logo2

ugm-logo

Banjir, Puting Beliung Hingga Kekeringan Melanda Sejumlah Daerah

Cuaca ekstrem melanda sejumlah wilayah di Tanah Air, hujan deras disertai angin puting beliung terjadi di Bojonegoro, angin kencang memporakporandakan atap rumah warga, peristiwa ini terjadi pada Minggu (27/9) sore. Puluhan rumah warga rusak dan belasan pohon tumbang ke jalan, sebanyak dua desa terdampak yaitu Desa Balenrejo dan Desa Margomulyo, tak ada korban jiwa, namun kerugian materi diperkirakan ratusan juta rupiah.
 
Sementara, banjir parah mengepung 7 desa di Luwu Utara, Sulawesi Selatan, banjir diakibatkan luapan Sungai Rongkong, warga terpaksa membenahi tanggul dengan alat seadanya, langkah itu dilakukan demi mencegah air masuk permukiman warga. Banjir membuat warga krisis air bersih dan akses jalan lumpuh.
 
Di tengah cuaca ekstrem, bencana kekeringan justru terjadi di Tuban, Jawa Timur, kekeringan melanda 12 desa di 5 kecamatan. Akibatnya, warga bergantung pada bantuan air bersih dari pemerintah, mereka terpaksa mengantre untuk mendapatkan air bersih, warga harus membeli air seharga Rp5.000 untuk satu jeriken, BPBD Tuban mengerahkan truk tangki untuk mendistribusikan air bersih.

Bisakah Virus Corona Menyebar Melalui Air Banjir? Ini Faktanya Menurut Ahli

ALAMEDIA - Memasuki musim penghujan, biasanya bencana yang datang di antaranya banjir dan banjir bandang. Ada beberapa wilayah di Indonesia termasuk di Jabar yang daerahnya sudah terkena banjir. Di Sukabumi belum lama ini dilanda banjir bandang.

Di saat pandemi Covid-19 ini, dapatkah virus corona tersebar melalui air banjir? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, Anda harus tahu berbagai cara penularan virus corona.

Dikutip Galamedia dari laman klikdokter.com, WHO melalui laman resminya mengungkapkan ada dua jalur utama penularan Covid-19, yakni droplet penderita dan kontak langsung dengan orang yang terinfeksi.

Droplet orang yang terinfeksi dilepaskan dari mulut atau hidung ketika batuk, bersin, berbicara atau bernyanyi.

Itulah sebabnya, orang yang melakukan kontak dekat (dalam jarak 1 meter) dengan penderita dapat tertular Covid-19, ketika butiran mini itu masuk ke mulut, hidung, atau mata.

Di samping itu, potensi penyebaran virus lainnya, termasuk pada air, penting diketahui. Pasalnya, sekitar tahun 2003, epidemi SARS dikaitkan dengan air dan air limbah di perumahan di Hong Kong.

Virus ini diketahui masih satu kelompok dengan Covid-19 alias SARS-COV-2. Ketika itu, lebih dari 300 orang diketahui ikut terjangkit akibat sistem pembuangan limbah yang rusak. Virus tersebar dari kotoran pasien SARS hingga 3 minggu setelah infeksi.

selengkapnya

 

More Articles ...