logo2

ugm-logo

Pemkab Sigi-Caritas Swiss bersinergi kurangi dampak bencana

Sigi, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Pemerintah Daerah Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, bersama Yayasan Caritas Swiss Indonesia bersinergi dalam pengurangan risiko dan dampak bencana, seiring dengan rentannya Kabupaten Sigi terhadap bencana.

"Sinergi multi pihak termasuk dengan Yayasan Caritas Swiss dalam pengurangan sangat penting," kata Bupati Sigi Mohamad Irwan, di Sigi, Rabu.

Mohamad Irwan mengakui bahwa kabupaten yang dipimpinnya termasuk sebagai daerah yang sangat rentan terhadap bencana alam gempa bumi, pergeseran tanah, longsor, dan banjir bandang.

Selain itu, peristiwa bencana alam 28 September 2018 lalu, kata dia, menjadi satu pelajaran besar bahwa pentingnya sinergi dalam pengurangan risiko dan dampak bencana.

Pemerintah Kabupaten Sigi, sebut dia, tidak dapat bekerja sendiri dalam pengurangan risiko dan dampak bencana. Melainkan, hal itu membutuhkan kerja sama dan sinergi multi pihak sesuai dengan konsep pentahelix.

"Kesuksesan pembangunan menjadi tanggung jawab multi pihak, sehingga Pemkab Sigi sangat membutuhkan keterlibatan multi pihak termasuk dalam pengurangan risiko dan dampak bencana," ujarnya.

Mohamad Irwan mengatakan keterlibatan Yayasan Caritas Swiss untuk membantu pemerintah dalam penanggulangan bencana dengan mengoptimalkan mitigasi dan kesiapsiagaan menjadi hal penting.

Yayasan Caritas Swiss telah berkontribusi dalam percepatan pemulihan pascagempa dan likuefaksi yang menimpa Kabupaten Sigi.

Yayasan Caritas Swiss bersama Yayasan Bumi Tangguh, dan Yayasan Pusaka Indonesia masih akan tetap menjalankan program pengurangan risiko dan dampak bencana di Sigi, termasuk percepatan pemulihan baik pada bidang infrastruktur maupun kesehatan mental masyarakat.

"Kerja sama yang dijalankan saat ini dapat terus berlangsung dari waktu ke waktu sebagai upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat pada umumnya," ungkap Mohamad Irwan.

Berkaitan dengan itu Perwakilan Yayasan Caritas Swiss Patricia menyampaikan apresiasi kepada Pemkab Sigi yang telah bekerja sama dalam proses rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana.

Menurut Patricia, Pemkab Sigi sangat responsif dalam hal penanggulangan bencana. Ia mengemukakan Caritas Swiss akan terus berupaya membantu Pemkab Sigi dalam proses penanggulangan bencana demi terciptanya kesejahteraan masyarakat.

Bupati Sigi Mohamad Irwan (kanan) menyerahkan cendramata kepada Perwakilan Yayasan Caritas Swiss Indonesia, di Sigi, Selasa (7/6/2022). (ANTARA/HO-Biro Administrasi Pimpinan Setda Pemkab Sigi)

Pewarta : Muhammad Hajiji
Editor : Laode Masrafi

Pentingnya Investasi Risiko Bencana, Basuki: Kurangi Empat Kali Biaya Rehabilitasi Infrastruktur

JAKARTA, KOMPAS.com - Integrasi pengurangan risiko bencana ke dalam perencanaan pembangunan infrastruktur merupakan investasi yang efektif untuk mencegah kerugian di masa depan.

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam forum Plenary Session 2nd High Level International Conference On Decade For Action "Water For Sustainable Development" di Dushanbe, Tajikistan, pada Selasa (07/06/2022).

"Investasi pengurangan risiko bencana dapat mengurangi setidaknya empat kali biaya rehabilitasi dan rekonstruksi infrastruktur," ujarnya dalam rilis pers.

Oleh karena itu, penanggulangan bencana yang mencakup seluruh aspek pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan tanggap darurat, penyelamatan, serta rehabilitasi dan rekonstruksi perlu menjadi kerangka kebijakan nasional yang penting.

Menurut Basuki, Pemerintah Indonesia telah mengusulkan empat konsep ketahanan berkelanjutan dalam menghadapi bencana, termasuk pandemi kepada dunia.

Pertama, pentingnya penguatan kesadaran siaga bencana yang antisipatif, responsif, dan adaptif untuk meminimalkan risiko bencana.

Kedua, setiap negara didorong untuk berinvestasi di bidang sains, teknologi, dan inovasi.

Konsep ketiga, membangun infrastruktur yang tahan bencana dan tahan iklim. Seperti bendungan, pemecah gelombang, waduk, tanggul, dan infrastruktur hijau.

Keempat, komitmen bersama di berbagai pemangku kepentingan dan berbagai tingkatan mulai tingkat internasional, nasional, serta lokal untuk melaksanakan kesepakatan global.

Dengan menerapkan empat konsep tersebut, pemeritah berharap dapat mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).

"Khususnya tujuan ke-6 tentang air dan sanitasi, dengan memastikan ketersediaan air dan ketahanan terhadap bencana terkait air," pungkas Basuki.

More Articles ...