logo2

ugm-logo

Blog

Banjir dan Longsor Gorontalo, Sejumlah Infrastruktur Publik Rusak

GORONTALO, KOMPAS.TV - Sejumlah infrastruktur publik rusak akibat banjir dan tanah longsor yang melanda beberapa kecamatan di Kabupaten Gorontalo.

Di Desa Pulubala, Kecamatan Pulubala, sebuah jembatan menuju pasar ambruk akibat luapan air sungai.

Sementara itu, di Ayumolingo, pelat duicker ambruk karena curah hujan tinggi di ruas jalan Ayumolingo - Puncak Dusun Malahu.

Kemudian, di Telaga Biru, juga terjadi longsor di Desa Dulamayo Barat dan Dulamayo Selatan yang menyebabkan jalan tidak dapat dilalui untuk sementara waktu.

“Di Kecamatan Telaga Biru sebuah jembatan penghubung Dusun I dan Dusun II ambruk tidak bisa dilewati kenderaan roda dua,” kata Haris Tome Asisten Administrasi Umum Kabupaten Gorontalo, Minggu (14/72024).

Kerusakan akibat curah hujan tinggi juga terjadi di Kecamatan Bongomeme, tepatnya di Desa Tohupo yang menghubungkan Desa Upomela, serta jembatan Tuhiyango di ruas jalan yang menghubungkan Desa Liyoto ke Otopade.

Selain itu, jembatan di Hepuhulawa, Hutuo, dan sebuah tanggul di Hungaluwa juga mengalami kerusakan. Tanggul ini mengalami kerusakan sepanjang 15 meter. Di Kecamatan Tibawa, jembatan Alopohgu juga rusak, termasuk pelat duicker di ruas jalan Asimbuylu Towado di Batudaa.

“Infrastruktur lainnya yang rusak adalah jembatan putus di Desa Limehe Kecamatan Tabongo,” ujar Haris Tome.

“Sebuah rumah tertimbun material luapan Sungai di Desa Pangadaa Kecamatan Dungaliyo,” tutur Haris dikutip dari Kompas.com.

Sebelumnya, banjir dan longsor di Provinsi Gorontalo mengakibatkan sekitr 40 ribu jiwa mengungsi, termasuk anak-anak. Sejak Jumat (12/7/2024), jumlah pengungsi terus bertambah, seiring banjir yang belum juga surut di sejumlah titik.

“Sejak kemarin, tim tanggap darurat bencana kami terus berkoordinasi dengan pemerintah setempat dan mitra lokal untuk mempersiapkan distribusi bantuan khususnya pada anak-anak dan keluarga di pengungsian,” ujar Fadli Usman, Direktur Humanitarian & Resiliensi Save The Children, organisasi non-pemerintah yang mengurusi perbaikan kehidupan anak-anak.

“Dari hasil pemantauan tim di lapangan, rata-rata di setiap titik pengungsian ada sekitar 30% jumlah anak, misalnya di salah satu pengungsian yang kami datangi ada 140 jiwa, 40 jiwa di antaranya yaitu anak-anak termasuk bayi dan balita.”

Secara keseluruhan, ada 11 kecamatan di Kabupaten Gorontalo yang terdampak banjir akibat curah hujan yang lebat.

Dari 11 kecamatan itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gorontalo mencatat ada sebanyak 20.904 jiwa atau 6.152 kepala keluarga dan 4.061 rumah yang terdampak banjir.

Data sementara BPBD Provinsi Gorontalo mencatat, banjir juga melanda di beberapa kota dan kabupaten, di antaranya Kota Gorontalo dengan total 14,564 jiwa terdampak, Kabupaten Bone Bolango total 7.808 jiwa terdampak, dan Kabupaten Gorontalo dengan total 18.739 jiwa terdampak. Total, sebanyak 41.111 jiwa terdampak akibat banjir ini.

Badan Geologi: Hari Ini Setidaknya Ada 28 Kali Guguran Lava Pijar dari Gunung Semeru

TEMPO.CO, Bandung - Aktivitas erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur masih menghasilkan awan panas dan guguran lava. Menurut catatan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), hari ini sejak pukul 00.00 WIB hingga 06.00 WIB, terjadi 28 kali guguran lava pijar dengan jarak luncuran antara 1-2,5 kilometer. 

