logo2

ugm-logo

Blog

Banjir di Pacitan dan Yogyakarta, dampak 'keserakahan pada alam' dengan kerugian triliunan rupiah

Longsor Purworejo

Sejak Selasa (28/11) malam, tagar #PrayForPacitan muncul dan digunakan untuk menyoroti bencana banjir akibat siklon tropis Cempaka yang terjadi bukan hanya di Pacitan, tapi juga sampai ke DI Yogyakarta, Wonogiri, dan Ponorogo.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa banjir, longsor, dan puting beliung di daerah-daerah itu menyebabkan 19 orang meninggal.

BNPB menyatakan bahwa dampak siklon tropis Cempaka telah menyebabkan bencana banjir, longsor dan puting beliung yang di wilayah Jawa, tetapi DI Yogyakarta, Wonogiri, Pacitan dan Ponorogo adalah daerah yang paling terdampak karena berjarak paling dekat dengan siklon tropis Cempaka.

"Cuaca ekstrem telah menyebabkan banjir, longsor dan puting beliung di 28  kabupaten/kota di Pulau Jawa dan Bali," kata Sutopo Purwo Nugroho, jubir BNPB dalam pernyataan yang diberikannya.


Kerugian triliunan rupiah

Data sementara yang dihimpun Posko BNPB, bencana tersebut terjadi Kabupaten Situbondo, Sidoarjo, Pacitan, Wonogiri, Ponorogo, Magetan, Serang, Cilacap, Sragen, Boyolali, Trenggalek, Sukabumi, Purworejo, Magelang, Tulungagung, Semarang, Klaten, Malang, Wonosobo, Klungkung, Kota Yogyakarta, Gunung Kidul, Kulon Progo, Sleman, Bantul, Kudus, dan Sukoharjo.

Siklon Cempaka, keempat sejak 2008

Sebelumnya, BMKG mengatakan, Siklon Cempaka merupakan siklon keempat yang dicatat Pusat Peringatan Dini Siklon Tropis sejak 2008.

BMKG mendeteksi Siklon Durga di barat daya Bengkulu pada 2008 dan Siklon Anggrek pada tahun yang sama di perairan barat Sumatera.

Siklon tropis terakhir yang muncul di Indonesia adalah Siklon Bakung di barat daya Sumatra pada 2014.

Menurut Ramlan, Kabid Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, negara di kawasan tropis seperti Indonesia biasanya jarang dihantam badai dan menambahkan perubahan fenomena alam berkaitan dengan variabilitas atau kecenderungan iklim yang berubah-ubah.

Namun Ramlan enggan menyebut fenomena alam ini disebabkan perubahan iklim akibat pemanasan global karena variabilitas iklim juga dapat membuat pergeseran waktu datangnya musim atau tingkat curah hujan di suatu daerah.

Gunung Agung Awas, Warga di Radius 10 Kilometer Diminta Mengungsi

Gunung Agung Awas, Warga di Radius 10 Kilometer Diminta Mengungsi

Jakarta - Pagi ini status Gunung Agung, Bali, telah dinaikkan dari status siaga ke level awas. Warga diminta mengungsi dari radius 8 hingga 10 kilometer.

"Status Gunung Agung dinaikkan dari Siaga (level 3) menjadi Awas (level 4) terhitung mulai 27/11/2017 pukul 06:00 WITA. PVMBG merekomendasikan agar tidak ada aktivitas masyarakat di dalam radius 8-10 km," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam akun twitternya @Sutopo_BNPB, Senin (27/11/2017).


Sutopo meminta masyarakat untuk tetap tertib dan tenang. "Masyarakat diimbau mengungsi dengan tertib dan tenang," katanya.

Sebelumnya Sutopo mengatakan status Gunung Agung dinaikkan dari Siaga menjadi Awas. Dinaikkannya status tersebut terhitung sejak pukul 06.00 Wita, pagi ini.

