logo2

ugm-logo

Blog

Reportase Seminar Nasional “Emergency Medical Team dalam Pengembangan Tenaga Cadangan Kesehatan untuk Memperkuat Ketahanan Tanggap Darurat”

Yogyakarta - Pokja Bencana FK-KMK UGM dan PKMK FK-KMK UGM mengadakan Seminar Nasional dalam rangka Pre-Conference 19th Post Graduate Forum on Health System and Policy bertajuk “Emergency Medical Team dalam Pengembangan Tenaga Cadangan Kesehatan untuk Memperkuat Ketahanan Tanggap Darurat” secara kombinasi luring di Auditorium Lantai 8 Gedung Tahir Sisi Utara FK-KMK UGM dan daring disiarkan melalui Zoom Meeting. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai apa yang perlu ditingkatkan atau diperbaiki dalam meningkatkan kesiapsiagaan dan pengelolaan EMT sebagai penopang ketahanan kesehatan dalam penanggulangan bencana. Terdapat 107 pendaftar kegiatan yang mengikuti secara daring dan luring yang berasal dari berbagai institusi termasuk jejaring Academic Health System (AHS) UGM.

ahs ugm 2025

Sambutan dan pembukaan disampaikan oleh Prof. dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc., Ph.D., FRSPH selaku Dekan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada. Dalam sambutannya, Prof Yodi menyampaikan bahwa data dari BNPB menunjukkan 1.929 bencana telah terjadi di Indonesia sepanjang 2024. Artinya, kerentanan Indonesia terhadap bencana tidak perlu diragukan lagi. Keberadaan EMT menjadi penting untuk membangun ketahanan tanggap darurat.

ahs ugm 2025

Sesi utama dipandu oleh Happy R. Pangaribuan, SKM., MPH. Materi pertama mengenai Kebijakan TCK-EMT dalam Pengembangan Tenaga Kesehatan di Indonesia disampaikan oleh dr. Gregorius Anung Trihadi, MPH selaku Kepala bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. dr Anung menyampaikan regulasi penanggulangan krisis kesehatan dan upaya penanggulangan krisis kesehatan, termasuk konsep dan implementasi kebijakan TCK-EMT di Indonesia dan Provinsi DIY.

ahs ugm 2025

Materi kedua disampaikan oleh dr. Bella Donna, M.Kes tentang “Peran EMT dalam Ketahanan Sistem Kesehatan”. Secara detil beliau menyampaikan tentang apa itu EMT, apa saja tipe-tipe EMT, bagaimana hubungan antara TCK dan EMT, serta peran EMT dalam bencana dan krisis kesehatan. Di akhir presentasi, beliau menjelaskan bagaimana penerapan konsep EMT dan contoh penerapan penerjunan tim yang pernah dilaksanakan berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI dan FK-KMK UGM.

ahs ugm 2025

Materi ketiga tentang “Sepak Terjang AHS UGM dan Pokja Bencana FK-KMK UGM dalam Penanggulangan Bencana di Indonesia” dipaparkan oleh Sutono,S.Kp., M.Sc., M.Kep selaku Ketua Pokja Bencana FK-KMK UGM. Pokja Bencana FK-KMK UGM diinisiasi sejak 2004 ketika tsunami dan gempa bumi Aceh. Dengan menerapkan prinsip Tri Dharma perguruan tinggi di bidang bencana dan krisis kesehatan, pokja bencana FK-KMK UGM terus terlibat dan berperan aktif dalam penanggulangan bencana dan krisis kesehatan di Indonesia.

Terakhir, materi bertajuk “Peran MULTHEOR Indonesia sebagai Pusat Pelatihan EMT di Indonesia dan Asia Tenggara” diperkenalkan oleh Prof. Dr. Yahdiana Harahap, M.Si., apt. MULTHEOR adalah Multi-Country Training Hub for Health Emergencies Operational Readiness, yang merupakan pusat pelatihan EMT di kawasan Indonesia dan Asia Tenggara. Adanya pusat pelatihan ini menjadi capaian penting dan perlu untuk terus dikawal oleh Indonesia demi berkembangnya EMT di Indonesia agar sesuai dengan pedoman WHO.

ahs ugm 2025

Sesi kemudian dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab bersama seluruh narasumber. Para peserta yang mengikuti secara luring dan daring turut berpartisipasi secara aktif sehingga diskusi berjalan menarik. Pertanyaan yang diutarakan mulai dari seputar konsep hingga implementasi EMT di lapangan. Melalui seminar ini, diharapkan para peserta yang terlibat memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap konsep EMT dalam pengembangan TCK untuk memperkuat ketahanan tanggap darurat di Indonesia.

