logo2

ugm-logo

Blog

Reportase

Bimbingan Teknis Hospital Disaster Plan RSUD Dr. H. Abdul Moeloek, Bandar Lampung

 Lampung, 2 - 3 Mei 2019


hdp am 1

RSUD Dr. H. Abdul Moeloek adalah salah satu rumah sakit yang terkena dampak tsunami 22 Desember 2018, tsunami yang disebabkan oleh letusan Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda menghantam pesisir Banten dan Lampung, Indonesia. Tidak hanya itu, kejadian gawat darurat sehari - hari, krisis kesehatan, dan bencana lainnya juga akan berdampak pada RSUD Dr. H Abdul Moeloek karena merupakan rumah sakit rujukan provinsi dari 15 Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung. Hal ini mendasari kebutuhan RSUD Dr. H. Abdul Moeloek untuk mempersiapkan Hospital Disaster Plan (HDP)-nya.

 

Pelaksanaan

 

Hari 1

Pembukaan

Workshop bertujuan untuk menyusun dokumen HDP, menilai kebutuhan rumah sakit dalam penanggulangan bencana, review HDP rumah sakit, dan memberikan masukan untuk perbaikan HDP. Sasaran workshop sebanyak 85 orang peserta. Dua tugas rumah sakit adalah dukungan hal teknis dan manajerial. Rumah sakit ini merupakan rujukan tertinggi dari 15 rumah sakit, hal ini menjadi alasan kuat untuk menyusun HDP. Peserta diharapkan dapat memahami teknis dokumen dan melakukan review dokumen HDP. Kepada narasumber, diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang komponen HDP sehingga RS siap jika terjadi bencana.

hdp am 2

Dok. PKMK FK - KMK UGM “Pembukaan dan Pengarahan”

Materi 1. Konsep Rumah Sakit Aman Bencana (Safe Hospital)

Materi ini disampaikan oleh Pusat Krisi Kemenkes, Indonesia merupakan wilayah yang rawan bencana, baik bencana alam, non alam maupun sosial. Potensi bencana adalah banjir, gempa dan tsunami. Paradigma manajemen bencana bahwa terdapat 3 fase dalam manajemen bencana yaitu pra bencana, saat bencana dan pasca bencana. Sendai Framework For Disaster Risk Reduction 2015 - 2030 ada perubahan paradigma dari tanggap darurat ke pengurangan bencana. Prinsipnya untuk mengurangi risiko bahaya maka harus meningkatkan kapasitas. Kapasitas adalah kemampuan daerah dan masyarakat untuk melakukan pengurangan tingkat ancaman dan tingkat kerugian bidang kesehatan akibat bencana. permasalahan kapasitas ada di pemerintah, masyarakat dan dunia usaha. Solusi permasalahan kapasitas tersebut adalah koordinasi dan kolaborasi.

hdp am 3

Dok. PKMK FK - KMK UGM “Penyampaian Materi Konsep RS Aman Bencana”

 

Materi 2. Komponen HDP dalam Akreditasi SNARS oleh dr Bella Donna, MPH

Standar manajemen rumah sakit terkait kebencanaan ada dalam manajemen fasilitas dan keselamatan (MFK). Elemen penilaian I adalah rumah sakit mempunyai regulasi manajemen bencana yang meliputi butir 1 - 8. Butir (1) elemen Penilaian MFK 6 rumah sakit menentukan jenis bencana yang mungkin terjadi dan konsekuensi bahaya, ancaman dan kejadian. Ada skenario bencana di rumah sakit dan disesuaikan dengan skenario di daerah. Butir (2) rumah sakit menentukan integritas struktural di lingkungan pelayanan pasien bila terjadi bencana, melibatkan seluruh tim dan organisasi tiap bidang. Butir (3) menentukan peran rumah sakit dalam kejadian bencana, rumah sakit menyiapkan rencana keseluruhan terhadap bencana misalnya all hazard dan SOP. Butir (4) rumah sakit menentukan strategi komunikasi, ada daftar kontak, data petugas dan alat komunikasi. Butir (5) rumah sakit mengelola sumber daya termasuk sumber - sumber alternatif, ini mulai dari menyiapkan tim, manajemen tim HDP, EMT dan manajemen relawan. Butir (6) rumah sakit mengelola kegiatan klinis selama kejadian termasuk tempat pelayanan alternatif seperti ruang pos komando, fasilitas triase, ruang media, dan jalur evakuasi. Butir (7) mengidentifikasi dan penetapan peran dan tanggung jawab staf selama kejadian. Butir (8) proses mengelola keadaan darurat ketika terjadi konflik antara tanggung jawab staf dan RS untuk tetap menyediakan pelayanan pasien.

hdp am 4

Dok. PKMK FK - KMK UGM “Penyampaian Materi Komponen HDP dalam Akreditasi SNARS”

 

