logo2

ugm-logo

Blog

Soft Launching dan Bedah Buku: Siaga di Negeri Bencana

bedah bukuJika melihat potensi bencana di Indonesia, mengharuskan masyarakat untuk memahami kesiapsiagaan dan mitigasi. Pemahaman ini dapat menurunkan angka cedera, jatuh korban dan hilang.  Berdasarkan hal tersebut, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK - KMK) menggelar bedah buku Siaga di Negeri Bencana yang dilaksanakan pada Rabu, 2 Oktober 2019 pukul 09.30 – 12.00 WIB di Ruang Theater, Perpustakaan FK - KMK UGM. Pembicara dalam agenda ini antara lain: Suparlan (Yayasan SHEEP Indonesia), Danang Syamsurizal, ST (BPBD) dan dr Hendro Wartatmo, SpB, KBD (salah satu penulis). Harapannya bedah buku ini akan semakin menggugah kesadaran masyarakat atas mitigasi dan kesiapsiagaan. Kegiatan ini terbuka untuk umum, namun harus melakukan registrasi.

Selengkapnya Klik Disini

Fire Incident in School


Kebakaran merupakan jenis bencana internal di rumah sakit. Kebakaran ini juga mungkin dapat terjadi di sekolah. Seperti yang diberitakan oleh laman detik news detik.com, pada Juli 2019 kebakaran melanda gedung sekolah TK di Purworejo dan pada Agustus 2019 SMP Negeri 10 Cilegon terbakar. Kedua kasus tersebut tidak memakan korban jiwa,  meskipun demikian kasus kebakaran di sekolah harus tetap diwaspadai. Beberapa faktor yang mengakibatkan kebakaran di sekolah adalah korsleting listrik, wilayah sekolah dekat dengan pemukiman warga dan kawasan perkebunan, kecelakaan di ruang laboratorium, dan sebagainya. Anak sekolah dan remaja lebih rentan terhadap peristiwa negatif pada tahap pertumbuhan mereka.  

Insiden kebakaran di sekolah yang menimbulkan korban jiwa dan luka bagi anak dapat mempengaruhi psikologi anak akibat trauma.  Dengan demikian, perlu perhatian khusus dari orang tua, sekolah, penentu  kebijakan, dan pihak berwenang pemerintah setempat untuk menyediakan sekolah aman dari bahaya kebakaran. Paling tidak sekolah tanggap terhadap pengurangan risiko akibat kebakaran. Artikel berikut merupakan salah satu kasus insiden kebakaran di sekolah Iran yang menimbulkan korban jiwa. Mengingat sifat berulang insiden kebakaran di sekolah Iran, perlu untuk meningkatkan kesadaran risiko kebakaran di sekolah untuk mempromosikan budaya pencegahan kebakaran dalam masyarakat. Artikel ini menyimpulkan bahwa untuk melindungi sekolah terhadap kebakaran dan bencana alam, perhatian khusus harus diarahkan pada faktor keselamatan dalam siklus studi, desain, arsitektur, instalasi, pelaksanaan, dan eksploitasi sekolah. Pencapaian tujuan yang ditetapkan tergantung pada penguasaan sekolah terhadap kode penyelamatan kebakaran, peraturan yang relevan, dan pemantauan ketat terhadap pelaksanaannya.

Selengkapnya Klik Disini

Lanskap Ibu Kota Baru Aman Bencana

Presiden Joko Widodo telah mengumumkan pemindahan Ibu Kota Baru Indonesia dari Jakarta ke Kalimantan Timur tepatnya di perbatasan Penajam Paser Utara dan Kutai Kertanegara. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memaparkan bahwa lokasi ibu kota baru tersebut secara peta sebaran relatif hijau atau menandakan aman. Wisnu Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB mengatakan bahwa secara lanskap area tersebut aman, namun beberapa daerah lain di sekitar wilayah itu terdapat rona - rona merah yang memiliki potensi banjir. Selama ini bencana yang terjadi di Kalimantan adalah kebakaran hutan yang menyebabkan kabut asap hingga ke area pemukiman warga.

Selengkapnya Klik Disini

Ibu Kota baru belum tentu lepas dari risiko bencana. Berikut berita dari sumber yang sama terkait saran BNPB untuk menanggapi hal tersebut. Meskipun risiko bencana rendah, tetapi sifatnya dinamis dan sewaktu - waktu bisa terjadi, terlebih apabila sudah banyak orang yang masuk ke Kalimantan Timur. Oleh karena itu BNPB menyarankan tata ruang berbasis risiko bencana sangat penting untuk penataan ibu kota baru, kuncinya adalah mencegah risiko yang akan datang.