Reporter: dr. Alif Indiralarasati (UGM)

Reportase

The 23th World Congress on Disaster and Emergency Medicine

Tokyo, 2-6 Mei 2025


The World Association for Disaster and Emergency Medicine (WADEM) adalah organisasi internasional yang bertujuan untuk meningkatkan penyediaan perawatan pra-rumah sakit dan gawat darurat di seluruh dunia selama keadaan darurat sehari-hari dan bencana massal. Awalnya organisasi ini bernama Club of Mainz, organisasi ini didirikan pada 2 Oktober 1976. Organisasi ini telah menyelenggarakan Kongres Dunia tentang Kedokteran Bencana dan Gawat Darurat setiap dua tahun sejak 1979. Selain itu, organisasi ini menerbitkan jurnal yang telah melalui peninjauan sejawat berjudul Prehospital and Disaster Medicine. PBB menggambarkan WADEM sebagai "asosiasi internasional para ahli kesehatan bencana dan gawat darurat dunia", sementara Impact menyatakan bahwa WADEM berkomitmen "untuk memajukan batas penelitian bencana dan gawat darurat" dengan berfokus pada "investigasi ilmiah tentang...respons gawat darurat." WADEM mendefinisikan bencana medis sebagai "peristiwa lokal di mana korban jiwa melebihi sumber daya medis yang tersedia secara lokal", sebuah definisi yang jauh lebih luas daripada gambaran umum tentang bencana yang melibatkan banyaknya cedera dan kematian.

The World Congress on Disaster and Emergency Medicine diadakan setiap dua tahun, sebaiknya di wilayah dunia yang berbeda setiap kali. Besarnya jumlah tersebut dapat dilihat dari fakta bahwa sekitar 1.600 delegasi menghadiri Kongres ke-17 di Beijing, Tiongkok. Ini juga merupakan konferensi pertama di mana para dokter hewan mempresentasikan berbagai topik. Tujuan kongres adalah agar "para anggota dan peserta yang berminat [untuk] menyajikan laporan ilmiah mengenai penelitian darurat dan resusitasi, respons individu terhadap bencana besar, dan perubahan dalam sistem penyediaan perawatan pra-rumah sakit." Kongres WADEM pertama kali diadakan pada tahun 1979 di Mainz, yang kedua pada tahun 1981 di Pittsburgh, dan terus berlanjut setiap dua tahun sekali hingga tahun 2022 ditiadakan karena COVID-19 dan dilanjutkan di kongres yang ke-22 pada 2023 di Killarney dan yang ke-23 pada 2025 ini di Tokyo.

Keterlibatan PKMK FK-KMK UGM pada kongres WADEM tercatat sejak kongres ke-19 pada 2015 di Afrika Selatan dengan detail sebagai berikut: 

2015,Cape Town -  Afrika Selatan KLIK DISINI
Kongres  ke-20 pada 2017 di Toronto,Kanada KLIK DISINI
Kongres Ke-21 pada 2019 di Brisbane, Australia KLIK DISINI
Kongres ke-22 pada 2023 di Killarney, Irlandia KLIK DISINI

Persiapan

Dalam edisi ke-23 Kongres dua tahunan WADEM tentang Kedokteran Bencana dan Gawat Darurat, acara ini akan mempertemukan para pakar global untuk berbagi penelitian dan pelajaran yang dipelajari tentang kedokteran bencana, perawatan pra-rumah sakit, dan aspek kesehatan dari manajemen darurat dan krisis kemanusiaan yang kompleks. Diselenggarakan bersama oleh Japan Association for Disaster Medicine (JADM), kongres ini akan menampilkan program ilmiah yang dinamis dan menarik, termasuk sesi pleno, diskusi panel, presentasi lisan dan poster, lokakarya, dan peluang jaringan. Diselenggarakan di Keio Plaza Hotel, Kota Shinjuku, di kota metropolitan Tokyo yang ramai mulai 2-6 Mei 2025, dengan tema kongres adalah – Governance in the Face of VUCA: the Power of Knowledge, Courage, and Solidarity in Health Systems. Program ilmiah sedang dikembangkan dan akan mencakup berbagai topik, di antaranya:

