logo2

ugm-logo

BMKG: Gempa Dangkal Magnitudo 6,9 Guncang Nias Selatan Akibat Subduksi Lempeng

Liputan6.com, Jakarta - Gempa dangkal Magnitudo 6,9 mengguncang Nias Selatan, Sumut, Senin (14/3/2022) pukul 04.09 WIB. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, gempa tersebut terjadi akibat aktivitas subduksi lempeng.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno mengatakan, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa Nias Selatan yang baru saja terjadi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault). Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan Magnitudo 6,7

Terasa hingga Padang Pariaman

Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 0,71° LS 98,50° BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 6 Km arah selatan Hibala, Nias Selatan, Sumatra Utara, pada kedalaman 25 km.

Gempa ini berdampak dan dirasakan di daerah Padang, Siberut, Nias Selatan, Gunungsitoli dengan skala intensitas IV MMI (bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah), daerah Padang Panjang, Bukittinggi, Pasaman Barat, Tuapejat, Pariaman dengan skala intensitas III MMI (terasa getaran seakan akan truk berlalu).

Lalu di Dhamasraya, Payakumbuh, Kerinci, Tapanuli Selatan, Pesisir Selatan, Batusangkar, Padang Pariaman, Solok dengan skala intensitas II MMI (benda-benda ringan yang digantung bergoyang ).

"Dari hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," katanya.

Gempa Susulan

Bambang juga mengatakan, hingga pukul 05.10 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya empat aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar Magnitudo 6,0.

BMKG mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya serta menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," katanya menambahkan.

Antisipasi Gempa Bumi

Ini yang harus dilakukan sebelum, sesaat, dan sesudah gempa bumi.

Sebelum:

- Pastikan bahwa struktur dan letak rumah Anda dapat terhindar dari bahaya yang disebabkan oleh gempa, seperti longsor atau likuefaksi. Evaluasi dan renovasi ulang struktur bangunan Anda agar terhindar dari bahaya gempabumi.

- Kenali lingkungan tempat Anda bekerja: perhatikan letak pintu, lift, serta tangga darurat. Ketahui juga di mana tempat paling aman untuk berlindung.

- Belajar melakukan P3K dan alat pemadam kebakaran.

- Catat nomor telepon penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi gempabumi.

- Atur perabotan agar menempel kuat pada dinding untuk menghindari jatuh, roboh, bergeser pada saat terjadi gempabumi.

- Atur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian bawah. Cek kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada saat gempabumi terjadi

- Simpan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang tidak mudah pecah agar terhindar dari kebakaran.

- Selalu mematikan air, gas dan listrik apabila tidak sedang digunakan.

- Siapkan alat yang harus ada di setiap tempat: Kotak P3K, senter/lampu baterai, radio, makanan suplemen dan air.

Saat Terjadi Gempa Bumi:

- Jika Anda berada dalam bangunan: lindungi badan dan kepala Anda dari reruntuhan bangunan dengan bersembunyi di bawah meja, cari tempat yang paling aman dari reruntuhan dan guncangan, lari ke luar apabila masih dapat dilakukan.

- Jika berada di luar bangunan atau area terbuka: Menghindar dari bangunan yang ada di sekitar Anda seperti gedung, tiang listrik, pohon. Perhatikan tempat Anda berpijak, hindari apabila terjadi rekahan tanah.

- Jika Anda sedang mengendarai mobil: keluar, turun dan menjauh dari mobil hindari jika terjadi pergeseran atau kebakaran.

- Jika Anda tinggal atau berada di pantai: jauhi pantai untuk menghindari bahaya tsunami.

- Jika Anda tinggal di daerah pegunungan: apabila terjadi gempabumi hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran.

Setelah Terjadi Gempa Bumi:

- Jika Anda berada di dalam bangunan: keluar dari bangunan tersebut dengan tertib; jangan menggunakan tangga berjalan atau lift, gunakan tangga biasa;periksa apa ada yang terluka, lakukan P3K; telepon atau mintalah pertolongan apabila terjadi luka parah pada Anda atau sekitar Anda.

