logo2

ugm-logo

Blog

BMKG Warning Besok Hujan Lebat Guyur RI, Waspada Banjir di Wilayah Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Banjir masih terus menghantui wilayah RI akibat cuaca ekstrem yang ditandai dengan tingginya curah hujan dan angin kencang. Beberapa wilayah Jabodetabek telah terendam banjir sejak Selasa (4/3) lalu, dan air kembali tinggi pada Sabtu (8/3) kemarin.

BMKG sudah beberapa kali mengeluarkan peringatan dini terkait potensi banjir di beberapa wilayah Indonesia. Curah hujan tinggi dikatakan masih berlangsung pada 10-11 Maret besok.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan ada risiko banjir susulan di sejumlah wilayah Jabodetabek pada 15-20 Maret 2025.

"Ini ada update terbaru kondisi 10 hari kedua dan 10 hari ketiga di bulan Maret. Update terbaru puncaknya ada di 10 hari kedua Maret sekitar sampai tanggal 21 Maret," kata Dwikorita dalam rapat koordinasi dengan Menko PMK, BNPB dan Basarnas, serta BPBD Jawa Barat, Banten dan Bogor, beberapa saat lalu.

"Puncaknya tanggal 20 Maret. Range bahaya tanggal 15-20 Maret. Itu bisa jadi waspada. Diimbau untuk mengurangi aktivitas warga di tanggal tersebut," Dwikorita menambahkan.

Sebelumnya, Dwikorita menyebut BMKG memprediksi musim hujan akan berakhir di akhir Maret 2025. Pada April 2025, wilayah RI mengalami transisi dari musim hujan ke musim kemarau.

Kendati demikian, beberapa daerah dengan pola hujan monsunal kemungkinan masih akan mengalami hujan hingga April atau Mei 2025.

Solusi BMKG dan BNPB Cegah Banjir

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan BMKG sudah berupaya mencari solusi untuk mengurangi risiko bencana akibat curah hujan tinggi. Salah satu upaya yang dilaksanakan adalah Operasi Modifikasi Cuaca (OMC), yang bertujuan untuk mengendalikan curah hujan guna meminimalkan dampak bencana.

Teknologi ini dilakukan dengan menyebarkan bahan tertentu, seperti natrium klorida (NaCl) dan kalsium oksida (CaO), menggunakan pesawat khusus.

Pelaksanaan OMC dilakukan sejak 4 hingga 8 Maret 2025 di beberapa wilayah strategis. Operasi ini bertujuan untuk menurunkan intensitas hujan, terutama di daerah yang berisiko tinggi mengalami banjir dan longsor.

Mekanisme pelaksanaan OMC ini diawali dengan penetapan status tanggap darurat oleh daerah dan permohon untuk melaksanakan OMC dari pimpinan daerah kepada BNPB.

Selanjutnya akan diaktivasi pos pelaksanaan OMC di bandara terdekat yang diisi oleh personil BNPB, personil BMKG yang memberikan analisis mengenai situasi cuaca dan target awan untuk disemai garam.

BNPB akan berikutnya akan bekerjasama dengan pihak penyedia pesawat operasional untuk menjalankan OMC, dimana hasil penyemaian garam akan dilakukan setiap hari.

Sebagai langkah lanjutan, pada Sabtu (8/3), BNPB kembali melakukan operasi OMC untuk mendukung penanganan darurat bencana di Provinsi Jawa Barat. Dengan delapan sorti penerbangan, operasi ini menargetkan wilayah Jawa bagian barat dengan ketinggian operasional antara 8.000 hingga 11.000 kaki.

Penerbangan pertama dimulai pukul 03.00 WIB dan sorti terakhir dijadwalkan berakhir pada pukul 22.30 WIB, menyesuaikan dengan kondisi atmosfer dan kemunculan awan yang memungkinkan intervensi.

Hasil dari operasi ini semakin mempertegas efektivitas teknologi modifikasi cuaca dalam mendukung upaya pengurangan risiko bencana serta menjaga keseimbangan lingkungan. BNPB akan terus berkomitmen untuk menerapkan berbagai strategi mitigasi guna melindungi masyarakat dari dampak cuaca ekstrem dan potensi bencana yang menyertainya.

Dwikorita berharap dengan adanya modifikasi cuaca ini dapat mengurangi intensitas hujan. Namun, Dwikorita mengimbau untuk terus waspada dan siaga hingga tanggal 11 Maret mendatang.

Adapun beberapa wilayah yang perlu diwaspadai adalah Jawa Barat, Banten, Jakarta, Lampung, sebagian Palembang, dan Bengkulu.