“Aktivitas Gunung Semeru memperlihatkan bahwa aktivitas erupsi, awan panas dan guguran lava masih terjadi. Namun secara visual jarang teramati karena terkendala dengan cuaca yang berkabut,” kata Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid dalam keterangan tertulis, Senin, 10 Juni 2024.

Wafid meminta masyarakat mewaspadai potensi aliran lahar curah hujan relatif masih tinggi di Gunung Semeru. Material erupsi yang berasal dari letusan dan aliran lava berpotensi menjadi guguran lava pijar atau pun awan panas.

“Material guguran lava dan atau awan panas yang sudah terendapkan di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Semeru, berpotensi menjadi lahar jika berinteraksi dengan air hujan. Selain itu, interaksi endapan material guguran lava atau awan panas yang bersuhu tinggi dengan air sungai akan berpotensi terjadinya erupsi sekunder,” kata Wafid.

Pantauan Badan Geologi mendapati aktivitas gempa vulkanik Gunung Semeru masih relatif tinggi, terutama gempa letusan, guguran dan gempa harmonik. Aktivitas gempa vulkanik dalam dan harmonik yang terekam menunjukkan indikasi suplai magma dari di bawah permukaan Gunung Semeru bersamaan dengan pelepasan material ke permukaan serta adanya proses penumpukan material hasil letusan di sekitar kawah Jonggring Seloko.

Hasil pantauan peralatan Tiltmeter dan GPS kontinyu yang merekam proses deformasi Gunung Semeru, hasilnya masih relatif datar yang menunjukkan tidak terjadi peningkatan tekanan. Namun pada Mei 2024 terlihat pola inflasi yang mengindikasikan peningkatan tekanan di tubuh gunung. “Kondisi ini berkorelasi dengan terjadinya perpindahan tekanan dari dalam tubuh gunung api ke permukaan bersamaan dengan keluarnya material saat terjadi erupsi,” kata Wafid.

Badan Geologi masih mempertahankan status aktivitas Gunung Semeru berada di Level III atau Siaga. Masyarakat direkomendasikan untuk tidak beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru karena ada ancaman bahaya lontaran batu pijar.

Selain itu, Badan Geologi juga melarang adanya aktivitas manusia sejauh 13 kilometer di sektor tenggara dari pusat erupsi sepanjang Besuk Kobokan. Di luar jarak tersebut Badan Geologi juga meminta agar tidak ada aktivitas manusia dalam jarak 500 meter dari tepi sungai sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak.

“Material guguran lava dan atau awan panas yang sudah terendapkan di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Semeru, berpotensi menjadi lahar jika berinteraksi dengan air hujan. Selain itu, interaksi endapan material guguran lava atau awan panas yang bersuhu tinggi dengan air sungai akan berpotensi terjadinya erupsi sekunder,” kata Wafid.

Pantauan Badan Geologi mendapati aktivitas gempa vulkanik Gunung Semeru masih relatif tinggi, terutama gempa letusan, guguran dan gempa harmonik. Aktivitas gempa vulkanik dalam dan harmonik yang terekam menunjukkan indikasi suplai magma dari di bawah permukaan Gunung Semeru bersamaan dengan pelepasan material ke permukaan serta adanya proses penumpukan material hasil letusan di sekitar kawah Jonggring Seloko.

 

Gunung Semeru 26 Kali Meletus, Muntahkan Lava Pijar Sejauh 2.500 Meter

LUMAJANG - Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur kembali erupsi dengan mengeluarkan 13 kali guguran lava pijar dan 26 kali letusan dalam waktu 6 jam sejak Senin (10/6) dini hari. Warga Diminta untuk waspada dengan luncuran awan panas.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang menyebutkan guguran lava pijar Gunung Semeru terus terpantau oleh CCTV di Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang.

Sejak periode pengamatan pukul 00.00 hingga 06.00 WIB, Gunung Semeru tercatat mengalami 13 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur mencapai 2.500 meter ke arah tenggara atau ke Besuk Kobokan. 

Selain itu, Gunung Semeru juga mengalami 26 kali letusan dengan tinggi kolom asap mencapai 100 hingga 600 meter.

Berdasarkan data pengamatan Pos PGA Semeru, aktivitas seismik Gunung Semeru terpantau melalui seismograf yang mencatat 47 kali gempa letusan.

Kemudian 15 kali gempa guguran, 4 kali gempa hembusan, 2 kali gempa tremor harmonik, 1 kali gempa vulkanik dalam, dan 2 kali gempa tektonik jauh. 