Selengkapnya Klik Disini

Hospital Safety Index : Kesiapsiagaan Rumah Sakit di Indonesia

 https://media.bizj.us/view/img/10532525/hospital-generic-exterior*750xx6100-3435-0-0.jpg

Hospital Safety Index (HSI) merupakan salah satu alat bantu manajemen untuk memastikan kesiapan terhadapat keselamatan rumah sakit ketika terjadi bencana. Melalui hospital safety index ini akan dapat dinilai sejauh mana kesiapan rumah sakit dalam menghadapi bencana. Bencana internal yang terjadi di rumah sakit misalnya kebakaran dan kasus luar biasa. Bencana eksternal yang terjadi di rumah sakit diantaranya gempa, banjir, longsor, kerusuhan antar desa dan sebagainya. Penguatan manajemen bencana di rumah sakit dapat meminimalisasi risiko akibat bencana serta mengoptimalkan kapasitas pelayanan rumah sakit. HSI terdiri dari 4 bagian yaitu tentang lokasi geografis fasilitas kesehatan, elemen - elemen struktur bangunan, keamanan non struktural, dan tentang kapasitas fungsional rumah sakit.

Penelitian kesiapan dan ketahanan rumah sakit di Indonesia masih terbatas meskipun Indonesia sudah disebut sebagai “Laboratorium Bencana”. Artikel berikut adalah penelitian yang bertujuan untuk menilai kesiapan dan ketahanan rumah sakit terhadap bencana, dimana sasaran penelitian 10 rumah sakit di Jawa Barat dan 5 rumah sakit di Yogyakarta. Penemuan artikel menyebutkan bahwa dari hasil HSI menunjukkan bahwa kemampuan mereka untuk berfungsi selama dan setelah keadaan darurat dan bencana berpotensi beresiko. Dengan demikian, tindakan intervensi perlu segera dilakukan. Memastikan fungsi rumah sakit di Indonesia dan membuat mereka aman dalam hal bencana merupakan tantangan besar. Hal tersebut bukan hanya karena tingginya jumlah rumah sakit dan tingginya biaya terkait dengan pelaksanaan perbaikan tetapi juga karena ada informasi terbatas tentang tingkat keselamatan dan manajemen bencana di rumah sakit saat ini.

Selengkapnya Klik Disini

Child-Centered Disaster Risk Reduction

https://www.unicef.org/eca/sites/unicef.org.eca/files/styles/hero_desktop/public/eca-drr-UN041249.jpg?itok=vY-HsysG

Pengantar website bencana kesehatan kembali dengan pembahasan bagaimana upaya pengurangan risiko bencana pada  anak - anak. Pengurangan risiko ini banyak dilakukan dengan berbagai variasi program seperti sekolah ramah bencana, forum anak tangguh bencana, anak belajar bencana, dan sebagainya. Progam tersebut diselenggarakan oleh LSM, BNPB, BPBD dan sektor terkait lainnya. Penyebaran informasi pengetahuan bencana dalam kalangan anak - anak lebih kreatif misalnya penyampaian melalui video, buku saku, leaflet dan pengembangan skenario di sekolah. Telah ada peningkatan penelitian dan fokus kebijakan internasional terkait pengurangan risiko bencana yang berpusat pada anak dan remaja. 

Artikel ini merangkum perkembangan pengurangan risiko bencana secara nasional dan internasional dengan melihat Kerangka Sendai untuk Pengurangan Risiko Bencana 2015 - 2030. Pada artikel dijelaskan terdapat 3 pilar yang saling terhubung pada framework Comprehensive School Safety (CSS) yaitu pilar safe learning facilities, school disaster management, dan risk reduction and resilience Eeducation. Ketiga pilar tersebut saling terhubung mengarah ke perlindungan anak - anak dan staf di sekolah, meningkatkan kesinambungan pendidikan di masa darurat dan krisis, perlindungan investasi sector pendidikan dan pembangunan budaya pengurangan risiko partisipatif jangka panjang. Melalui pendekatan CSS, sebagian besar anak - anak menunjukkan bahwa mereka termotivasi untuk belajar bencana. Selain itu orang tua dan guru mereka juga ingin dilibatkan dalam pengurangan risiko bencana di rumah dan sekolah. Framework CSS ini merupakan pembangunan aliansi yang digerakkan oleh PBB, pendukung dan praktisi keselamatan sekolah yang dipimpin oleh UNICEF dan UNESCO, termasuk UNISDR dan beberapa LSM seperti Save the Children.

Selengkapnya Klik Disini