Titik Banjir Jakarta Tambah Jadi 105 RT, Ada Tinggi Air Hampir 5 Meter

Jakarta - Titik banjir di Jakarta bertambah mencapai 105 wilayah rukun tetangga (RT) siang ini. Banjir disebabkan curah hujan yang tinggi serta meluapnya air Kali Ciliwung, Pesanggrahan, dan Krukut.
BPBD Jakarta mencatat titik banjir itu tersebar di 12 RT di Jakarta Barat (Jakbar), 46 RT di Jakarta Selatan (Jaksel), dan 47 RT di Jakarta Timur (Jaktim). Data tersebut berdasarkan catatan BPBD Jakarta per pukul 12.00 WIB.

"BPBD mencatat saat ini genangan terjadi di 105 RT," kata Kepala Pelaksana BPBD Jakarta Isnawa Adji dalam keterangan, Selasa (4/3/2025).
Isnawa mengatakan ketinggian air beragam, sampai ada yang hampir mencapai 5 meter di Kelurahan Gedong, Pasar Rebo, Jaktim. Sementara ada 5 ruas jalan di Jakarta Barat dan Jakarta Selatan yang terendam banjir.
Sementara itu, di Kampung Melayu, 30 orang masih mengungsi di SDN Kampung Melayu dan 181 orang mengungsi di Masjid Jami Miftahul Huda. Kemudian di Wilayah Bidara Cina, 17 orang mengungsi di RPTRA, 21 orang di aula kelurahan, 26 di masjid, 20 orang di SKKT, dan 24 orang di majelis taklim.

Kemudian di wilayah Cawang, 53 orang mengungsi di Musala Al-Ishlah, 130 orang di ruko pinggir jalan. Di Pejaten Timur, 450 orang mengungsi di SDN 22, 300 orang di SMPN 46. Selanjutnya di Cilandak Timur, 39 orang mengungsi di Musala, 19 orang di Pendopo dan 100 orang di musala.

Berikut titik banjir:

Jakarta Barat terdapat 12 RT

- Kel. Rawa Buaya
Jumlah: 4 RT
Ketinggian: 30 cm
Penyebab: Curah Hujan Tinggi

- Kel. Kebon Jeruk
Jumlah: 2 RT
Ketinggian: 100 cm
Penyebab: Luapan Kali Pesanggrahan

- Kel. Kedoya Selatan
Jumlah: 4 RT
Ketinggian: 70 s.d 90 cm
Penyebab: Curah Hujan Tinggi dan Luapan Kali Pesanggrahan

- Kel. Kembangan Selatan
Jumlah: 2 RT
Ketinggian: 70 cm
Penyebab: Curah Hujan Tinggi

Jakarta Selatan terdapat 46 RT
- Kel. Lenteng Agung
Jumlah: 2 RT
Ketinggian: 100 cm
Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

- Kel. Cipulir
Jumlah: 1 RT
Ketinggian: 200 cm
Penyebab: Luapan Kali Pesanggrahan

Kel. Pondok Pinang
Jumlah: 5 RT
Ketinggian: 100 s.d 140 cm
Penyebab: Curah Hujan Tinggi dan Luapan Kali Pesanggrahan

- Kel. Pengadegan*
Jumlah: 1 RT
Ketinggian: 100 cm
Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

- Kel. Rawajati
Jumlah: 7 RT
Ketinggian: 170 s.d 350 cm
Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

- Kel. Cilandak Timur
Jumlah: 3 RT
Ketinggian: 50 s.d 110 cm
Penyebab: Curah Hujan Tinggi dan Luapan Kali Krukut

- Kel. Pejaten Timur
Jumlah: 6 RT
Ketinggian: 30 s.d 120 cm
Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

- Kel. Bintaro
Jumlah: 6 RT
Ketinggian: 200 cm
Penyebab: Luapan Kali Pesanggrahan

- Kel. Pesanggrahan
Jumlah: 8 RT
Ketinggian: 70 cm
Penyebab: Luapan Kali Pesanggrahan

- Kel. Kebon Baru
Jumlah: 2 RT
Ketinggian: 100 s.d 120 cm
Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

- Kel. Manggarai*
Jumlah: 5 RT
Ketinggian: 40 s.d 120 cm
Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

Jakarta Timur terdapat 47 RT

- Kel. Bidara Cina*
Jumlah: 3 RT
Ketinggian: 120 s.d 370 cm
Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

- Kel. Cipinang Muara
Jumlah: 2 RT
Ketinggian: 80 cm
Penyebab: Curah Hujan Tinggi

- Kel. Kampung Melayu
Jumlah: 27 RT
Ketinggian: 200 cm
Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

- Kel. Bale Kambang
Jumlah: 3 RT
Ketinggian: 250 cm
Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

- Kel. Cawang
Jumlah: 7 RT
Ketinggian: 320 cm
Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

- Kel. Cililitan
Jumlah: 2 RT
Ketinggian: 60 cm
Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

- Kel. Gedong
Jumlah: 3 RT
Ketinggian: 300 s.d 490 cm
Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

Baca artikel detiknews, "Titik Banjir Jakarta Tambah Jadi 105 RT, Ada Tinggi Air Hampir 5 Meter" selengkapnya https://news.detik.com/berita/d-7806079/titik-banjir-jakarta-tambah-jadi-105-rt-ada-tinggi-air-hampir-5-meter?page=2.

