).
“Kelompok rentan merupakan kelompok yang paling berpotensi terdampak baik secara fisik, psikologis, maupun sosial ekonomi. Dampak langsung dan tidak langsung (jangka panjang), seringkali diatasi dengan strategi yang kurang tepat sehingga mengakibatkan kelompok rentan menjadi semakin rentan,” ujarnya.
Menurutnya, pengelolaan risiko bencana yang tepat guna merupakan aspek penting untuk memastikan keseimbangan dan keberlanjutan rencana pembangun, sebagaimana tertuang dalam Visi Indonesia Emas 2045 yaitu Negara Nusantara yang Berdaulat, Maju dan Berkelanjutan.
“Berdaulat, artinya Indonesia sebagai negara kesatuan yang memiliki kemandirian dan kewenangan penuh untuk mengatur sendiri seluruh aspek kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara di wilayahnya. Maju, menunjukkan ekonomi yang mencapai posisi nomor lima terbesar dunia, berbasiskan pengetahuan dan inovasi yang berakar pada budaya Nusantara. Indonesia menjadi negara berdaya, modern, tangguh, inovatif, dan adil,” jelasnya.
Berkelanjutan, terang Amich, sebagai negara yang berkomitmen untuk terus menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan, pertumbuhan ekonomi Indonesia yag tinggi seimbang dengan pembangunan sosial, keberlanjutan sumber daya alam dan kualitas lingkungan hidup, serta tata kelola yang baik.
Nara sumber berikutnya Dika Yudistira dari Kemensos RI memaparkan mengenai kerentanan sosial menurut Kemensos RI, bahwa risiko kerentanan dibagi tiga, yaitu kemiskinan, perubahan iklim, dan bencana. Kerentanan ini akan terjadi di sepanjang siklus hidup manusia, mulai usia anak, usia sekolah, usia kerja, lansia, dan penyandang disabilitas.
Dirinya juga menjelaskan, tugas Kemensos RI menyelenggarakan urusan di bidang rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, perlindungan sosial, dan penanganan fakir miskin untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.
“Di Kemensos ada beberapa program untuk mengatasi hal tersebut, yaitu Climate Change Adaptation berupa program sembako, atensi, bantuan sosial darurat, buffer stock logistic bencana. Selanjutnya, Disaster Risk Reduction yang meliputi Kampung Siaga Bencana (KSB), Lumbung Sosial, Taruna Siaga Bencana (Tagana), dan sebagainya,” paparnya.
KSB merupakan wadah formal penanggulangan bencana berbasis masyarakat yang berada di kecamatan dan dijadikan kawasan/tempat untuk program penanggulangan bencana. Sasarannya yaitu kawasan dari sejumlah desa/kelurahan yang teridentifikasi memiliki risiko bencana.
“Lumbung Sosial adalah sarana penyediaan akses logistik kepada masyarakat di lokasi rawan bencana yang disimpan di ruangan pemerintah setempat atau yang berdasarkan kearifan lokal dan kesepakatan Masyarakat. Logistik disimpan di ruangan bukan milik pemerintah. Untuk pengelolaan, pencatatan dan pelaporannya dilaksanakan oleh petugas yang ditunjuk dengan Keputusan Kepala Desa tempat lumbung sosial disimpan,” jelasnya.
Dika membeberkan, berdasarkan Permensos No. 28 Tahun 2012, TAGANA adalah relawan sosial yang memiliki kepedulian dan aktif dalam penanggulangan bencana. “Tagana merupakan relawan yang berasal dari masyarakat dengan kepedulian tinggi, dan aktif dalam penanggulangan bencana bidang perlindungan sosial. Tagana merupakan perwujudan dari penanggulangan bencana bidang bantuan sosial berbasis masyarakat,” kata Dika.
Ia memberikan contoh, tanggap darurat bencana penanganan korban saat gempa bumi Cianjur, Kemensos RI menyediakan tenda pengungsian, pos medis, pos layanan dukungan psikososial, lapangan olah raga, tempat ibadah. Menyediakan toilet umum, dapur umum, laundry, pos air bersih, dapur kreasi, layar hiburan, dan sekolah darurat.
“Pasca bencana, kami juga menyediakan bansos adaptif untuk 11.077 korban bencana Cianjur. Memberikan akses untuk program pemberdayaan sosial, kemudian reunifikasi dan reintegrasi anak-anak korban bencana yang terpisah dari keluarganya,” ucapnya.
Dirinya menguraikan, untuk bansos adaptif ini Kemensos RI membuat program Keluarga Harapan (PKH) sebagai program bantuan tunai bersyarat agar penyintas dapat meningkatkan kualitas SDM dan memutus kemiskinan yang terjadi akibat bencana.
“Ada juga program sembako, merupakan pemberian sosial pangan yang disalurkan dalam bentuk nontunai kepada penyintas korban bencana di Kabupaten Cianjur. Berikutnya Program Rumah Sejahtera Terpadu dan Atensi, yakni program yang diperuntukan untuk penyintas korban bencana untuk dapat dimanfaatkan sebagai bagian dari kewirausahaan social,” pungkasnya. (ns)
More Articles ...