  • Emergency Medical Teams (EMTs);
  • Conflict Medicine and Hybrid Warfare;
  • Mass Gathering and Event Medicine;
  • Disaster Risk Reduction and Management (Sendai Framework);
  • Emergency Public Health;
  • Education, Training, and Simulation;
  • Psychosocial and Mental Health Issues;
  • Data Management and Information Technology;
  • One Health and Veterinary Medicine;
  • Health Care Workers Safety and Well-Being;
  • Research Methods (Health EDRM); and
  • Long-term Disaster Planning,

Terpilihnya Jepang sebagai tuan rumah Kongres WADEM ke-23 tahun 2025 menjadikan semangat tersendiri bagi para peneliti dan konsultan di divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK FK-KMK UGM. Secara identitas negara, Jepang memiliki banyak kemiripan dengan Indonesia dari segi kekayaan geografis dan risiko bencana alam yang dimiliki. Namun, dengan semangat mengembangkan ilmu pengetahuan yang tinggi, Jepang berhasil meningkatkan kemampuan manajemen bencana dan kedokteran emergensi lebih maju dari Indonesia. Dengan kapasitasnya, mereka juga mengembangkan hubungan bilateral kerjasama dan peningkatan kapasitas melalui JICA (Japan International Cooperation Agency) yang banyak membantu Indonesia dan regional Asia Tenggara di bidang manajemen bencana kesehatan, salah satunya melalui ARCH Project. Sejarah panjang hubungan antara Jepang dan Indonesia, serta kekayaan budaya Jepang baik dari segi tradisional dan kontemporer, meningkatkan ketertarikan bagi divisi ini untuk berpartisipasi secara aktif dalam kongres, tidak hanya hadir sebagai peserta, tapi juga turut mengirimkan berbagai abstrak penelitian. Divisi berharap, melalui kegiatan ini, akan banyak ilmu yang bermanfaat, jejaring yang dikenal, dan momen berharga yang dikenang selamanya.

Setelah melalui serangkaian masa pemikiran, penyusunan abstrak, dan diskusi panjang, Tim PKMK FK-KMK UGM berhasil diterima sebagai presenter dalam berbagai topik dan kategori presentasi. Tim PKMK FK-KMK yang berangkat untuk mengikuti konferensi internasional ini mempresentasikan abstraknya baik dalam bentuk Oral, Poster dan Lightning presentation adalah:

Tim PKMK FK-KMK yang berangkat untuk mengikuti konferensi internasional ini mempresentasikan abstraknya baik dalam bentuk Oral, Poster dan Lightning presentation adalah:

Nama Instansi Abstrak yang dipresentasikan
Happy Pangaribuan, S.KM, MPH Peneliti PKMK, Kepala Divisi MBK Klik Disini
Madelina Ariani, S.KM, MPH Peneliti PKMK Divisi MBK, Mahasiswa Hiroshima Univ, Awardee beasiswa pemerintah jepang Klik Disini
apt. Gde Yulian Yogadhita, M.Epid Peneliti PKMK Divisi MBK, Mahasiswa S3 FK-KMK, Awardee LPDP

Submission 1

Submission 2

Submission 3

Submission 4

Submission 5

Submission 6

dr. Alif Indiralarasati Peneliti PKMK Divisi MBK, Mahasiswa S2 Georgia University, Awardee Fullbright

Klik Disini

Klik Disini

dr. Muhammad Alif Seswandhana Peneliti PKMK Divisi MBK Klik Disini

 

Selain nama-nama di atas dari PKMK, perwakilan Indonesia yang juga akan presentasi di kongres WADEM ke-23 antara lain:

Nama Instansi  Abstrak yang dipresentasikan
Prof. dr. Yodi Mahendradata, M.Sc., Ph.D., FRSPH Dekan FK-KMK UGM Sebagai EB AJDHM Special Session: “ASEAN Academic Network on Disaster Health Management: AANDHM”
dr. M Nurhadi Rahman, Sp.OG (K) AJDHM, Dosen FK-KMK UGM  
dr. Bella Donna, M.Kes Sekretariat AIDHM Klik Disini
Maryami Kosim, S.Kep., Ns., M.Sc., Ph.D AIDHM, Dosen FK-KMK UGM