"Status awas adalah status tertinggi dalam status gunung api," kata Sutopo dalam rilisnya.
(nvl/aan)

Ada Sinar Api di Puncak, Aktivitas Gunung Agung Terus Meningkat

Ada Sinar Api di Puncak, Aktivitas Gunung Agung Terus Meningkat

Jakarta - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan aktivitas erupsi Gunung Agung terus meningkat. Erupsi Gunung Agung menimbulkan kepulan abu tebal setinggi 2.000 hingga 3.400 dari puncaknya.

"Erupsi Gunung Agung terus meningkat. Tingkat erupsi gunung api ini sekarang meningkat dari fase freatik ke magmatik sejak teramati sinar api di puncak di malam hari, 25 November 2017, pukul 21.00 Wita," kata Sutopo dalam rilisnya, Senin (27/11/2017).


Sutopo menerangkan semakin sering sinar api terlihat di puncak gunung, maka gunung itu akan semakin berpotensi meletus lebih besar dari sebelum-sebelumnya.

"Sinar api semakin sering teramati di malam hari berikutnya. Ini menandakan potensi letusan yang lebih besar akan segera terjadi," ujar Sutopo.

Ledakan di puncak gunung kadang terdengar hingga radius 12 kilometer. "Kepulan abu yang menerus, kadang-kadang disertai erupsi eksplosif disertai suara dentuman lemah yang terdengar sampai jarak 12 km dari puncak," terang Sutoopo.

Sutopo menjelaskan saat ini pihaknya sedang berkoordinasi dengan Polri-TNI, Basarnas, Kemenpupera, Kemensos, Kemenkes, Kemenhub, BUMN untuk medampingi Pemda dalam penanganan erupsi Gunung Agung.

Resume aktivitas Gunung Agung:

*26 November 2017*

18.00-19.00 WITA:
- CCTV Batulompeh merekam sinar api di atas puncak Gunung Agung.

19.00-20.00 WITA:
- Amplitudo tremor teramati cenderung menguat dari jam sebelumnya.

20.00-21.00 WITA:
- Terdengar dua kali suara dentuman di dalam kawah disertai kilat.
- Amplitudo tremor semakin menguat.

21.00-22.00 WITA:
- Terekam tremor overscale menguat di stasiun PSAG dan beberapa stasiun lainnya mulai pukul 21:36 WITA

22.00-23.00 WITA
- Terdengar satu kali dentuman pada pukul 22.26 WITA
- Amplitudo tremor teramati mulai melemah namun masih di atas background

23.00-24.00 WITA
- Terlihat sinar api dari kawah gunung agung
- Amplitudo tremor teramati melemah namun masih di atas background

*27 November 2017*

00.00-01.00 WITA
- Terlihat sinar api dari kawah gunung agung
- Amplitudo tremor teramati melemah namun masih di atas background

01.00-02.00 WITA
- Terlihat sinar api dari kawah gunung agung
- Tremor menerus masih terjadi amplitudo 1-2 mm dominan 1 mm

02.00-03.00 WITA
- Terlihat sinar api dari kawah gunung agung
- 02.11 WITA Tremor menerus amplitudo 3-10 mm dominan 3 mm

03.00-04.00 WITA
- Terlihat sinar api dari kawah gunung agung
- Tremor menerus masih terjadi amplitudo 1-2 mm dominan 1 mm

04.00-05.00 WITA
- Terekam 1 kali gempa letusan dengan amplitudo 21 mm, durasi 40 detik
- Tremor terekam membesar dari pukul 04:30 WITA dengan amplitudo 1 - 4 mm (dominan 3 mm).
(aud/nvl)

Banjir Bandang di Jeddah Arab Saudi Tewaskan 4 Orang, Sekolah dan Universitas Diliburkan

http://cdn2.tstatic.net/aceh/foto/bank/images/banjir-jeddah_20171122_151434.jpg

SERAMBINEWS.COM, RIYADH - Banjir bandang yang dipicu hujan deras menerjang jalanan kota Jeddah, Arab Saudi.

Banjir ini membuat banyak kendaraan terjebak di tengah genangan banjir. Sekolah-sekolah dan universitas di kota terbesar kedua di Saudi ini masih diliburkan akibat bencana alam ini.

Dituturkan Otoritas Pertahanan Sipil Saudi, seperti dilansir AFP, Rabu (22/11/2017), puluhan orang harus dievakuasi dari kendaraan mereka yang terjebak genangan banjir pada Selasa (21/11) waktu setempat.