Hujan Deras Picu Banjir Jabodetabek, Pakar BRIN Ungkap Penyebabnya

Jakarta, CNN Indonesia -- Banjir merendam sejumlah wilayah Jabodetabek, Selasa (4/3), imbas hujan deras yang terjadi dalam beberapa hari sebelumnya. Lantas, apa penyebab hujan deras yang memicu banjir di sejumlah wilayah Jabodetabek itu?
Pakar Klimatologi BRIN Erma Yulihastin menyebut curah hujan ekstrem pada Selasa (4/3) dini hari disebabkan penjalaran konveksi dari Lampung.

"Hujan dinihari terjadi di Jakarta, Depok, Bogor, Bekasi, yang merupakan efek penjalaran konveksi dari Lampung. Peningkatan hujan di Sumatra berkaitan dengan pertumbuhan bibit vortek Samudra Hindia. Kondisi ini akan persisten hingga dasarian 1 Maret," katanya dalam sebuah unggahan di X, Selasa (4/3).

Erma mengaku telah memperingatkan potensi cuaca ekstrem selama 10 hari pertama Ramadan.

"Sudah saya ingatkan pada 28 Februari lalu mengenai waspadai cuaca ekstrem selama 10 hari pertama Ramadhan," katanya.

"Seluruh pihak agar waspada selama 10 hari di bulan Ramadhan terhadap banjir-banjir yang bisa terjadi imbas meluapnya DAS Ciliwung karena hujan persisten yang mengguyur di sepanjang aliran DAS, dari Bogor hingga Jakarta. Agar selalu siaga dengan potensi banjir besar di Jakarta," imbuhnya.
Banjir merendam wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) pada Selasa (4/3 imbas hujan lebat yang mengguyur wilayah tersebut dalam beberapa waktu terakhir.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), curah hujan tinggi yang terjadi selama beberapa waktu terakhir disebabkan oleh sejumlah faktor cuaca.

"Hal itu disebabkan, saat itu kami mendeteksi adanya gelombang atmosfer seperti Rossby Ekuatorial, kemudian juga gelombang Kelvin, kemudian terjadi low pressure area, dan pertemuan beberapa belokan dan pertemuan angin dari berbagai arah," terang Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam wawancara dengan TVRI yang diunggah di Instagram BMKG, Selasa (4/3).

"Sehingga waktu itu, kami memprediksi potensi terjadi hujan lebat, sangat lebat, dapat berkembang menjadi ekstrem, terutama di sebagian besar Sumatera dan Jawa, serta Kalimantan bagian barat dan tengah, kemudian juga di Sulawesi bagian utara, Maluku utara serta kepulauan Papua yang dapat menimbulkan bencana hidrometeorologi," tambahnya.

Dwikorita kemudian membandingkan banjir yang terjadi kali ini dengan banjir parah yang menerjang wilayah Jakarta pada 2020. Dwikorita menyebut ada perbedaan fenomena pada dua bencana banjir tersebut.

Pada 2020, kata Dwikorita, banjir disebabkan oleh fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) dan seruakan dingin atau cold surge dari dataran tinggi Asia.

"Karena saat itu, selain MJO, juga masuknya seruakan udara dingin dari dataran tinggi Asia, kalau kali ini memang ada pengaruh MJO, kemudian juga adanya pengaruh gelombang atmosfer, serta juga pengaruh kondisi lokal," jelasnya.

BMKG juga sudah mendeteksi kumpulan awan Cumulonimbus yang memenuhi Jawa Barat hingga Jakarta pada beberapa hari sebelumnya. Awan tersebut juga terlihat di wilayah Sumatera bagian selatan yang bergerak ke arah Jambi, Bengkulu, sampai Sumatera Barat.

Baca artikel CNN Indonesia "Hujan Deras Picu Banjir Jabodetabek, Pakar BRIN Ungkap Penyebabnya" selengkapnya di sini: https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20250304125031-641-1204856/hujan-deras-picu-banjir-jabodetabek-pakar-brin-ungkap-penyebabnya

Curah Hujan Tinggi, Cianjur Utara Diterjang Bencana Hidrometeorologi

WILAYAH utara Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, diterjang bencana hidrometeorologi bersamaan hujan deras dalam waktu lama, Minggu (2/3). Dampak bencana cukup menonjol terjadi di Kecamatan Sukaresmi dan Kecamatan Pacet.

