BANDUNG, itb.ac.id – Indonesia merupakan negara yang terdiri dari banyak pulau serta terletak di wilayah ring of fire. Posisi yang berada dalam lingkaran ini membuat Indonesia sering mengalami bencana seperti gempa bumi hingga gunung meletus.
Gempa bumi yang terjadi di dekat laut dapat menyebabkan bencana lain, yakni tsunami. Oleh karena itu, perlu adanya edukasi terhadap generasi muda untuk menciptakan masyarakat yang tangguh jika terjadi tsunami.
Pada bulan Juli lalu, Tim Pengabdian Masyarakat (PM) ITB berhasil menggembangkan modul pelatihan yang berjudul “Siap Siaga Tsunami”. Tim penyusun modul ini dipimpin oleh Dr. rer. nat. Wiwin Windupranata, S.T, M.Si., peneliti Kebencanaan Pesisir, Kelompok Keahlian Hidrografi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB).
Dalam kata pengantar modul tersebut, beliau menjelaskan bahwa modul pelatihan ini dirancang untuk memberikan kesiapsiagaan dini kepada anak-anak tingkat SD dalam menghadapi bencana tsunami. “Kita memang tidak bisa memprediksi kapan tsunami akan terjadi, tetapi kita bisa selalu siaga,” ujarnya.
Secara umum modul pelatihan ini berisi tentang pengertian gempa bumi serta kaitannya dengan tsunami. Selain itu, modul pelatihan ini dilengkapi dengan langkah mitigasi yang dapat dilakukan ketika terjadi kedua bencana tersebut.
Di akhir modul pelatihan tersebut, terdapat peta evakuasi bencana dari sekolah hingga tempat evakuasi dan lagu Mitigasi Gempa Tsunami yang merupakan adaptasi lagu “Becak” oleh Ibu Sud.
Pada hari Senin (17/7/2023), Tim PM ITB melakukan kunjungan ke SD Negeri 2 Batukaras untuk mengedukasi siswa SD sekaligus menyerahkan modul pelatihan ini kepada sekolah yang diwakili Kepala Sekolah, Rohana Kudus.
Wiwin berharap modul siap siaga ini dapat semakin meningkatkan pemahaman anak-anak terhadap gempa bumi dan tsunami. "Modul Siap Siaga yang disusun dan dirancang untuk anak-anak ini diharapkan mampu mempermudah pemahaman anak-anak di Desa Batukaras mengenai bencana gempa dan tsunami," ungkapnya.
"Serta bagaimana upaya mitigasi yang bisa dilakukan sehingga bisa meningkatkan tingkat kesiapsiagaan mereka terhadap bencana gempa dan tsunami," jelas beliau.
Tsunami merupakan suatu bencana alam yang sangat jarang terjadi, namun dapat menimbulkan dampak yang besar. Kabupaten Pangandaran sendiri mengalami bencana tsunami pada 17 Juli 2006 silam.
Sebagai informasi, pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini bertepatan dengan genap 17 tahun sejak bencana tersebut terjadi.
China lanjutkan upaya mitigasi bencana banjir dan topan
Beijing (ANTARA) - Pihak berwenang China, Sabtu (12/8), mengadakan konferensi video untuk membahas situasi hujan, air, bencana geologis, serta sisa pengaruh Topan Khanun.
Pertemuan itu diselenggarakan Kantor Pusat Pengendalian Banjir dan Bantuan Kekeringan China bersama Kementerian Manajemen Kedaruratan China, serta dihadiri oleh Administrasi Meteorologi China, Kementerian Sumber Daya Air China, dan Kementerian Sumber Daya Alam China.
Pertemuan tersebut menyusun rencana untuk mengantisipasi banjir dan topan, terutama di daerah-daerah utama, seperti Tianjin, Liaoning, Chongqing, dan Shaanxi.
Ketinggian air di sejumlah area di sekitar Sungai Songhua masih tercatat di atas batas peringatan, sedangkan banjir masih terjadi di Cekungan Sungai Haihe.
Sejak Minggu (13/8) hingga Senin, hujan lebat mengguyur wilayah bagian timur laut, barat laut, dan barat daya China, dengan beberapa daerah diperkirakan akan mengalami cuaca konvektif yang parah.
Pertemuan itu mendesak provinsi-provinsi terkait agar meningkatkan patroli, pertahanan, dan tim penyelamat darurat, serta menyelidiki dan menyingkirkan risiko secara ilmiah sekaligus mempercepat perbaikan tanggul.
China masih memberlakukan tanggap darurat level II untuk banjir di Tianjin; tanggap darurat level III untuk banjir di Beijing, Hebei, Heilongjiang, dan Jilin; serta tanggap darurat level IV untuk banjir dan topan di Liaoning.
Tim kerja yang dikerahkan pada tahap awal akan terus membantu langkah-langkah penanggulangan banjir dan topan setempat di daerah-daerah yang disebutkan di atas.