Sejumlah video yang diposting warga setempat di media sosial menunjukkan konvoi kendaraan pejabat lokal yang menerjang jalanan yang mirip danau karena digenangi banjir.

Dengan kekhawatiran hujan deras terus mengguyur, Departemen Pendidikan Saudi mengumumkan bahwa seluruh sekolah di wilayah Jeddah akan terus diliburkan dengan alasan keselamatan para siswa.

Sebelumnya bulletin yang dikeluarkan badan cuaca, Otoritas Umum Meteorologi dan Perlindungan Lingkungan Hidup mengingatkan adanya cuaca buruk di sejumlah wilayah Saudi, dengan badai pasir bertiup di seluruh Qassim dan bagian barat wilayah Riyadh.

Dalam bulletin itu disebutkan hujan dan badai diperkirakan melanda wilayah Madinah dan Makkah, termasuk daerah-daerah pantai serta pegunungan wilayah Jazan, Asir dan Baha.

Media lokal Saudi Gazette melaporkan, tiga orang tewas akibat banjir di Makkah. Sedangkan satu orang lainnya tewas terkena sengatan listrik di Jeddah saat banjir melanda.

Dinas Kesehatan Jeddah melaporkan pihaknya menerima 29 laporan situasi darurat, dengan delapan kasus di antaranya melibatkan insiden tersetrum.

Insiden lainnya kebanyakan merupakan kecelakaan lalu lintas.

Saudi Gazzette juga melaporkan, total 481 orang yang terjebak banjir berhasil diselamatkan di Makkah, Madinah, Tabuk dan Al-Jouf.

Setidaknya 10 keluarga dievakuasi dan 41 kendaraan diderek ke tempat aman.

Bencana banjir terjadi di Jeddah setiap tahun, yang wilayahnya dikenal memiliki infrastruktur yang buruk. Banjir besar tahun 2009 lalu menewaskan 123 orang di Jeddah.

Kemudian dua tahun kemudian, sedikitnya 10 orang tewas akibat banjir di kota tersebut. (AFP/Saudi Gazette)

Belasan Rumah di Garut Terendam Akibat Banjir

Belasan Rumah di Garut Terendam Akibat Banjir

Garut - Banjir menerjang tiga perkampungan di Kecamatan Malangbong, Garut, Jawa Barat. Belasan rumah warga tergenang air hingga ketinggian dua meter.

Banjir itu akibat luapan Sungai Cipedes. Banjir terjadi di Kampung Cijanur Desa Sukamanah, Kampung Cipeyeum dan Kampung Cipeundeuy yang terletak di Desa Cihaurkuning.

Cecep Rusmana (46), seorang warga Kampung Cijanur yang rumahnya terendam mengatakan banjir itu terjadi setelah hujan deras sekitar pukul 02.00 WIB, hari ini.

"Awalnya hujan besar, kemudian air di sungai (Cipedes) kelihatan agak naik. Jarak dari rumah saya ke dasar sungai itu ada sekitar delapan meter," kata Cecep kepada detikcom di lokasi banjir Kampung Cijanur, Rabu (22/11/2017) malam.

Cecep menjelaskan, saat air menggenangi permukiman, warga panik dan berhamburan ke luar rumah. "Awalnya air sekitar 50 centimeter. 5 menit kemudian air naik dan terus naik hingga ketinggian sekitar 2 meter," katanya.

Cecep menambahkan, sempat ada salah satu tetangganya yang tenggelam. Namun akhirnya dapat diselamatkan dan dievakuasi ke tempat yang aman.

"Iya, namanya Pak Eroh. Dia ada di dalam rumah, sedangkan ketinggian air dua meter. Tapi alhamdulillah bisa diselamatkan warga di sini. Sekarang udah dibawa ke Puskesmas Malangbong," ungkapnya.

Akibat banjir ini, Cecep dan empat anggota keluarganya harus mengungsi ke rumah saudaranya.

"Saya rugi sekitar 25 juta (rupiah). Karena barang elektronik juga ikut terendam," pungkasnya.
(idh/idh)