- Periksa lingkungan sekitar Anda: apabila terjadi kebakaran, apabila terjadi kebocoran gas, apabila terjadi hubungan arus pendek listrik. Periksa aliran dan pipa air, periksa apabila ada hal-hal yang membahayakan.

- Jangan memasuki bangunan yang sudah terkena gempa,karena kemungkinan masih terdapat reruntuhan.

- Jangan berjalan di daerah sekitar gempa, kemungkinan terjadi bahaya susulan masih ada.

- Dengarkan informasi mengenai gempabumi dari radio (apabila terjadi gempa susulan). Jangan mudah terpancing oleh isu atau berita yang tidak jelas sumbernya.

- Mengisi angket yang diberikan oleh instansi terkait untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi.

- Jangan panik dan jangan lupa selalu berdoa kepada Tuhan demi keamanan dan keselamatan kita semuanya.

Lokasi Gempa Nias Dekat dengan Lokasi Gempa Dahsyat 225 Tahun Lalu

KOMPAS.com - Gempa Nias Selatan, Sumatera Utara, terjadi pada Senin (14/3/2022) pukul 04.09 WIB.

Gempa magnitudo 6,9 itu berpusat di 161 kilometer tenggara Nias Selatan dengan kedalaman 25 kilometer.

Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan, gempa kuat yang mengguncang Pulau Siberut Kepulauan Mentawai-Kepulauan Batu pagi ini bersumber di zona megathrust berpotensi destruktif.

Gempa ini merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng di zona megathrust Mentawai-Siberut.

Dia juga mengatakan, gempa yang terjadi pagi ini terletak di zona seismic gap atau zona kekosongan gempa besar Kepulauan Mentawai bagian utara.

Daryono menyampaikan, zona gempa ini juga menjadi sumber gempa berkekuatan magnitudo 8,5 pada 10 Februari 1797 yang saat itu memicu tsunami dengan tinggi sekitar 5 meter di Pantai Padang Sumatera Barat.

Seperti apa gempa waktu itu?

Gempa Nias 1797

Dilansir laman BNPB, 10 Februari 2020, gempa bumi dahsyat pernah mengguncang pesisit barat Sumatera. Gempa itu diperkirakan berkekuatan M 8,4.

Gempa yang berkekuatan besar itu terjadi pada malam hari sekitar pukul 22.00 WIB.

Sumber gempa berasal dari wilayah Segmen Mentawai Megathrust, seperti yang terjadi pada gempa Nias pagi ini.

Tak hanya gempa, saat itu juga terjadi tsunami yang dipicu dari gempa besar itu. Namun, tidak banyak catatan yang tersisa dari dampak gempa.

Database tsunami global mencatat hanya dua pengamatan tsunami akibat kejadian tersebut.

Pengamatan pertama ada di Kota Padang yang berjarak 184 km dari sumber gempa dan yang kedua di Pulau Batu, Kabupaten Nias Selatan (antara Siberut-Nias) yang berjarak 60 km dari sumber gempa.

Dampak gempa dan korban jiwa

Di Padang, tsunami menghantam dengan dahsyat, lalu air laut surut sedemikian rupa hingga Sungai Batang Arau menjadi kering olehnya, sebelum kedatangan tsunami berikutnya.

Rangkaian tsunami ini terjadi hingga 3 kali. Hal itu menyebabkan Kota Padang terendam, permukiman di Air Manis luluh lantak, kurang lebih 300 jiwa meninggal dunia.

Sebagian korban ditemukan bergelantungan tersangkut di cabang pepohonan dan ada kapal yang terbawa jauh ke daratan hingga 5.5 km.

Sementara di Pulau Batu, tidak disampaikan laporan detail dampak gempa bumi dan tsunami, selain bahwa tsunaminya “considerable”.

Survei kelautan pada 2008 mengindikasikan bahwa tsunami 1797 tersebut mungkin disebabkan oleh sumber lokal akibat longsoran bawah laut, atau dari back thrust.

Tsunami 1797 tersebut bukanlah satu-satunya tsunami yang melanda pesisir barat Sumatera pada malam hari.

Pada 1833, pukul 20.30 WIB tanggal 24 November, gempa terjadi di Segmen Enggano, dan menimbulkan tsunami di Sumatera Barat.

More Articles ...