logo2

ugm-logo

Blog

Jutaan Penduduk di Indo-China Berjuang Melawan Banjir, Ratusan Korban Tewas

HANOIS, KAMIS — Jutaan orang berjuang melawan banjir, pemadaman listrik, dan infrastruktur yang hancur setelah topan Yagi melanda wilayah Vietnam, Laos, Thailand, dan Myanmar. Sedikitnya 300 orang tewas hingga Kamis (12/9/2024).

Vietnam menjadi wilayah paling parah terdampak topan dengan korban tewas sampai 226 orang. Sembilan orang tewas di Thailand utara yang mengalami bencana banjir terburuk dalam 80 tahun. Di sejumlah daerah, banjir menyebabkan tanah longsor dan luapan air sungai.

 

Penambangan Ilegal di Sungai Alolonggo Riung Marak. Warga Diminta Waspada Kerusakan Lingkungan Hidup dan Bahaya Banjir

KBRN, Ngada : Sungai Alolonggo yang berada di Kecamatan Riung kini terancam mengalami kerusakan parah akibat penambangan illegal yang dilakukan masyarakat dengan mengeruk pasir serta batu tanpa seijin dinas terkait.

Penambangan ilegal semakin marak terjadi di sungai Alolonggo Kecamatan Riung akibat ketiadaan kesadaran masyarakat akan bahaya kerusakan lingkungan yang dapat mengancam keselamatan warga yang tinggal di sepanjang bantaran sungai walau sering ditegur oleh aparat Polsek dan babinsa yang bertugas di Riung.

Saat ini terlihat bekas penambangan illegal dengan mengeruk pasir dan batu dari sungai yang tidak terkendali sehingga lebar sungai yang kering di saat musim kemarau ini semakin lebar dan akan membahayakan lingkungan dan pemukiman warga ketika saat musim penghujan tiba nanti. Jika kondisi ini dibiarkan dikwatirkan dapat merusak jembatan dan lingkungan serta pemukiman warga lainnya yang berada di sekitar bantaran sungai Alolonggo.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ngada Emanulel Kora mengatakan kerusakan yang ditimbulkan akibat penambangan ilegal sangat memprihatinkan dan merusak lingkungan hidup di sepanjang bantaran sungai. Dirinya berharap agar ada koordinasi bersama semua dinas terkait termasuk pihak kepolisian untuk melakukan pencegahan dengan melarang aksi tambang illegal.

“Kalau ini tidak dihentikan maka akan terjadi bencana. Ada pengambilan material secara illegal oleh masyarakat. Dinas Lingkungan hidup juga sudah memberi teguran kepada pelaku tapi samapi saat ini kegiatan atau aktivitas pengambilan material berupa pasir dan batu masih terus dilakukan,”kata Emanuel.

Pengehentian penambangan illegal sangat penting demi menjaga keselamatan lingkungan hidup serta warga agar tidak terjadi musibah akibat kerusakan lingkungan yang ditimbulkan dari aksi penambangan illegal oleh sejumlah masyarakat yang tidak bertanggung jawab.

Topan Yagi Sudah Tewaskan 226 Orang di Vietnam, Lebih dari 100 Lainnya Hilang

HANOI - Topan Yagi yang menerjang Vietnam telah memicu tanah longsor dan banjir bandang. Korban tewas hingga Kamis telah meningkat menjadi 226 orang dan lebih dari 100 lainnya dinyatakan hilang.

Lonjakan jumlah korban tewas tersebut diumumkan badan bencana pemerintah Vietnam, yang menyatakan banjir bandang mulai mereda di ibu kota; Hanoi.

Negara Asia Tenggara telah terguncang akibat dampak Topan Yagi—badai terkuat yang melanda Asia tahun ini—yang menerjang pantai timur laut Vietnam sejak Sabtu lalu.

Menurut badan bencana Vietnam, selain lebih dari 100 orang masih hilang, sekitar 800 orang lainnya terluka.

Beberapa distrik di Hanoi masih terendam banjir pada hari Kamis, tetapi badan cuaca pada sore hari mengatakan tekanan banjir telah mereda.


Kendati demikian, banjir bandang dan tanah longsor terus melanda berbagai wilayah di Vietnam utara.

Wilayah-wilayah tersebut sebelumnya telah mengevakuasi ribuan orang yang tinggal di dekat Sungai Merah yang meluap karena airnya naik ke level tertinggi dalam 20 tahun.

"Banyak kesedihan di kota ini dan ada banyak kekhawatiran hingga malam hari," kata salah satu CEO Blue Dragon Children's Foundation, Skye Maconachie.