Materi 3. Overview Hospital Disaster Plan

Materi disampaikan oleh dr. Handoyo Pramusinto, SpB, pemateri membagikan skenario penanganan erupsiMerapi Jogja 2006. Pelayanan sehari - hari adalah tulang punggung pelayanan kesehatan artinya ketika bencana terjadi jangan mengabaikan pelayanan kesehatan sehari - hari. Kemudian memaparkan skenario Hurricance Sandy di New York. RSUD Abdul Moelek memiliki 720 tempat tidur, artinya saat simulasi bencana dibutuhkan sekitar 50 pasien terlibat dalam proses simulasi. Manajemen sehari - hari di rumah sakit berbeda dengan manajemen ketika terjadi bencana. Hospital By Law untuk situasi sehari - hari, Hospital Disaster Plan untuk situasi bencana.

hdp am 5

Dok. PKMK FK - KMK UGM “Penyampaian Materi Overview HDP”

 

Materi 4. Pengorganisasian dan Teknis Medis (Triase, Treatment and Transport)

Materi ini disampaikan oleh dr. Handoyo Pramusinto, Sp.B. Incident command system dimulai dari komando, sekretariat, keselamatan & keamanan, operasional, perencanaan, logistik, dan admin/keuangan. Konsep pengorganisasian harus sederhana dan jelas artinya dapat dimobilisasi dalam waktu yang singkat. Incident command system dimulai dari komandan penanggulangan bencana, sekretariat, keselamatan & logistik, perencanaan, keuangan dan operasional. Struktur organisasi tersebut harus disusun dengan uraian tugas yang jelas. Misalnya komandan bencana bertugas untuk mengorganisasikan dan memimpin secara keseluruhan saat kejadian, memberikan arahan operasional dan jika dibutuhkan memimpin evakuasi. Bagian operasional bertugas menyusun dan mengarahkan semua aspek yang terkait dengan bagian operasional serta mengembalikan kondisi operasional jika kondisi sudah membaik.

hdp am 6

Dok. PKMK FK - KMK UGM “Penyampaian Materi Pengorganisasian”

Diskusi :

  1. Direktur RS, dimana porsi penugasan penanggulangan bencana antara pusat dan daerah, kapan kita bisa meminta bantuan ke pusat krisis ini? Kemudian tentang PSC itu bagaimana. Harapannya narasumber bisa menyampaikan output apa yang bida didapatkan dari pelatihan ini dan harapannya peserta bisa mengikuti kegiatan ini sampai selesai. Koordinasi antar BPBD pada saat prabencana.
    • Pemerintah daerah dan pemerintah sama - sama bergerak sesuai dengan wilayahnya masing - masing dan sesuai dengan regulasi. Misalnya kab/kota bertanggung jawab mengurangi risiko sesuai dengan wilayahnya misalnya early warning system. Pada tanggap darurat yang memimpin klaster kesehatan adalah dinas kesehatan, Kemenkes hanya sebagai pendamping. Kecuali jika bencana menjadi tingkat nasional maka diambil alih oleh Kemenkes. Kriteria bencana tingkat nasional ditentukan oleh pemerintah daerah.
    • PSC ada Permenkes, diharapkan setiap kab/kota memiliki PSC. Beberapa provinsi sudah mempunyai PSC.
    • Pada pra bencana, klaster kesehatan dan BPBD sudah berkoordinasi secara rutin dan menyusun renkon bersama. BPBD yang menginisiasi koordinasi tersebut, dinkes bisa menginisiasi untuk penyusunan renkon kesehatan dan akan dilampirkan di renkon BPBD
  2. Tim penanggulangan bencana sudah lama dibentuk namun sekarang kurang diarahkan. Soal pembiayaan, kalau dalam tingkat RS pembiayaannya dari mana, dan adakah asuransi untuk TRC?
    • Pembiayaan dari dana siap pakai (DSP), berkoordinaasi dengan BPBD dan BNPB untuk pencairannya. Asuransi TRC belum ada. Tapi daerah atau RS bisa membuat asuransi.
  3. Berkaca dari pengalaman erupsi Merapi, jumlah pasien yang ditangani sangat besar sementara jumlah bed terbatas. Bagaimana kebijakan yang diambil oleh pejabatnya untuk menangani kondisi tersebut?. Kemudian tentang dokter spesialis, bagaimana regulasi dokter bisa masuk dan bagaimana cara mengaturnya?
    • Pusat krisis menverifikasi. Kemudian bisa meminta STR.
  4. Sebaiknya simulasi dilakukan tiap berapa lama dalam setahun?
    • Acuannya sekali 6 bulan sekali. Jangan beranggapan kalau simulasi itu harus dilakukan besar - besaran (parsial).
  5. Dalam HDP kita ada tidak sistem organisasi dengan BPBD?
    • Dalam HDP perlu disebut koordinasinya, sebelum bencana juga dibentuk forum komunikasi untuk mengatur pertemuan reguler. Termasuk dalam simuasi dan pelatihan bisa bekerja sama dengan BPBD.