Special Session: “ASEAN Academic Network on Disaster Health Management: AANDHM”

Klik Disini

Klik Disini

Klik Disini

Happy Indah Kusuma Dosen FK-KMK, Mahasiswa S3 FK-KMK UGM, Awardee LPDP Klik Disini
M. Arief Tarmansyah Alumni Mahasiswa S3 FK-KMK, Poltekkes Tasikmalaya Klik Disini
Yuli Arinta Dewi Mahasiswa S3 Psikologi UGM, Awardee LPDP Klik Disini
Siti Makhmudah Mahasiswa S3 Psikologi UGM, Awardee LPDP Klik Disini
dr. Corona Rintawan, Sp.EM., KDM., FICEP Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), Universitas Muhammadiyah Makassar Klik Disini
Dinar Lubis Dosen Universitas Udayana Klik Disini

Pengajuan abstrak mendapat respons luar biasa. Panitia mengatakan, ada lebih dari 700 kiriman yang diterima dalam kongres kali ini. Ini adalah jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi WADEM dan melampaui rekor sebelumnya sebanyak 670 yang ditetapkan pada tahun 2017 untuk Kongres Toronto. Kiriman mencakup berbagai tema yang relevan dengan kedokteran bencana, perawatan pra-rumah sakit, aspek kesehatan dari manajemen darurat, dan krisis kemanusiaan yang kompleks. Abstrak yang dipresentasikan di kongres akan dipublikasikan dalam suplemen daring untuk jurnal WADEM, Prehospital and Disaster Medicine (PDM). Setiap abstrak yang dipublikasikan akan memiliki Digital Object Identifier (DOI), dan suplemen kongres akan tersedia di halaman PDM di Cambridge Core.

SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan

Reportase

The 6th Regional Collaboration Drill Thailand 2025 with Scenario Mega-Floods Affected Bangkok-Nonthaburi-Pathum Thani

Bangkok-Nonthaburi-Pathum Thani, Thailand

 7-14 Februari 2025


Regional Collaboration Drill (RCD) telah dilaksanakan sejak awal Proyek ARCH, dengan negara tuan rumah dipilih dari negara anggota ASEAN (AMS-ASEAN member states). Konsep RCD yaitu bencana berskala besar terjadi di salah satu AMS (negara tuan rumah RCD), dan negara yang terkena dampak meminta bantuan internasional, termasuk pengiriman International Emergency Medical Team (I-EMT), dan AMS lainnya mengirimkan I-EMT masing-masing sebagai tanggapan atas permintaan tersebut. Program ini terdiri dari latihan simulasi berbasis skenario dan latihan lapangan termasuk praktik medis simulasi selama sekitar empat hari.

Sejak 2017, lima kegiatan RCD telah berhasil diselenggarakan, yaitu di Thailand, Vietnam, Filipina, Indonesia, dan Malaysia. RCD yang ke-6 ini kembali diselenggarakan di Thailand dengan sejumlah tujuan berikut:

  1. Untuk mengevaluasi kapasitas negara tuan rumah dalam menerima Tim Medis Gawat Darurat Internasional (iEMT) selama keadaan darurat untuk kebutuhan kesehatan kemanusiaan.
  2. Untuk menilai kemampuan pengelolaan data, analisis, dan pelaporan Prosedur Operasional Standar (SOP) untuk koordinasi tim medis gawat darurat (EMT) di ASEAN dan dokumen-dokumen terkait.
  3. Untuk mendorong kolaborasi antarlembaga melalui latihan bersama dengan organisasi kesehatan dan non-kesehatan.
  4. Untuk memperkuat mekanisme Pusat AHA dan meningkatkan kapasitas negara-negara anggota ASEAN (AMS) untuk mencapai tujuan-tujuan yang diuraikan dalam Rencana Aksi untuk pelaksanaan Deklarasi Pemimpin ASEAN tentang Manajemen Kesehatan Bencana.
  5. Untuk menyelesaikan dan menyebarluaskan hasil-hasil dan pemukahiran yang dikembangkan oleh Proyek ARCH (Informasi Tim Komprehensif: CTI), Kurikulum C-Course, Laporan Mentor, dan Buku Panduan Persiapan).

Liputan Media

Day 0

Day-0 Pre-Deployment Process,  January 2025.

