logo2

ugm-logo

Blog

Perlindungan Hewan Pada Bencana

animal in disaster

Hewan juga harus mendapatkan perlindungan yang sama dengan manusia apabila terjadi suatu bencana. MemahamI tentnag manajemen resiko dan pengurangannya, termasuk di dalamnya yaitu memahami dengan baik faktor-faktor yang dapat memicu terjadi kegawatdaruratan dan usaha untuk meminimalkan hilangnya atau meninggalnya hewan. World Animal Protection membuat suatu Kursus online dengan nama PrepVet Course ini memberikan pemahaman terkait dengan proteksi hewan saat bencana. Terdapat 3 topik utama yang akan diberikan yaitu disaster risk reduction dan manajemennya, adaptasi perubahan iklim serta perawatan dasar hewan saat kejadian kegawatdaruratan.

SELENGKAPNYA

Konferensi Ke-3 Teknologi Informasi dalam Pengurangan Resiko Bencana

itdrr.unwePeningkatan bencana alam yang terjadi serta dampaknya pada masyarakat dunia akan terus berlanjut. Faktor alam yang sulit untuk diprediksi menjadi salah satu alasannya. Pengurangan resiko bencana pada akirnya menjadi salah satu program utama yang dilakukan untuk mengurangi dampaknya bagi masyarakat. Berbagai disiplin ilmu terlibat dalam upaya ini, karena dampak bencana yang luas. Hal tersebut juga terefleksi dalam kegiatan penelitian yang dilakukan oleh berbagai disiplin ilmu pada pengurangan resiko bencana.

International Federation for Information Processing (IFIP) sebagai penyelenggara utama dalam konferensi Teknologi Informasi dalam Pengurangan Resiko Bencana atau ITDRR-2018 menyediakan forum bagi peneliti dan praktisi untuk memaparkan hasil penelitian terbarunya. Fokus utama konferensi ini adalah pada berbagai aspek teknologi informasi dan tantangannya dalam pengurangan resiko bencana. Kegiatan diskusi hingga pertukaran ide dalam berbagai level akademik, penelitian, bisnis maupun komunitas publik disediakan dalam konferensi ini. Konferensi ini akan dilaksanakan pada 20-21 September 2018 di Poznan, Polandia.

SELENGKAPNYA

Webinar: Benefits of Investing in National Monitoring and Evaluation Systems

webinarBerbagai negara selama bertahun-tahun telah berusaha untuk mengembangkan sisttem monitoring, evaluasi dan pembelajaran (MEL) yang dapat membantu dalam memonitor perkembangan project yang dilakukan untuk perubahan iklim yang terjadi. Utamanya pada negara berkembang, sistem ini dapat membantu mereka dalam monitor dan pelaporan perkembangan yang telah dilakukan dalam adaptasi yang dilakukan. International Institute for Environment and Development (IIED) menyelenggarakan webinar pada 2 Oktober 2018. Fokus pada webinar ini membahas tentang keuntungan yang diperoleh dalam investasi pada sistem monitoring, evaluasi dan pembelajaran untuk adaptasi perubahan iklim. Hal tersebut akan dipaparkan pada webinar serta disediakan forum diskusi untuk partisipan dapat menggali lebih dalam terkait topik.

SELENGKAPNYA

5 Langkah dalam Capacity Building Package

capacity builder1WHO pada 2017 memperkenalkan 5 langkah yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kapasitas dalam Emergency risk communication. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa Emergency Risk Communication (ERC) merupakan salah satu bagian penting dalam respon kegawatdaruratan serta manajemen resiko. ERC menjadi salah satu dari 8 fungsi utama yang harus dipernuhi dalam International Health Regulation (IHR). Hal tersebut mendorong WHO untuk mengembangkan suatu alat dan pendekatan yang inovatif untuk memperbaiki bagaimana mereka melakukan komunikasi pada saat kegawatdaruratan terjadi. Lima langkah tersebut adalah pelatihan (training), capacity - mapping, menulis perencanaan (plan writing), menguji rencana yang telah dibuat (plan testing) serta penerapan rencana (plan adoption).

SELENGKAPNYA

 

Pendekatan Baru dalam Pemetaan Kebakaran

fire australiaKebakaran merupakan salah satu masalah tahunan di Indonesia. Wilayah Kalimantan maupun Sumatera secara rutin mengalami kejadian ini. berbagai faktor yang menyebabkan kebakaran hutan dan lahan terus terjadi. Negara lainnya yang mengalami kejadian serupa adalah Australia. Pada 2018, Fire Australia mempublikasikan tentang pendekatan baru dalam pemetaan Bushfire. Bushfire merupakan kebakaran liar yang terjadi di daerah Bush. Bush merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan hutan, semak belukar, padang rumput. Pendekatan ini dapat digunakan oleh pembuat kebijakan dalam perlindungan kebakaran, pemberi layanan kegawatdaruratan hingga peneliti dalam bidang natural hazard untuk merencanakan dan mempersiapkan musim saat kebakaran sering terjadi. Salah satu topik yang dibahas adalah Smoke Management System. Sistem tersebut memungkinkan berkurangnya efek asap hasil dari kebakaran.

SELENGKAPNYA