 

Reportase

Seminar Kedaruratan Medis dan Manajemen Klaster Kesehatan

Palu, 25 April 2019

 

Disusun oleh :
Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK FK-KMK UGM
bekerjasama dengan
KAGAMA Dok. FK - KMK UGM dan Caritas Germany

palu 1 

Sejak 4 Oktober 2018, FK - KMK UGM sudah tiba di Palu dan memberikan bantuan baik dalam bentuk dukungan medis di rumah sakit, puskemas, dan di pengungsian, serta dukungan manajemen di Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah. Pada kunjungan Dekanat FK - KMK UGM dan Kagama Dok. Pada awal November 2018 Palu juga menyempatkan kunjungan ke RS Undata, dinas kesehatan, puskesmas, Universitas Tadulako, serta pengungsian. Dalam kunjungan tersebut disampaikan rencana perbantuan selanjutnya untuk RS Undata, dan sistem kesehatan memasuki masa pemulihan ke depannya. Memasuki masa pemulihan pasca bencana Sulawesi Tengah, maka FK - KMK UGM, Kagama Dok, dan Caritas Germany memberikan bantuan dan pendampingan penguatan kapasitas daerah dalam penanganan bencana. Bantuan yang diberikan berupa peralatan bedah syaraf untuk rumah sakit, update pengetahuan melalui seminar, serta pendampingan sistem penanggulangan bencana untuk rumah sakit dan dinas kesehatan.

PELAKSANAAN

             Kegiatan seminar dilakukan bersamaan dengan sosialisasi program pendampingan rutin dalam menguatkan sistem manajemen dan kapasitas SDM kesehatan pasca bencana Sulawesi Tengah oleh Divisi Manajemen Bencana Kesehatan bekerja sama dengan Caritas Germany. KAGAMA Dok memberikan penyerahan bantuan alat bedah syaraf secara simbolis kemudian dilanjutkan penyampaian materi terkait update evaluasi penanganan bencana dan kedaruratan medis. Kemudian terakhir sosialasi dan sinkronisasi program pendampingan rutin dalam menguatkan sistem manajemen dan kapasitas SDM kesehatan pasca bencana Sulawesi Tengah.

Simbolis Penyerahan Bantuan Alat Kesehatan Bedah Syaraf

Alat kesehatan diserahkan oleh perwakilan dari KAGAMA Dok FK - KMK. Bantuan alat kesehatan yang akan diberikan adalah alat bedah yang dapat digunakan ketika bencana terjadi. Bantuan diberikan kepada RSUD Undata, dimana alat tersebut juga bisa digunakan oleh rumah sakit lainnya jika terjadi bencana.

palu 2

 

Dok. PKMK FK-KMK UGM “Simbolis Penyerahan Bantuan Alat Kesehatan”

Penyampaian Materi Seminar Kedaruratan

Materi 1. Evaluasi dan Update Penanganan Bencana Sulawesi Tengah disampaikan oleh BPBD Kabupaten Donggala. Pemateri memaparkan gambaran wilayah yang terkena gempa. Jumlah korban jiwa akibat gempa sekitar 4402 orang terdiri dari korban meninggal dunia 2685 orang, korban hilang 701 orang dan dikubur massal 1.016 orang. Jumlah rumah masyarakat yang mengalami kerusakan berat, sedang dan ringan sekitar 100.405 unit. Sebanyak 639 unit hunian sementara yang sudah dibangun. Beberapa hunian sementara dibantu oleh relawan dari berbagai organisasi. Kendala adalah banyak penolakan dari masyarakat yang tinggal di lokasi patahan untuk direlokasi.

palu 3

Dok. PKMK FK-KMK UGM “Penyampaian Materi Evaluasi dan Update Bencana Sul-Teng”

Materi 2. Evaluasi dan Update Penanganan Bencana Sulteng Sektor Kesehatan disampaikan oleh Kepala Dinkes Provinsi Sulawesi Tengah. Pelayanan kesehatan di tingkat primer dan rujukan serta sistem rujukan sudah kembali aktif seperti semula. Pelayanan kesehatan yang sudah berjalan adalah pengaktifan Posyandu, KIE bersama AYAH ASI, pelayanan mobile, dan pelayanan kesehatan tingkat lanjut. Peningkatan kapasitas SDM yang dilakukan adalah lokakarya perencanaan penanggulangan bencana bagi petugas puskesmas dan pendampingan persiapan akreditasi penyusunan standarisasi loket dan rekam medik. Beberapa workshop yang sudah dilakukan adalah tatalaksana klinis kasus kekerasan seksual pada situasi krisis kesehatan, konseling HIV & AIDS dan skrining pemantauan tumbuh kembang bayi dan anak balita. Dinkes provinsi sudah membuat rencana aksi penanggulangan bencana.

palu 4

Dok. PKMK FK-KMK UGM “Penyampaian Materi Evaluasi dan Update Bencana Sul-Teng Sektor Kesehatan”

Materi 3. Evaluasi layanan kesehatan oleh rumah sakit selama bencana disampaikan oleh Direktur RSUD Undata Palu. Pemateri menunjukkan beberapa gambar wilayah sekitar Undata yang terkena gempa. Realita pelayanan saat bencana adalah dalam hitungan jam, pasien/korban berdatangan dari luar rumah sakit. Kepanikan yang luar biasa terjadi, beberapa pasien juga dievakuasi ke halaman rumah sakit, beberapa tenaga kesehatan juga menjadi korban. Rumah sakit menggunakan genset sebagai aliran listrik dan ini memakan biaya yang banyak. Korban meninggal terus berdatangan dan dibantu oleh panglima TNI. Beberapa pasien tidak mau dirawat dalam ruangan karena takut dan trauma sehingga mereka lebih memilih dirawat di halaman dan di tenda. Banyak jenazah yang lama selesai permasalahannya dan akhirnya panglima TNI turun tangan. Pasien yang tidak dapat ditangani di rujuk ke RS Wahidin Makasar.

