logo2

ugm-logo

BNPB Gelar Semiloka untuk Penyempurnaan Dokumen Rencana Kontingensi Bencana Gempa Bumi dan Tsunami

POS-KUPANG.COM, BORONG - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui Direktorat Kesiapsiagaan melaksanakan kegiatan Semiloka Rencana Kontingensi (Renkon) Bencana dan Tsunami Tingkat Kabupaten Manggarai Timur. 

Kegiatan ini berlangsung di Ruang Rapat Bupati Manggarai Timur, Selasa 22 Agustus 2023.

Hadir dalam kegiatan itu, urusan dari BNPB, Kepala BPBD Kabupaten Manggarai Timur Petrus Subin bersama Staf, BMKG Stasiun Meteorologi Frans Sales Lega Ruteng, TNI/Polri, Perangkat Daerah terkait di Manggarai Timur, BPS, UPT SPAM, PMI Kabupaten Manggarai Timur, akademisi dan media serta undangan lainya. 

Kepala BPBD Kabupaten Manggarai Timur, Petrus Subin, menerangkan, kegiatan Semiloka ini untuk penyempurnaan dokumen Renkon Bencana Gempa Bumi dan Tsunami.

Melalui Semiloka ini diminta masukan, saran dan pendapat untuk perbaikan demi penyempurnaan dokumen Renkon tersebut agar dapat digunakan dalam penanganan ketika terjadi bencana gempa bumi dan tsunami.

Dikatan Subin, nantinya hasil Renkon ini akan ditindaklanjuti dengan terbitnya berupa Peraturan Bupati (Perbup) atau Peraturan Daerah (Perda) sehingga dokumen Renkon ini bisa digunakan bagi pemangku kepentingan dan masyarakat Manggarai Timur untuk penanganan bencana alam gempa bumi dan tsunami. 

Staf Ahli Bupati Bidang Keuangan dan Pembangunan Setda Manggarai Timur, Drs Aufridus Jahang, dalam kesempatan itu, menyampaikan terimkasih kepada BNPB, BPBD dan Tim penyusun Renkon yang telah menyusun dokumen tersebut agar digunakan bagi pemangku kepentingan dan masyarakat Manggarai Timur untuk penanganan bencana alam gempa bumi dan tsunami. 

Meski demikian, Ausfridus meminta kepada BNPB untuk membantu memperhatikan dukungan logistik dalam penanganan bencana nantinya, sebab logistik seperti kendaraan tangki air saat ini baru satu unit yang ada di BPBD. Apalagi kendaraan pemadam kebakaran hingga saat ini belum sama sekali. 

"Kita harapkan ada perhatian serius dari pemerintah pusat melalui BNPB, karena boleh kita buat dokumen Renkon tapi kalau tidak didukung dengan logistik, tentu tidak akan berhasil," Ujarnya. (rob) 

Tingkatkan Kewaspadaan Bencana, Tim PM ITB Batukaras Kembangkan Modul Siap Siaga Tsunami

BANDUNG, itb.ac.id – Indonesia merupakan negara yang terdiri dari banyak pulau serta terletak di wilayah ring of fire. Posisi yang berada dalam lingkaran ini membuat Indonesia sering mengalami bencana seperti gempa bumi hingga gunung meletus.

Gempa bumi yang terjadi di dekat laut dapat menyebabkan bencana lain, yakni tsunami. Oleh karena itu, perlu adanya edukasi terhadap generasi muda untuk menciptakan masyarakat yang tangguh jika terjadi tsunami.

Pada bulan Juli lalu, Tim Pengabdian Masyarakat (PM) ITB berhasil menggembangkan modul pelatihan yang berjudul “Siap Siaga Tsunami”. Tim penyusun modul ini dipimpin oleh Dr. rer. nat. Wiwin Windupranata, S.T, M.Si., peneliti Kebencanaan Pesisir, Kelompok Keahlian Hidrografi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB).

Dalam kata pengantar modul tersebut, beliau menjelaskan bahwa modul pelatihan ini dirancang untuk memberikan kesiapsiagaan dini kepada anak-anak tingkat SD dalam menghadapi bencana tsunami. “Kita memang tidak bisa memprediksi kapan tsunami akan terjadi, tetapi kita bisa selalu siaga,” ujarnya.

Secara umum modul pelatihan ini berisi tentang pengertian gempa bumi serta kaitannya dengan tsunami. Selain itu, modul pelatihan ini dilengkapi dengan langkah mitigasi yang dapat dilakukan ketika terjadi kedua bencana tersebut.

Di akhir modul pelatihan tersebut, terdapat peta evakuasi bencana dari sekolah hingga tempat evakuasi dan lagu Mitigasi Gempa Tsunami yang merupakan adaptasi lagu “Becak” oleh Ibu Sud.

Pada hari Senin (17/7/2023), Tim PM ITB melakukan kunjungan ke SD Negeri 2 Batukaras untuk mengedukasi siswa SD sekaligus menyerahkan modul pelatihan ini kepada sekolah yang diwakili Kepala Sekolah, Rohana Kudus.

Wiwin berharap modul siap siaga ini dapat semakin meningkatkan pemahaman anak-anak terhadap gempa bumi dan tsunami. "Modul Siap Siaga yang disusun dan dirancang untuk anak-anak ini diharapkan mampu mempermudah pemahaman anak-anak di Desa Batukaras mengenai bencana gempa dan tsunami," ungkapnya.

"Serta bagaimana upaya mitigasi yang bisa dilakukan sehingga bisa meningkatkan tingkat kesiapsiagaan mereka terhadap bencana gempa dan tsunami," jelas beliau.

Tsunami merupakan suatu bencana alam yang sangat jarang terjadi, namun dapat menimbulkan dampak yang besar. Kabupaten Pangandaran sendiri mengalami bencana tsunami pada 17 Juli 2006 silam.

Sebagai informasi, pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini bertepatan dengan genap 17 tahun sejak bencana tersebut terjadi.

More Articles ...