- Masyarakat Jawa Timur Diimbau Waspada Bencana Akibat Cuaca Ekstrem hingga Maret
- Jakarta & Sekitarnya Waspada Bencana, Simak Peringatan Dini Cuaca Besok Hujan Deras
- MPR: Pemerintah harus aktif melakukan mitigasi bencana alam
- Peningkatan kapasitas warga kunci perkecil dampak bencana di Kotim
- Waka MPR Bicara Pentingnya Mitigasi Bencana Hadapi Perubahan Cuaca
- Penanggulangan Bencana di Sumedang Ada Payung Hukum, DPRD Minta Pemkab Tak Ragu Bantu Korban
- Latih Masyarakat Tanggap Bencana, SBI dan BPBD Cilacap Gelar Simulasi
- Gempa M 5,7 Bayah Banten Kagetkan Penyintas Bencana di Sukabumi
- Prakiraan Cuaca DI Yogyakarta 30 Januari 2024 : Potensi Hujan Lebat di Siang-Sore Hari
- BNPB: 6.000 Orang Mengungsi Berminggu-minggu selama Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki
- Korban Meninggal Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi Bertambah Jadi 2 Orang
- Masyarakat Diminta Tetap Waspada Ancaman Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki
- PVMBG ingatkan potensi ancaman erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki
- Gunung Lewotobi Laki-laki Erupsi, Tinggi Letusan 500 Meter di Atas Puncak
- BPBD Lampung Imbau Waspada Bencana Banjir, Longsor dan Puting Beliung
- 74 Desa Terdampak Banjir, Kabupaten Muaro Jambi Berstatus Tanggap Darurat Penanganan Bencana Hidrometeorologi
- Banjarbaru Siaga Kedaruratan Banjir, Berikut 3 Wilayah Berpotensi Alami Bencana Hidrometeorologi
- Warga Pacitan Harap Waspada, Bencana Hidrometeorologi Masih Terus Mengancam
- Angin Puting Beliung, Hujan Deras, Sungai Meluap, Delapan Desa Terendam Bencana Hidrometeorologi
- Merapi Kembali Muntahkan Guguran Awan Panas, Hujan Abu Kembali Guyur Tegalmulyo Klaten
- Sejumlah Penyakit Kronis yang Ditanggung BPJS Kesehatan Banyak Diderita Lansia
- Antisipasi Bencana Hidrometeorologi, BPBD Surabaya Minta Warga Waspada saat Hujan
- Bencana Hidrometeorologi di Surabaya Diprediksi Terjadi pada Januari Hingga Maret 2024
- BPBD Imbau Warga Jatim Waspada Cuaca Ekstrem-Bencana Hidrometeorologi
- Gempa Dahsyat di Perbatasan China-Kyrgyzstan Tewaskan 3 Orang
- Gempa 7,1 SR Guncang Uighur Xinjiang, Pusat Gempa di Pegunungan Wushi
- Potret Gempa Besar M 7,1 Guncang China, 6 Luka-120 Rumah Hancur
- Gempa Magnitudo 7,1 di Xinjiang China Tewaskan 3 Orang dan Sebabkan 12.426 Lainnya Dievakuasi
- Beberapa Teknologi dan cara yang digunakan dalam Mitigasi Gempa di Jepang
- Pemerintah Kota Kendari menetapkan status siaga bencana
- BPBD Surabaya optimalkan 18 pos pantau antisipasi bencana hidrometeorologi
- Bencana pergerakan tanah rusak rumah di Kampung Cikontrang Sukabumi
- Banjir Melanda Satu Kota Dan Lima Kabupaten di Kalimantan Tengah
- Erupsi Gunung Merapi, Sejumlah Wilayah di Boyolali Dilanda Hujan Abu
- Merapi Luncurkan Awan Panas, Boyolali dan Klaten Diguyur Hujan Abu
- Cuaca Ekstrem Landa Jawa Timur, BMKG Juanda Ingatkan Potensi Bencana Hidrometeorologi di Beberapa Wilayah
- Cuaca Ekstrem Landa Jawa Timur, BMKG Juanda Ingatkan Potensi Bencana Hidrometeorologi di Beberapa Wilayah
- Peralihan Musim Hujan, Sumsel Antisipasi Bencana Hidrometeorologi
- Mengenal Apa Itu Bencana Hidrometeorologi: Pengertian dan Jenis
- Upaya Mitigasi Bencana Hidrometeorologi di Musim Hujan-Kemarau
- Bencana Hidrometeorologi, Jawa Timur Mendapat Dukungan Dana dari BNPB
- Kenapa Intensitas Gempa di Indonesia Meningkat? Ini Kata Pakar Geologi UGM
- Guru Besar UGM Ungkap Pentingnya Perencanaan Mitigasi untuk Daerah Rawan Gempa
- Banjir Bandang Terjang Kampung Braga Bandung, Ratusan Rumah Terdampak
- Apa yang harus dilakukan jika terjebak di Gedung Bertingkat ketika Gempa?