palu 5

Dok. PKMK FK -KMK UGM “Penyampaian Materi Evaluasi Layanan oleh Rumah Sakit selama Bencana”

Manajemen 4. Klaster Kesehatan saat Bencana disampaikan oleh dr. Bella Donna dari PKMK FK - KMK UGM. BPBD memiliki 8 klaster dan salah satunya adalah klaster kesehatan. Bencana terjadi tentu berdampak pada kesehatan dimana beban layanan melebihi kapasitas. Ketika bencana terjadi, Emergency Medical Team (EMT) akan membantu pelayanan kesehatan. Dinas kesehatan akan membentuk klaster kesehatan dimana semua komando terkait pelayanan kesehatan berpusat dalam klaster kesehatan. Dalam klaster kesehatan terdapat alert yang berfungsi dalam pengumpulan informasi, pihak mana bisa menyampaikan apa yang harus dilakukan. Rumah sakit juga berhak mengirimkan laporan ke klaster kesehatan.

palu 6

Dok. PKMK FK - KMK UGM “Penyampaian Materi Klaster Kesehatan saat Bencana”

Materi 5. Kedaruratan medis saat bencana dipaparkan oleh dr. Handoyo Pramusinto, Sp.B dari PKMK FK - KMK UGM. Mengacu pada SDG’s 2030, bencana akan berdampak pada kemiskinan, kelaparan dan kerusakan lingkungan. Perbaikan manajemen penanggulangan bencana harus bersama – sama dikerjakan semua pihak. Kedaruratan medis saat bencana, clinical medicine bersifat klinis dan public health bersifat tenaga - tenaga kesehatan yang bekerja di luar klinis. Medical emergency case fisik terbagi menjadi traumatik dan non traumatik.

palu 7

Dok. PKMK FK - KMK UGM “Penyampaian Materi Kedaruratan Medis saat Bencana”

Materi 6. Peran Perawat dalam Penanggulangan Bencana dipaparkan oleh Sutono S.Kep, M.Kep dari PKMK FK - KMK UGM. Indonesia merupakan negara yang memiliki resiko tinggi untuk mengalami bencana. Tenaga keperawatan bekerja di rumah sakit menempati proporsi terbesar yaitu 48,36%. Tenaga keperawatan bekerja di puskesmas sebesar 34%, sementara puskesmas lebih dekat dengan masyarakat. Tujuan keperawatan bencana adalah masyarakat siap menghadapai bencana dengan meningkatkan resilience dan mengurangi morbiditas serta mortalitas. Kompetensi perawat bencana menurut International Council of Nurse (ICN) dibutuhkan pada setiap siklus manajemen bencana dari kegiatan mitigasi, preparedness, relief, pemulihan dan rehabilitasi.

palu 8

Dok. PKMK FK - KMK UGM “Penyampaian Materi Peran Perawat dalam Penanggulangan Bencana”

Sesi Diskusi :

  1. BPBD Donggala : terkait pra bencana, wilayah kami terpecah dua. Pengalaman kami ketika bencana pertama terjadi di Kabupaten Donggala, jika ada yang membutuhkan pertolongan rumah sakit untuk dirujuk dan lokasinya sangat jauh. Sekarang Donggala sedang membangun rumah sakit dimana posisinya ada di tengah Donggala, dan ini membutuhkan dukungan dari dinkes. Kemudian kita juga butuh satu manajemen/prosedur tetap (protap) bencana, selanjutnya perlu diadakan simulasi bukan hanya di rumah sakit dan di puskesmas - puskesmas juga perlu.
  2. Dinkes provinsi : Koordinasi ini sangat sulit dilakukan, sering sekali undangan hadir jika ditanda tangani oleh Gubernur. RS rujukan di pantai barat itu adalah rumah sakit pratama, jadi sekarang masih repot pengurusan untuk naik kelas. Kalau mau naik kelas harus akreditasi dulu. Kemudian yang sulit itu pengadaan dokter spesialis. Sarannya dokter - dokter umum disekolahkan untuk mengambil spesialis supaya tidak pindah - pindah. Mengenai protap sekarang lagi dalam penyusunan, mulai dari protap pra bencana, bencana dan pasca bencana. Kita sudah menyusun bentuk laporan singkat, padat dan mudah dimengerti. Simulasi sudah dibuat pelatihan kota Palu kemudian Donggala, sayangnya Donggala begitu tahap ketiga terjadi bencana. Kegiatan simulasi di Donggala akan dilanjut 2019.
  3. Dimana link koordinasi klaster ini? Pertanyaan kedua, begitu banyak jenazah tapi dimana penguatannya sehingga kami dari kesehatan tidak perlu mengurus lagi. Selanjutnya terkait dengan relawan, semua relawan mau bekerja namun bingung mau mengerjakan apa. Misalnya ada relawan ahli bedah sementara di rumah sakit tidak lengkap peralatan bedahnya.
  1. Kondisi pengalaman kami di Undata, perawat kurang lebih 450 orang dan yang tinggal pada saat bencana hanya yang dinas sore saja. Bagaimana pengelolaan SDM perawat di RS?
  • Pelayanan sehari hari tetap harus dilakukan. Seperti yang disampaikan tadi, tugas dan fungsi perawat ini sudah ada dalam SOP sehingga mereka memahami apa yang menjadi tanggung jawab mereka. Jika kekurangan SDM rumah sakit bisa melaporkan ke klaster kesehatan supaya ada beberapa relawan di tugaskan sesuai dengan kebutuhan rumah sakit. SOP terkait relawan juga perlu disiapkan.
  1. Bagaimana menangani triase ini supaya pelayanan di lapangan tidak lambat?
  • Menyiapkan triase ini harus berkoordinasi dengan BPBD, SARS, PMI dan organisasi terkait. Triase juga bisa dilakukan di depan rumah sakit tidak harus di IGD.