Sebelum dilakukan Regional Collaboration Drill (RCD) ke-6, pada 10-13 Februari 2025, para peserta diundang partisipasi AIDHM dalam sesi briefing untuk latihan pre-deployment, yaitu acara yang ditujukan untuk mensimulasikan strategi dan prosedur permohonan bantuan dari negara anggota ASEAN yang terdampak bencana, termasuk penerimaan Tim Medis Darurat Internasional (I-EMT). Latihan ini juga berfungsi untuk membantu peserta negara anggota ASEAN (AMS) membiasakan diri dengan perangkat regional yang dikembangkan oleh proyek ARCH, mengklarifikasi langkah-langkah dan arahan yang diperlukan untuk pengembangan kapasitas guna memastikan bahwa setiap I-EMT AMS dapat dikerahkan secara efisien dan efektif ke negara-negara lain di kawasan ASEAN terutama membiasakan negara-negara ASEAN dengan proses, alur dan form yang digunakan.

Latihan pre-deployment, sebagai bagian dari RCD, dilakukan secara virtual dengan platform Zoom dan email untuk komunikasi antara tuan rumah RCD dan AMS difasilitasi dan berkolaborasi dengan AHA Centre tentang Penawaran Bantuan dan Pengaturan Kontraktual untuk Bantuan sesuai dengan prosedur dalam SASOP. SASOP adalah “standard operating procedure for regional standby arrangements and coordination of joint disaster relief and emergency response operations” milik ASEAN dan dapat diunduh melalui: Klik Disini

1 osocc

Skenario RCD ke-6 ini melibatkan hujan lebat dan badai moonson dari Laut Cina Selatan, yang menyebabkan banjir besar di sembilan provinsi, termasuk Bangkok, Nonthaburi, dan Pathum Thani. Sekitar 1,2 juta orang terkena dampak, dengan banyak korban yang sangat membutuhkan tempat berlindung, makanan, dan perawatan medis. Oleh karena tantangan yang ditimbulkan oleh banjir besar dan masalah kesehatan masyarakat, bantuan internasional akan diminta untuk mengelola situasi secara efektif dan mendukung masyarakat yang terkena dampak.

Kemudian ditetapkan tiga lokasi, pertama BANGKOK Metro, fokusnya adalah menangani cedera kimia dan upaya dekontaminasi. Tim operasi gabungan, yang terdiri dari tim EMT lokal (MERT BKK) dan CDEM akan beroperasi di area ini. Kedua, PATHUM THANI, fokusnya adalah pada Sistem Rujukan Udara, khususnya operasi Sky Doctor. Tim operasi gabungan telah dibentuk, yang terdiri dari tim lokal (I-EMT DMS dan JDR). Lokasi ketiga berada di NONTHABURI, fokusnya adalah pada penerapan Sistem Rujukan Akuatik, khususnya pengoperasian ambulans akuatik. Tim operasi gabungan, yang terdiri dari tim lokal (MERT Nonthaburi) dan M-MERT.

Penjelasan terkait skenario bencana dapat disimak di presentasi berikut Klik Disini

2 web eoc

 

Invitation for AIDHM Participation

Letter of Invitation for the Pre-Deployment Exercise”
SITUATIONUPDATE#1 for Flooding in Thailand – 31 January 20XX

  Klik Disini

The AHA Centre Flash Update #1 for Flooding in Central Thailand – 22 January 20XX

  Klik Disini

Foto-foto tiap tim (รูปทำของที่ระลึก)

Klik Disini

Foto-foto perlengkapan yang dibutuhkan (ซื้อของตาม TOR)

  Klik Disini

 

Artikel SDG 3, SDG 17

Reportase Webinar Konsep Manajemen Bencana Kesehatan Dan Implementasi Dalam Sistem Penanggulangan Bencana dan Krisis Kesehatan di Indonesia Manajemen Bencana Kesehatan

20 Maret 2025

PKMK-Yogyakarta. Indonesia dikenal sebagai laboratorium bencana sehingga memiliki posisi yang penting untuk memperdalam dan mempersiapkan diri menghadapi segala ancaman yang ada. Pemahaman yang komprehensif mengenai konsep manajemen bencana kesehatan menjadi penting untuk mempersiapkan diri, lingkungan, dan sistem kesehatan di berbagai tingkat agar tercipta kesiapsiagaan menghadapi krisis kesehatan dan bencana kesehatan. Pada kesempatan kali ini, Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK FK-KMK UGM melaksanakan webinar “Konsep Manajemen Bencana Kesehatan dan Implementasi dalam Sistem Penanggulangan Bencana dan Krisis Kesehatan di Indonesia” pada Kamis (20/3/2025) yang dilaksanakan secara daring. Pelatihan ini diikuti oleh 49 peserta yang berasal dari akademisi, praktisi, dan pemangku kebijakan.