Dengan tingginya aktivitas vulkanik Gunung Semeru ini, BPBD Kabupaten Lumajang terus mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi bahaya awan panas dan menjauhi sepanjang jalur aliran lahar Besuk Kobokan.

”Hingga saat ini status Gunung Semeru masih berada di Level 3 atau Siaga. Masyarakat diminta untuk selalu waspada dan tidak beraktivitas di radius 13 kilometer dari puncak,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang, Yudi.

Usai Gempa di Padang Panjang, Gunung Marapi Meletus 3 Kali

PADANG - Gunung Marapi di Sumatera Barat kembali meletus, Senin (10/6/2024) sekitar pukul 05.49 WIB dengan ketinggian kolom abu yang teramati 150 meter dari puncak. Erupsi ini terjadi hanya berselang 5 menit usai gempa magnitudo 4,0 melanda Padang Panjang.

Berdasarkan laporan petugas Pengamat Gunung Api (PGA) Gunung Marapi, Trian Ahmadi, kolom abu dari erupsi gunung api yang terletak di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar itu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tipis condong ke arah timur.

“Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 1.2 mm dan durasi 2 menit 20 detik,” katanya.

Pada pukul 06.33 WIB, Gunung Marapi kembali meletus dengan tinggi kolom abu teramati 100 m di atas puncak. Abu vulkanik teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tipis condong ke arah timur. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 1.4 mm dan durasi ± 5 menit 1 detik.

Kemudian pada pukul 08.42 WIB, erupsi kembali terjadi, erupsi ketiga ini kolom abu lebih tinggi dari sebelumnya. Berdasarkan pengamatan dari PGA Gunung Marapi tinggi kolom abu mencapai 750 meter. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 2.9 mm dan durasi sementara ini 2 menit 36 detik.

“Kolom abu berwarna kelabu dan dengan intensitas tipis hingga sedang condong ke arah barat daya,” ujarnya.

Sebelumnya gempa magnitudo 4 melanda Padang Panjang, Sumbar pada pukul 05.44 WIB pagi tadi. Pusat gempa ini berlokasi di darat pada jarak 15 kilometer barat laut Padang Panjang pada kedalam 10 kilometer.

Gempa Padang Panjang

 Kepala Stasiun Geofisika Padang Panjang Suaidi Ahadi, mengatakan gempa jenis dangkal tersebut akibat adanya aktivitas Sesar Sianok.

“Gempa bumi dirasakan di daerah Padang Panjang, Bukittinggi, Padang Pariaman, dan Agam. Hasil pemodelan gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami,” katanya.

Ahmad, warga Singgalang, Kabupaten Agam, memberikan informasi bahwa gempa cukup kuat terasa. “Kita merasakan gempa ini cukup kuat, tapi tidak ada kerusakan di sini,” ujarnya.

Gunung Lewotobi Laki-Laki Meletus Lagi, Waspada Banjir Lahar

Flores Timur - Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali meletus, pukul 07.20 Wita, Senin (10/6/2024). Tinggi kolom abu teramati mencapai 800 meter (m) di atas puncak.

"Kolom abu teramati di seismograf dengan amplitudo maksimum 41,4 milimeter (mm) dan durasi kurang lebih 5 menit 3 detik," kata petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Lewotobi Laki-Laki, Adzan Anugrah Indiarsyah, dalam keterangan resminya, Senin (10/6/2024).

Adzan berharap masyarakat di sekitar gunung Lewotobi Laki-Laki, turis atau pengunjung tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius dua kilometer (km) dari pusat erupsi hingga tiga kilometer pada arah utara-timur laut dan lima kilometer pada sektor timur laut.

"Masyarakat diharapkan tenang dan mengikut arahan pemerintah daerah serta tidak mempercayai isu-isu yang tidak jelas sumbernya," imbau Adzan.

Masyarakat sekitar Gunung Lewotobi Laki-Laki, Adzan melanjutkan, juga diminta mewaspadai potensi banjir lahar hujan pada sungai-sungai berhulu di puncak Gunung Lewotobi Laki-Laki jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi.

Adzan juga mengimbau masyarakat yang terdampak hujan abu agar memakai masker penutup hidung hingga mulut untuk menghindari bahaya abu vulkanik pada sistem pernapasan.

"Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi akan berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Satlak PB setempat dalam memberikan informasi tentang kegiatan Gunung Lewotobi Laki-Laki," tandasnya.