logo2

ugm-logo

Blog

Kecelakaan Transportasi Laut pada 13-18 Juni 2018

http://cdn2.tstatic.net/medan/foto/bank/images/proses-pencarian-korban-hilang-dari-km-sinar-bangun-yang-tenggelam-di-danau-toba_20180621_203018.jpgKejadian tenggelamnya Kapal penumpang KM Sinar Bangun rute Tigaras-Simanindo di perairan Danau Toba pada 18 Juni 2018 menjadi salah satu sorotan minggu lalu. Terdapat 19 orang korban, dengan rincian 1 orang meninggal dan 18 lainnya selamat. Korban selamat mendapatkan perawatan di RSUD Hadrianus Sinaga, PKM Simarmata serta PKM Tigarus. Laporan hingga 20 Juni pukul 07.00 WIB dilaporkan terdapat 166 orang dinyatakan hillang. Korban hilang atau belum ditemukan disebabkan karena posisinya cukup jauh dari lintasaan kapal Fery serta cuaca yang buruk.

Kejadian serupa juga terjadi di perairan Gusung Makasar, Sungai Walennae Kabupaten Bone serta Pulau Satonda Kabupaten Dompu. Korban meninggal terbanyak pada kecelakaan di perairan Gusung dengan jumlah 17 orang. Pada kecelakaan di Sungai Walennae dan Pulau Satonda, jumlah korban meninggal yaitu 3 dan 1 orang. Kelebihan muatan maupun cuaca buruk menjadi penyebab terbaliknya atau tenggelamnya kapal-kapal tersebut. 

SELENGKAPNYA

Review Kejadian Arus Mudik dan Balik 2018

https://v-images2.antarafoto.com/arus-balik-sepeda-motor-pelabuhan-bakauheni-pam7ht-prv.jpgJumlah kecelakaan lalu lintas yang terjadi sejak H-8 hingga H+8 lebaran tahun ini mengalami penurunan hingga 30 persen. Jumlah kejadiannya menurun dari 2.745 kejadian pada 2017 lalu menjadi 1.921 kejadian pada tahun ini. Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes RI menyebutkan bahwa, hingga H+5 lebaran pertolongan pertama yang diberikan pada korban setengahnya dilakukan di puskesmas, lainnya dilakukan di rumah sakit dan pos kesehatan. Disebutkan bahwa salah satu penyebab terjadinya kemacetan yang dialami selama arus mudik dan balik kali ini adalah masih adanya mobil barang yang melewati jalan tol selama masa operasi ketupat. Faktor sosialisasi aturan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang kurang efektif serta kurang tegasnya anggota lalu lintas dalam penegakan hukum khususnya pelanggaran operasional mobil penumpang pada 12-14 Juni dan 23-24 Juni menjadi menjadi penyebabnya.

SELENGKAPNYA

 

Analisis Situasi Pada Mass Gathering dalam Sejarah

Murray & Soomarco pada 2012 lalu melakukan review terhadap kejadian mass gathering yang terlapor. Berdasarkan laporan diketahui terdapat 156 kejadian mass gathering sejak 1971-2011. Studi ini berfokus pada kepadatan orang pada saat terjadinya mass gathering. Berdasarkan analisis yang dilakukan pada kejadian sebelumnya, kebijakan terkait dengan perencanaan penanganan kejadian, prosedur evakuasi dan pelayanan kegawatdaruratan dibutuhkan untuk menyukseskan suatu mass gathering. Perencanaan kesehatan harus meliputi pelatihan staf terkait kegiatan khususnya staf keamanan dalam kendali masa, sistem tiket yang memadai dan membatasi kepadatan (pada kejadian dengan membutuhkan tiket), perencanaan evakuasi termasuk keamanan kebakaran harus tersedia, rute keluar yang jelas dan bebas dari hambatan. Setiap jenis mass gathering memiliki kemungkinan untuk terjadinya kejadian mayor. Hal ini harus menjadi bagian dari perencanaan dalam penanganan kejadian yang mungkin terjadi.

SELENGKAPNYA

Mengenal Mass Gathering Sebagai Salah Satu Risiko Terjadinya Kejadian Kegawatdaruratan

https://cdn.sindonews.net/dyn/940/photos/2015/07/19/13533/49593_highres.jpgMenurut WHO mass gathering merupakan kegiatan yang telah terorganisir maupun tidak dimana jumlah orang yang berkumpul banyak dan cukup untuk membebani sumber daya komunitas atau pemerintah dalam merencanakan maupun memberikan respon dalam penyelenggaraan kegiatan tersebut. Contoh mass gathering yang sering kita jumpai yaitu kegiatan olahraga, festival musik, demonstrasi politik dan kegiatan keagaamaan. Arus mudik dan balik setiap tahunnya merupakan contoh yang kita jumpai di Indonesia.

Risiko kesehatan yang dapat dialami oleh seseorang yang berada pada mass gathering disebabkan oleh tingginya kepadatan orang, terbatasnya kontrol yang dapat dilakukan terhadap kerumunan orang, tidak adekuatnya perawatan medis di tempat kejadian, serta kurangnya persiapan terhadap kemungkinan perubahan iklim yang ekstrim. Keluhan yang sering dialami ada kejadian seperti cedera, penyakit terkait dengan temperatur, intoksikasi, penyakit gastrointestinal, serta gangguan respirasi. Perawatan medis di tempat biasanya dapat memberikan perawatan untuk cidera ringan. Penanganan yang lebih besar membutuhkan kerja sama multi sektor.

SELENGKAPNYA

Rapat Koordinasi Penyiapan Skenario dan Rencana Penanganan Erupsi Merapi saat Libur Lebaran 2018

rakor persiapan bencana 2018 merapi 01

Yogyakarta memiliki potensi terjadi bencana yang bermacam-macam dan salah satu yang kerap terjadi yaitu Gunung Merapi, dengan siklus 4 tahun sekali. Dari bulan Mei sampai dengan Juni sudah terjadi 3 kali letusan freatik dan status Gunung Merapi sudah meningkat dari Normal menjadi Waspada. Letusan freatik pertama terjadi pada 11 Mei 2018 kemudian terjadi kembali pada 21 Mei 2018. Update terakhir letusan freatik terjadi pada 1 Juni 2018 pukul 08.20 WIB dengan ketinggian kolom 6000 meter kearah barat laut dengan durasi 2 menit dan amplitudo 77mm. Fenomena ini tidak terlalu berbahaya, tetapi kita tetap perlu selalu siap dalam menghadapinya. Persiapan yang dilakukan sudah harus dimulai sejak sebelum terjadinya bencana. Sebentar lagi umat muslim di Indonesia akan merayakan libur Lebaran dan seluruh pegawai baik negeri maupun swasta akan mendapatkan libur nasional mulai dari 12 Juni 2018 sampai 20 Juni 2018. Oleh karena itu, sangat diperlukan rapat koordinasi untuk mempersiapkan skenario dan rencana penanganan bencana Erupsi Merapi saat libur Lebaran untuk mengantisipasi jika terjadi Erupsi Merapi pada saat jangka waktu.

SELENGKAPNYA