Sosialisasi Program Penguatan Sistem Manajemen dan Kapasitas SDM Kesehatan Pasca Bencana Sulawesi Tengah

Sosialisasi program dipaparkan oleh Madelina Ariani, SKM, MPH dari PKMK FK - KMK UGM. Program bertujuan untuk penguatan kapasistas sistem dan sumber daya kesehatan dalam manajemen bencana. Penyelenggara program adalah Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK FK - KMK UGM bekerja sama dengan Caritas Germany dimana pendampingan dilakukan selama satu tahun. Sasaran program adalah Dinkes Provinsi Sulawesi Tengah, Dinkes Kabupaten Sigi, RSUD Tora Bello dan Puskesmas Marawola.

Secara keseluruhan, bentuk kegiatan yang direncanakan sesuai dan sinkron dengan kebijakan rencana aksi penanggulangan bencana oleh Dinkes Provinsi Sulawesi Tengah. Bentuk kegiatan ada yaitu (1) aktivitas di dinkes terdiri dari dinkes disaster plan, dan pelatihan pengaktifan klaster kesehatan. (2) aktivitas di rumah sakit terdiri dari HDP dan sistem rujukan, pendampingan sosialisasi HDP. (3) aktivitas di puskesmas terdiri dari puskesmas disaster plan, finalisasi, sosialisasi refreshing training first aid, dan pelatihan basic first aid.

palu 9

Dok. PKMK FK-KMK UGM “Sosialisasi Program Penguatan sistem manajemen dan kapasitas SDM kesehatan pasca bencana Sulawesi Tengah”

Diskusi

  1. RS TNI Wirabuana : saran kami adalah jika ada terjadi bencana lagi supaya sistem komando dikuatkan. Sosialisasikan sistem klaster dan kita mengembangkan rumah sakit untuk menunjuk seorang manajerial yang bisa memberikan laporan ke klaster kesehatan.
  2. Dinkes Kab. Sigi : hasil diskusi dengan petugas format yang ada berbeda dengan yang biasa mereka lakukan. Kalau bisa formatnya disamakan.

Pembuatan Peta Respon

Skenario pembuatan peta respon menggunakan peta Kabupaten Donggala. Praktek pembuatan peta respon peserta dari Donggala. Peserta membuat titik - titik tempat pelayanan kesehatan dala peta respon. Fasilitator mengajak peserta lain untuk membuat skenario relawan datang dan siap untuk ditugaskan. Misalnya dari RS Sardjito mengirimkan dokter spesialis 2 orang, dokter umum 2 orang dan perawat 4 orang. Maka liason yang bertugas akan menempatkan relawan tersebut dengan melihat peta respon yang sudah dibuat. Peta respon akan memudahkan klaster kesehatan untuk mengaturpenampatan relawan di posko kesehatan dan untuk melihat perkembangan keluar masuknya relawan.

palu 10

Dok. PKMK FK-KMK UGM “Pembuatan Peta Respon”

Penutup

Demikian laporan kegiatan seminar kedaruratan medis dan manajemen klaster kesehatan. Secara keseluruhan, seminar berlangsung dengan baik dan peserta antusias ikut andil dalam seminar. Seminar ini menjadi suatu bentuk proses kerja sama PKMK FK - KMK UGM dengan pemerintah daerah dan sektor kesehatan Sulawesi Tengah untuk mendukung keberlangsungan dan keberlanjutan program penguatan kapasitas daerah Sulawesi Tengah dalam penanganan bencana pada sektor kesehatan. Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK FK - KMK UGM bersama dengan Caritas Germany akan berkomitmen melakukan pendampingan demi tercapainya tujuan program.

Penyusun : Happy R. Pangaribuan

WADEM CONGRESS

World Association on Disaster and Emergency Medicine

Brisbane, Australia 7 - 10 Mei 2019

Hari 1

Reportase Hari 1: Selasa, 7 Mei 2019
oleh Madelina Ariani dan tim


1 wadem h1 1

Dok. PKMK FK - KMK UGM: Tarian pembuka tradisional Australia

Tarian tradisional Australia yang dibawakan secara apik begitu membakar semangat di tengah cuaca dingin pagi ini. Tepat 08.30 AEST pagi acara ini dibuka dan dibawakan juga dengan sangat baik oleh Gerry Fitzgerald. Ballroom Plaza Terrace, Brisbane Convention and Exhibition Centre menjadi penuh sesak baik oleh peserta dari berbagai negara maupun oleh semangat menerima dan berbagi keilmuan dalam bidang ini.