hdp 20 3 2025 happy

Dok. PKMK FK-KMK UGM “Pengantar” oleh Happy R Pangaribuan, S.KM, MPH selaku Kepala Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK UGM

Kegiatan dibuka dengan pengantar yang disampaikan oleh Happy R Pangaribuan, S.KM, MPH, selaku Kepala Divisi Manajemen Bencana Kesehatan dan moderator yang menyampaikan terima kasih kepala seluruh peserta yang telah hadir dalam kegiatan kali ini. Pada 2024 dan 2025 ini banyak terjadi bencana banjir serta tanah longsor yang menunjukkan bahwa Indonesia merupakan daerah yang rawan bencana sehingga disebut sebagai laboratorium bencana. Dengan kegiatan ini diharapkan peserta yang berasal dari berbagai macam latar belakang dan instansi dapat memberikan sumbangsih dan kontribusi dalam pengembangan dan implementasi manajemen bencana di Indonesia. Kemudian pihaknya juga menyampaikan bahwa banyak regulasi dan konsep yang perlu diketahui mengenai konsep manajemen bencana seperti bagaimana struktur pengorganisasian, siapa saja yang dapat terlibat, apa itu konsep dan teori tentang bencana yang akan dibahas dalam kegiatan webinar kali ini sehingga dapat memberikan gambaran dan isu esensial dalam penanggulangan bencana Kesehatan di Indonesia.

hdp 20 3 2025 dr hendro

Dok. PKMK FK-KMK UGM “Incident Command System oleh dr. Hendro Wartatmo, SpB-KBD

Materi pertama disampaikan oleh dr. Hendro Wartatmo, SpB-KBD dengan judul “Incident Command System (ICS)”. Incident Command System adalah sebuah sistem yang di dalamnya meliputi petugas, fasilitas, dan aturan yang disusun untuk menghasilkan respon bencana yang optimal. Susunan sistem komando ini terdiri atas komandan, operasional, perencanaan, logistik, serta administrasi dan keuangan. Tujuan dari ICS ini adalah membagi habis tugas tiap personil yang ada, kejelasan alur komando ketika terjadi bencana, serta memungkinkan adanya pengembangan organisasi bila diperlukan. Selain itu sistem komando ini bukan organisasi baru yang dibentuk melainkan pengembangan dari organisasi yang sudah ada seusai tugas pokok dan fungsi dari masing-masing bidang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ICS merupakan sebuah sistem dalam keadaan darurat yang memenuhi persyaratan tertentu dimana tidak sama dengan situasi normal.

hdp 20 3 2025 dr bella

Dok. PKMK FK-KMK UGM “Konsep Disaster Health Management - Pendekatan dengan Disaster Logic Model oleh dr. Bella Donna, M.Kes

Materi kedua disampaikan oleh dr. Bella Donna, M.Kes dengan judul “Konsep Disaster Health Management - Pendekatan dengan Disaster Logic Model”. Disaster Logic Model atau DLM adalah sebuah model dalam manajemen bencana yang membantu organisasi dan pemangku kepentingan untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi respons terhadap bencana. Disaster Logic Model (DLM) memetakan hubungan antara input, proses, output, dan outcome untuk mengkomunikasikan tujuan, sasaran implementasi dan evaluasi program dengan alur perencanaan, implementasi, evaluasi dan pelaporan. Selanjutnya dalam penerapan manajemen bencana terdiri dari fase pra-bencana, saat bencana, dan pasca-bencana. Pada masa pra-bencana dilakukan mitigasi dan preparedness yang bertujuan untuk mempersiapkan semua kebutuhan dan mengurangi risiko serta meningkatkan kapasitas. Pada saat bencana dilakukan serangkaian kegiatan yang dilakukan segera untuk mengatasi dampak negatif dari bencana tersebut yang bertujuan untuk mencegah kesakitan dan kecacatan. Saat pasca bencana dilakukan proses pemulihan darurat untuk memfungsikan kembali infrastruktur dan fasilitas layanan konseling yang bertujuan mengembalikan area yang terkena dampak ke kondisi sebelumnya.