- Mitigasi Bencana Gunung Meletus dalam mengurangi dampak korban jiwa
- Mitigasi Bencana Longsor di daerah Perbukitan
- Mitigasi Gempa Bumi di Area Perkotaan
- Penting ! Mitigasi Bencana di daerah Perkotaan
- Kemensos bantu tenda hingga makanan untuk pengungsi erupsi Lewotobi
- Gunung Ibu Erupsi Lagi, Semburkan Abu Vulkanik Setinggi 1.000 Meter ke Arah Barat
- Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, 26 Warga Nawakote Dievakuasi Tim SAR Gabungan ke Boru
- Korban Erupsi Lewotobi Kekurangan Obat-obatan, Kades Diminta Laporkan ke Posko Pusat
- Potret Jalan Rusak Berat Tapi Rumah di Sekitarnya Berdiri Kokoh Usai Gempa Jepang
- Korban tewas gempa di Jepang capai 100 orang, 211 belum ditemukan
- Khawatir Bencana Susulan, Warga Jepang Ogah Balik ke Rumah dan PilihTidur di Mobil
- Amukan Longsor di Subang yang Telan Korban
- Teknologi Mitigasi Gempa Jepang
- Petugas SAR Terus Cari Penyintas Gempa di Jepang, Korban Jadi 78
- Sumedang 10 Kali Diguncang Gempa Terdata 1.325 Bangunan Rusak
- Titik Banjir Pagi Ini: 21 RT di Jakarta Masih Terendam Banjir
- Gempa M5,9 Guncang Bayah Banten, Enam Rumah Rusak
- Pakar ITB Soal Gempa Sumedang: Waspadai Gempa Bumi yang Kekuatannya Tidak Terlalu Besar, Namun Tetap Berdampak Signifikan
- Gempa Magnitudo di Jepang Menewaskan 30 Orang
- Tim Penyelamat Mencari Korban Gempa di Bawah Reruntuhan Kota Wajima
- Pemerintah Jepang Jadikan Sekolah Tempat Evakuasi Warga
- Belajar dari Jepang, Manusia Bisa Berdamai dengan Gempa
- Takut Pulang ke Rumah Usai Gempa Dahsyat Jepang, Ribuan Warga Tinggal di Kamp Evakuasi
- 6 Orang Tewas Setelah Gempa Melanda Jepang di Hari Tahun Baru
- 8 Fakta Gempa Besar di Jepang Picu Tsunami di Awal 2024
- 8 Fakta Gempa Besar di Jepang Picu Tsunami di Awal 2024
- SANG DOKTER, PENGAWAS BPJS
- Ratusan Pelajar NU Malang Raya Ikuti Latihan Mitigasi Bencana
- Dorong Mitigasi Bencana Hidrometeorologi, BRIN Bahas Strategi Pengelolaan DAS
- Garut Rawan Berbagai Bencana, Bupati Berharap Tagana yang Profesional
- Diguyur Hujan Deras, 13 Bencana Melanda Kota Bogor
- Mitigasi Bencana, BPBD Bondowoso Keruk Pohon dan Tebang Pohon Keropos
- Dinsos Rejang Lebong andalkan logistik bantuan bencana dari pusat
- BPBD sebut tiga hal penyebab NTT rawan bencana alam
- BPB-PK Kalteng Intruksikan Penanggulangan Bencana Wajib dan Memiliki SPM
- Banjir rendam 41 desa di Nagan Raya Aceh
- Kolaborasi Riset di Bidang Lingkungan dan Pemantauan Bencana
- Pentingnya Mengenalkan Mitigasi Bencana untuk Anak, Biar Makin Sigap
- Kabupaten Sukabumi Supermarket Bencana, Warga Diminta Waspada Saat Musim Hujan
- BPBD OKU aktifkan posko bencana banjir dan tanah longsor
- BPBD Garut Siapkan Sumber Daya Antisipasi Bencana Saat Musim Hujan
- Memitigasi bencana banjir di Kabupaten Bekasi
- 27 Daerah di Jawa Barat Waspada Bencana Alam
- Pesan Menlu Cina ke Israel: Cegah Bencana Kemanusiaan yang Lebih Serius
- Gaza Memburuk, Bencana Kemanusiaan dan Pembantaian Massal di Depan Mata
- Pemerintah Siapkan Bantuan Kemanusiaan Penanganan Bencana Banjir ke Libya
- Masuk Musim Pancaroba, BPBD Jabar Siapkan Mitigasi Bencana Alam
- Lewat JKN, BPJS Kesehatan Jamin Kesehatan Para Santri di Pesantren
- Taiwan, AS, Jepang, Australia, dan Saint Lucia Selenggarakan Lokakarya GCTF Penanganan Bencana Maritim
- Bencana karena Perubahan Iklim Paling Rugikan Negara Berkembang
- Tujuh Desa di Tulungagung Alami Bencana Kekeringan
- Lima Lembaga PBB Sebut Situasi di Gaza Bencana Besar Kemanusiaan
- Indonesia Negara Paling Rawan Bencana Kedua di Dunia
- BPBD: Wilayah terdampak bencana kekeringan di Trenggalek meluas
- BMKG Prediksi Bencana Alam Kian Ekstrem Apabila tidak Ada Transisi Energi