Pembukaan kali ini sangat spesial karena telah diisi oleh deretan pembicara dan topik yang justru menjadi poin penting selama empat hari pertemuan ini. Pertama diisi oleh Jeanette Young dari Queensland Health. Jeanette menceritakan kejadian bencana dan krisis kesehatan yang terjadi di Australia selama ini, penanganannya sangat membutuhkan pendekatan rumah sakit. Perkembangan rumah sakit sangat tergantung juga dengan teknologi dan IT. Semua ini merupakan bagian dari sistem kesehatan yang utuh, termasuk juga pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan.

1 wadem h1 2

Dok. PKMK FK-KMK UGM: Gregory Ciottone

Kedua, begitu berkesan pesan yang disampaikan oleh Gregory Ciottone sebagai perwakilan presiden WADEM, penanganan bencana kesehatan itu harus dilakukan bersama - sama, kolaborasi!. Semua yang hadir kali ini adalah para ahli bencana bidang kesehatan, bukan saatnya lagi kita hanya mengkaji tetapi aksi untuk melakukan promosi kepada masyarakat luas. Tentunya dengan payung yang menyatukan kita, yakni kesiapsiagaan.

Ketiga, WHO Welcome yang diwakili oleh Heather Papowitz. WHO sangat mendukung keberadaan WADEM dimanapun anggotanya berada. WADEM begitu memfasilitasi area concern WHO seperti mass gathering, EMT, dan healthcare system dalam situasi bencana. Tugas utama kita adalah melindungi masyarakat. Namun, perlu diingat bahwa peran pemimpin masyarakat sangatlah penting diantaranya untuk melakukan komunikasi risiko ke masyarakat. Selain itu, upaya penguatan surveilans penyakit dan laboratorium. Ke depannya, akan ada health emergency and disaster risk management framework.

Sesi kemudian dihanyutkan oleh cerita pengalaman presiden MSF di daerah konflik di dunia. Mengiris hati memang ceritanya, ada satu kejadian di Libya dimana kita harus membuka pintu sebuah gudang yang ternyata isinya ratusan pasang mata yang berharap belas kasih pertolongan darimu, bayangkan! Apa yang harus kita lakukan pada saat kita juga tidak dapat berbuat banyak karena keadaan krisis. Di akhir ceritan, presiden MSF menyampaikan gagasan bahwa berfikir untuk masa depan pada intinya adalah kembali ke dasarnya. Dasar kita yang paling kuat adalah rumah sakit, maka inilah yang harus kita kuatkan.

Pembaca dapat menyimak buku program pada link yang telah diberikan untuk melihat lebih jauh agenda per harinya. Padat dan semua sesi sangatlah menarik. Tidak mengherankan jika kongres WADEM dilaksanakan hingga 4 hari lamanya.

1 wadem h1 3

Dok. PKMK FK - KMK UGM : WHO Panel

Selanjutnya adalah sesi WHO panel yang dimoderatori oleh Ian Norton (tim divisi cukup sering berinteraksi dengan Ian untuk pendampingan pengembangan EMT di Indonsia bersama dengan PKK Kemenkes). Ian begitu apik membawakan sesi ini sehingga empat pembicara dengan topik yang berbeda dapat ditarik benang merahnya dengan mudah, yakni data dan informasi krisis kesehatan di dunia yang menunjukkan tren dinamis yang disampaikan oleh Heather Papowitz, dapat ditanggapi diantaranya dengan pengembangan Emergency Medical Team (EMT) yang secara prinsip global tetapi tetap harus menyesuaikan dengan kondisi dan kapasitas lokal. Semua tantangan SDGs dan hubungannya dengan Sendai Framework dijelaskan dengan sangat baik oleh Virginia Murray.

Sesi siang, tim ini masuk ke sesi sesuai dengan minat masing - masing. Sorenya, sesi poster presentasi. Sutono dan tim sudah siap di depan poster sejak pukul 17.00 AEST hingga sesi poster berakhir (18.30 AEST). Menarik menanggapi pertanyaan dan tanggapan peserta mengenai program interprofesional education di fakultas yang menggunakan bencana sebagai kasusnya. Cukup bangga bahwa FK - KMK UGM berproses untuk menyempurnakan kurikulumnya.