hdp 20 3 2025 yogaMateri ketiga disampaikan oleh apt. Gde Yulian Yogadhita, M.Epid. dengan judul “Manajemen SDM Kesehatan dan Kompetensi Tenaga Kesehatan dalam Bencana Sektor Kesehatan”. Ketika terjadi bencana sering terjadi permasalahan SDM kesehatan dimana mahasiswa atau tenaga kesehatan yang belum pernah mendapatkan pendidikan atau pelatihan manajemen bencana akan merasa kebingungan saat menghadapi situasi saat bencana. Terdapat teori dan pendekatan yang dapat digunakan dalam penyusunan kebijakan penanggulangan bencana kesehatan, contohnya disaster risk reduction, disaster management cycle, serta regulasi penanggulangan krisis kesehatan. Indonesia memiliki mekanisme Tenaga Cadangan Kesehatan (TCK) yang bertugas menjadi bantuan tenaga Emergency Medical Team (EMT). Terdapat standar pembinaan Tenaga Cadangan Kesehatan - Emergency Medical Team (TCK-EMT) yang dikeluarkan oleh pusat krisis sebagai standar yang harus dimiliki setiap tenaga cadangan kesehatan sesuai level yang ditetapkan dimana terbagi menjadi kompetensi inti, penunjang, dan khusus.

hdp 20 3 2025 dr anung

Dok. PKMK FK-KMK UGM “Implementasi konsep DHM dalam Sistem Penanggulangan Bencana dan Krisis Kesehatan di tingkat Daerah oleh dr. Gregorius Anung Trihadi, MPH

Materi keempat disampaikan oleh dr. Gregorius Anung Trihadi, MPH dari Dinas Kesehatan Provinsi DIY dengan judul “Implementasi konsep DHM dalam Sistem Penanggulangan Bencana dan Krisis Kesehatan di tingkat Daerah”. Ketika terjadi krisis Kesehatan akan muncul komunikasi informasi yang tidak memadai, berbagai instansi berjalan sendiri-sendiri, pembagian tugas dalam penanganan krisis Kesehatan belum jelas, tidak terstandar, dan struktur organisasi yang berbeda dapat meningkatkan chaos atau kekacauan sehingga menimbulkan respons yang lambat, tidak efisien, dan tidak efektif. Dalam penanganan krisis Kesehatan terdapat dua sistem pengorganisasian, yang pertama adalah sistem klaster yaitu pengelompokan unsur pentahelix yang memiliki fungsi yang sama dan menggunakan sistem koordinasi, kolaborasi, dan integrasi sistem antara pemerintah, akademisi, medis, dan masyarakat. Sistem yang kedua adalah sistem komando yang merupakan satu kesatuan terstruktur dalam satu komando untuk penanganan darurat secara efektif dan efisien. Integrasi antara sistem klaster dan Incident Command System yaitu Health Emergency Operational Center (HEOC) merupakan sistem manajemen kesehatan dalam merespons krisis kesehatan dalam hal ini dilakukan oleh dinas kesehatan. Kemudian dr. Anung juga menyampaikan pengalaman Dinas Kesehatan Provinsi DIY dalam merespons bencana yang terjadi di wilayah Provinsi DIY serta pedoman HEOC yang digunakan oleh dinas kesehatan untuk mengaktivasi atau mengoperasionalisasi HEOC/klaster kesehatan di provinsi DIY.

Selama sesi penyampaian materi, peserta memberikan tanggapan dan pertanyaan atas materi yang telah disampaikan. Peserta tampak antusias dan aktif ketika sesi diskusi berlangsung.

Reporter: dr. Muhammad Alif Seswandhana (Divisi Manajemen Bencana Kesehatan, PKMK UGM)

Reportase “Training Public Health Emergency

PKMK-Bogor. National Critical Care and Trauma Response Centre (NCCTRC), sebuah lembaga kesiapsiagaan bencana di bawah Pemerintah Australia bekerja sama dengan MULTHEOR (Multi Country Training and Knowledge Hub for Health Emergency Operational Readiness) Universitas Pertahanan Indonesia mengadakan pelatihan bertajuk “Training Public Health Emergency” pada 11-12 Desember 2024 bertempat di Aula Serbaguna Fakultas Farmasi Militer Universitas Pertahanan RI. 

Selengkapnya