Berdasarkan data, di Kecamatan Sukaresmi, bencana hidrometeorologi mengakibatkan Jembatan Cibogo di Kampung Cibogo RT 01/13 Desa Ciwalen roboh. Peristiwanya terjadi pada Minggu (2/3) sekitar pukul 22.00 WIB.

Camat Sukaresmi, Latip Ridwan, menuturkan intensitas curah hujan terpantau sejak Minggu (2/3) sekitar pukul 15.00 WIB. Hujan berlangsung cukup lama karena hingga malam tak berhenti.

"Tingginya curah hujan mengakibatkan debit air Sungai Ciwalen meluap. Kondisi itu mengakibatkan pondasi Jembatan Cibogo tergerus hingga akhirnya roboh," kata Latip, Senin (3/3).

Akibat robohnya Jembatan Cibogo, aktivitas di wilayah tersebut jadi terhambat. Akses mobilitas antara Kampung Ciwalen ke Kampung Cibogo, Cisentul, maupun Cinangka meliputi 2 RW  terdiri dari 8 RT jadi tersendat.

"Kami mengimbau kepada RT atau RW serta masyarakat agar tetap waspada. Di lokasi sudah kami pasang pembatas area sebelum dibuat alternatif penghubung untuk melintas. Kami juga berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mencari solusi perbaikan secepatnya," pungkasnya.

Banjir bandang

Sementara di Kecamatan Pacet, pada waktu hampir bersamaan terjadi bencana banjir bandang di Kampung Ciguntur RT 03/06 dan RT 01/011 Desa Cipendawa, Minggu (2/3) sekitar pukul 20.00 WIB.

Banjir dipicu tingginya curah hujan sejak sore hingga petang. Akibat bencana itu, sebanyak 25 jiwa mengungsi

Mereka yang mengungsi merupakan warga Kampung Ciguntur RT 03/06 sebanyak 11 jiwa dan warga Kampung Ciguntur RT 01/011 sebanyak 14 jiwa.

Terdapat 10 rumah yang kondisinya rusak parah akibat terdampak banjir bandang. Saat ini warga sedang membersihkan sisa-sisa kotoran dan lumpur yang terbawa banjir bandang.

Curah Hujan Tinggi, Cianjur Utara Diterjang Bencana Hidrometeorologi

WILAYAH utara Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, diterjang bencana hidrometeorologi bersamaan hujan deras dalam waktu lama, Minggu (2/3). Dampak bencana cukup menonjol terjadi di Kecamatan Sukaresmi dan Kecamatan Pacet.

Berdasarkan data, di Kecamatan Sukaresmi, bencana hidrometeorologi mengakibatkan Jembatan Cibogo di Kampung Cibogo RT 01/13 Desa Ciwalen roboh. Peristiwanya terjadi pada Minggu (2/3) sekitar pukul 22.00 WIB.

Camat Sukaresmi, Latip Ridwan, menuturkan intensitas curah hujan terpantau sejak Minggu (2/3) sekitar pukul 15.00 WIB. Hujan berlangsung cukup lama karena hingga malam tak berhenti.

"Tingginya curah hujan mengakibatkan debit air Sungai Ciwalen meluap. Kondisi itu mengakibatkan pondasi Jembatan Cibogo tergerus hingga akhirnya roboh," kata Latip, Senin (3/3).

Akibat robohnya Jembatan Cibogo, aktivitas di wilayah tersebut jadi terhambat. Akses mobilitas antara Kampung Ciwalen ke Kampung Cibogo, Cisentul, maupun Cinangka meliputi 2 RW  terdiri dari 8 RT jadi tersendat.

"Kami mengimbau kepada RT atau RW serta masyarakat agar tetap waspada. Di lokasi sudah kami pasang pembatas area sebelum dibuat alternatif penghubung untuk melintas. Kami juga berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mencari solusi perbaikan secepatnya," pungkasnya.

Banjir bandang

Sementara di Kecamatan Pacet, pada waktu hampir bersamaan terjadi bencana banjir bandang di Kampung Ciguntur RT 03/06 dan RT 01/011 Desa Cipendawa, Minggu (2/3) sekitar pukul 20.00 WIB.

Banjir dipicu tingginya curah hujan sejak sore hingga petang. Akibat bencana itu, sebanyak 25 jiwa mengungsi.

Mereka yang mengungsi merupakan warga Kampung Ciguntur RT 03/06 sebanyak 11 jiwa dan warga Kampung Ciguntur RT 01/011 sebanyak 14 jiwa.

Terdapat 10 rumah yang kondisinya rusak parah akibat terdampak banjir bandang. Saat ini warga sedang membersihkan sisa-sisa kotoran dan lumpur yang terbawa banjir bandang.