1 wadem h1 4

Dok. PKMK FK - KMK UGM : Presentasi poster

WADEM CONGRESS

World Association on Disaster and Emergency Medicine

Brisbane, Australia 7-10 Mei 2019

REPORTASE


0 wadem

Dok. PKMK FK - KMK UGM: Tim bencana FK - KMK UGM yang mengikuti konferensi WADEM 2019

Kembali berpartisipasi dalam kegiatan kongres dua tahunan yang selalu diikuti oleh anggota Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK FK - KMK UGM, konferensi WADEM. Kali ini justru diikuti juga oleh tim CFHC tahun 4 FK - KMK UGM, RS Sardjito, dan Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes. Sejak setahun yang lalu, kami sudah sibuk untuk menyiapkan tulisan yang akan dikirimkan ke panitia. Kegigihan tidak mendustai hasil, dari lima paper yang dikirimkan, semuanya diterima oleh reviewer untuk disajikan. Dua diantaranya diterima presentasi oral dan tiga lainnya poster presentasi. Presenter tersebut adalah dr. Bella Donna, M.Kes, Madelina Ariani, SKM, MPH, Sutono, S.Kp, M.Sc, M.Kep, dr. Handoyo Pramusinto, Sp.BS(K), dan dr. Ina Agustina Isturini, M.Kes. Kabar baik selanjutnya adalah konsultan senior divisi, dr. Hendro Sp.BDKBD juga diundang untuk mengisi sesi free paper bersama perwakilan negara lainnya dalam tema pengalaman ASEAN dalam penanggulangan bencana.

Berikut judul paper tim di atas:

Health Sector Preparedness During the Eid-al-Fitr Homecoming Across Indonesia in 2017

Accepted : Oral presentation

Theme : Prehospital Care and Road Safety

Author :

  1. Ina Agustina
  2. Madelina Ariani
  3. Bella Donna
  4. Achmad Yurianto
  5. Kamarruzaman
  6. Hendro Wartatmo

Presenter : Ina Agustina

Presentation Schedule: 10 May 2019 (09.00 AM – 10.30 AM)

Eartquake, Tsunami, and Liquefaction in Central Sulawesi, Indonesia: how well our disaster health management progress?

Accepted : Oral Presentation

Theme : Public and Environmental Health

Author :

  1. Bella Donna
  2. Madelina Ariani

Presenter : Bella Donna

Disaster Health Management from North Lombok Earthquake Experience, Indonesia

Accepted Poster Presentation

Theme : Medical Assistance Team

Author :

  1. Hendro Wartatmo
  2. Bella Donna
  3. Madelina Ariani
  4. Mr. Sutono
  5. Mr. Agung Widianto

Presenter : Hendro Wartatmo

 

Description of disaster forms usage in health cluster in Lombok and Palu Earthquake

Accepted : Poster Presentation

Theme : Primary Health Care and Disaster

Author :

  1. Madelina Ariani
  2. Bella Donna

Schedule : Wednesday, 8 May 2019 (poster board 48)

Presenter : Madelina Ariani

An emergency and disaster course on responding to community and family health care problems with inter-professional education for undergraduate medical, nursing, and dietitian student

Accepted : Poster Presentation

Theme : Primary Health Care and Disaster

Author :

  1. Madelina Ariani
  2. Bella Donna
  3. Sutono
  4. Yayuk Hartriyanti
  5. Fitriana
  6. Nandyan Wilasto
  7. Gandes Rahayu

Schedule : Tuesday, 7 May 2019 (poster board 46)

Presenter : Sutono

 

Simak reportase Selengkapnya Klik Disini

Reportase Kegiatan Pelatihan Penyusunan Hospital Disaster Plan RSUD Undata Palu

Reportase Kegiatan

Pelatihan Penyusunan Hospital Disaster Plan RSUD Undata Palu

Palu, 26-27 April 2019

Disusun oleh :
Pokja Bencana Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK - KMK) Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan
KAGAMA Dok. FK - KMK UGM


foto bareng

RSUD Undata Palu menerima banyak pasien korban bencana Palu dan melebihi kapasitas sumber daya rumah sakit. Beberapa tenaga kesehatan RSUD Undata Palu juga menjadi korban gempa Palu. Memasuki masa pemulihan pasca bencana Sulteng, FK - KMK UGM dan Kagama Dok akan melakukan perbantuan dan pendampingan bagi RSUD Undata dalam penyusunan dokumen Hospital Disaster Plan (HDP) sebagai kesiapsiagaan menghadapi bencana.

PELAKSANAAN

Kegiatan berlangsung selama dua hari pada 26 - 27 April di Ruang Aula RSUD Undata Palu. Peserta kegiatan sebanyak 80 orang yang berasal dari perwakilan RSUD Undata, RS Wirabuana, RSU Sis Al-Jufri, RSUD Tora Bello, RS Bhayangkara, PMI Yankes Provinsi, RSU Madani,Caritas Germany, RS Samaritan, dan RS Budi Agung.

Hari 1

Pembukaan oleh Direktur Rumah Sakit Undata

Palu merupakan salah satu wilayah yang rentan dengan titik gempa. Banyak masyarakat yang menganggap bahwa gempa Palu yang terjadi September lalu melebihi 7,4 SR. Artinya masalah yang dihadapi oleh Palu berbeda dengan wilayah lain karena adanya likuifaksi. Hal tersebut yang perlu diperhatikan dalam penyusunan HDP ini, jadi nanti komponen - komponen HDP yang disusun harus benar - benar sedetail mungkin dengan skenario berbagai bencana. Kita jangan hanya fokus kepada bencana internal saja, karena lokasi rumah sakit juga dekat dengan pantai jadi kita harus memikirkan semua kemungkinan - kemungkinan yang akan terjadi. Kita perbaiki semuanya dari tenaga kesehatan, jalur evakuasi, dokumen terkait dan bangunan rumah sakit juga.