"Banyak orang yang hampir tidak memiliki apa pun telah kehilangan segalanya," ujarnya, seperti dikutip Reuters, Jumat (13/9/2024).

Fenomena Supermoon 18 September, BMKG Imbau Waspada Potensi Banjir di Pesisir Banten

TRIBUNBANTEN.COM - Fenomena Supermoon akan terjadi pada 18 September 2024.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau waspada potensi banjir di pesisir Banten serta sejumlah wilayah lainnya.

Fenomena supermoon terjadi saat Bulan berada pada jarak terdekat dengan Bumi. Bulan purnama ini membuat cahaya bulan tampak lebih terang.

Fenomena supermoon yang bertepatan dengan fase purnama diperkirakan akan memicu peningkatan tinggi pasang maksimum air laut di sejumlah wilayah pesisir di Indonesia.

BMKG juga menegaskan bahwa banjir pesisir ini memiliki potensi dampak berbeda di setiap wilayah, bergantung pada waktu dan lokasi terjadinya.

Beberapa aktivitas seperti bongkar muat di pelabuhan dan kegiatan pemukiman di sepanjang pantai diprediksi akan terganggu oleh kenaikan permukaan air laut.

Selain itu, tambak garam dan kegiatan perikanan darat juga harus bersiap menghadapi kemungkinan air rob yang lebih tinggi dari biasanya.

Wilayah dengan Potensi Banjir Rob

Melansir akun Instagram @infobmkg, Jumat (13/9/2024), beberapa wilayah pesisir yang diprediksi mengalami banjir rob pada periode 12 hingga 23 September 2024, antara lain:

1. Pesisir Sumatera Utara (17-23 September 2024)

Medan Belawan  

Medan Marelan  

Medan Labuhan  

2. Pesisir Sumatera Barat (19-23 September 2024)

Kota Padang  

Padang Pariaman  

3. Pesisir Banten (19-23 September 2024)

Pesisir barat Banten  

Pesisir selatan Banten  

4. Pesisir Utara Jakarta (12-14 September 2024)

5. Pesisir Jawa Barat (18-21 September 2024)

Sukabumi  

Cianjur  

6. Pesisir Jawa Tengah

Pesisir utara Jawa Tengah  (13-17 September 2024)

Pesisir selatan Jawa Tengah  (18-21 September 2024)

7. Pesisir Jawa Timur (18-21 September 2024)

Surabaya Barat  

8. Pesisir Kalimantan Timur (18-23 September 2024)

Balikpapan Barat

Balikpapan Timur  

BMKG mengimbau masyarakat untuk terus memperhatikan informasi terbaru mengenai cuaca maritim di laman maritim.bmkg.go.id serta mengambil tindakan pencegahan guna meminimalisir dampak yang mungkin terjadi. 

Banjir di Kabupaten Sanggau, 193 Kepala Keluarga Terdampak

BANJIR yang terjadi sejak Jumat (30/8) sore masih merendam dua desa di Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat, Sabtu (31/8). Banjir yang diakibatkan oleh luapan sungai itu mengakibatkan 193 kepala keluarga (KK) terdampak.

Berdasarkan data yang diterima oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), terdapat dua desa yang terdampak banjir akibat meluapnya Sungai Mengkiang dan Sungai Biang ini, yakni Desa Balai Sebut di Kecamatan Jangkang dan Desa Rambin di Kecamatan Kapuas. ⁣⁣

“ Sedangkan untuk kerugian materil sedikitnya 175 unit rumah terendam (masih terus dalam pendataan), serta satu unit sarana ibadah, satu unit fasilitas pendidikan dan satu unit fasilitas kesehatan terdampak,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB  Abdul Muhari, Minggu (1/9). 

Sementara itu dilaporkan juga  113.63 hektare lahan kebun karet serta kebun kelapa sawit dan empat hektare area sawah terdampak akibat banjir ini dan masih terus terus dilakukan pendataan oleh tim kaji cepat. 

Menurut yang disampaikan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sanggau pada Sabtu (31/8) pukul 14.46 waktu setempat, tinggi muka air (TMA) di lokasi terdampak terjadi penurunan sekitar 50 cm dari sebelumnya yang sempat mencapai 200 cm, saat ini terpantau bervariasi mulai dari 15-150 cm. 

BPBD Kabupaten Sanggau dan BPBD Provinsi Kalimantan Barat, ujar Abdul, beserta petugas gabungan masih terus melakukan koordinasi dengan aparat kecamatan serta desa setempat dan terus melakukan upaya penanganan  terhadap warga terdampak. 

“BNPB mengimbau kepada  masyarakat Kabupaten Sanggau untuk tetap waspada terhadap adanya potensi banjir susulan akibat dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi,” tukasnya. (H-3)