h1 1

Dok. PKMK FK - KMK UGM. “Pembukaan oleh Direktur RSUD Undata”

Selanjutnya penyampaian Materi 1. Overview HDP oleh dr. Handoyo Pramusinto, SpB, materi diawali dengan penjelasan tentang simulasi bencana dalam skala besar. Jarak RS Undata dengan pantai < 1 km. Kajian terakhir di Lampung, puskesmas di Lampung adalah puskesmas dengan view yang indah karena sangat dekat sekali dengan pantai. Kebijakannya adalah puskesmas harus direlokasi minimal > 1,5 km dari pantai. Dalam HDP akan disusun perencanaan menghadapi situasi bencana, risiko apa yang bisa diturunkan. Sekarang fokus penanggulangan bencana adalah pengurangan risiko bencana yaitu melalui penyusunan perencanaan penanggulangan bencana.

h1 2

Dok. PKMK FK-KMK UGM “Penyampaian Materi HDP”

Materi 2. Komponen HDP dalam akreditasi SNARS disampaikan oleh dr. Bella Donna, M.Kes. Standar manajemen rumah sakit terkait kebencanaan ada dalam manajemen fasilitas dan keselamatan (MFK). Butir pertama elemen Penilaian MFK 6 rumah sakit mementukan jenis yang kemungkinan terjadi dan konsekuensi bahaya, ancaman dan kejadian. Butir kedua, rumah sakit menentukan integras struktural di lingkungan pelayanan pasien yang ada dan bagaimana bila terjadi bencana. Butir ketiga menentukan peran rumah sakit dalam kejadian bencana, rumah sakit menyiapkan rencana keseluruhan terhadap bencana misalnya all hazard dan SOP. Butir keempat rumah sakit menentukan stra tegi komunikasi. Butir kelima rumah sakit mengelola sumber daya termasuk sumber -sumber alternatif. Butir keenam rumah sakit mengelola kegiatan klinis selama kejadian termasuk tempat pelayanan alternatif seperti ruang pos komando, fasilitas triase, ruang media, dan jalur evakuasi. Butir ketujuh mengidentifikasi dan penetapan peran dan tanggung jawab staf selama kejadian. Butir kedelapan proses mengelola keadaan darurat ketika terjadi konflik antara tanggung jawab staf dan tanggung jawab RS untuk tetap menyediakan pelayanan pasien.

h1 3

Dok. PKMK FK-KMK UGM “Penyampai Materi Komponen HDP dalam Akreditasi SNARS”

Materi 3. Pengorganisasian Hospital Disaster Plan disampaikan oleh Sutono, SKep, M.Kep. Pemateri mengajak peserta untuk bercerita tentang kondisi pasien yang membludak dan melebihi kapasitas fasilitas ruangan. Kemudian dibandingkan dengan jumlah tenaga kesehatan dan peralatan kesehatan yang tersedia. Pengorganisasian dikembangkan berdasarkan karakteristik rumah sakit. Konsep pengorganisasian harus sederhana dan jelas artinya dapat dimobilisasi dalam waktu yang singkat. Incident command system dimulai dari komandan penanggulangan bencana, sekretariat, keselamatan & logistik, perencanaan, keuangan dan operasional. Struktur organisasi tersebut harus disusun dengan uraian tugas yang jelas. Misalnya komandan bencana bertugas untuk mengorganisasikan dan memimpin secara keseluruhan saat kejadian, memberikan arahan operasional dan jika dibutuhkan memimpin evakuasi. Bagian operasional bertugas menyusun dan mengarahkan semua aspek yang terkait dengan bagian operasional serta mengembalikan kondisi operasional jika kondisi sudah membaik.

h1 4

Dok. PKMK FK-KMK UGM “Penyampaian Materi Pengorganisasian HDP”

Materi 4. Analisis Risiko, Hospital Safety Index oleh Madelina Ariani, SKM, MPH. Analisis resiko adalah langkah awal dalam kesiapsiagaan untuk melihat ancaman bencana yang bisa terjadi di daerah. Ancaman bencana ini tentu berbeda di setiap daerah. Banyak metode yang dilakukan untuk analisis risiko bencana, misalnya di Palu potensi bencana ada gempa, tsunami, likuifaksi, banjir, banjir bandang, longsor dan sebagainya. Kemudian melalui analisis ini akan ditentukan prioritas dalam penanggulangan bencana dan krisis kesehatan. Prioritas tersebut dapat dilihat dari dampak dan ancaman bencana.

h1 5

Dok. PKMK FK - KMK UGM “Penyampaian Materi Analisis Risiko, Hospital Safety Index

Sesi Diskusi :

  1. Bagaimana dengan kondisi bangunan rumah sakit, untuk menilai apakah bangunan rumah sakit tahan gempa. Siapa yang bertanggung jawab atas hal ini dan kepada siapa kami bekerja sama?
    • Rumah sakit harus bekerja sama dengan Dinas PU untuk menilai bangunan rumah sakit yang tahan gempa, untuk diberi label bangunan tahan gempa sampai berapa skala richter.
  2. Tenaga kesehatan yang terkena dampak bencana juga sebisa mungkin memberikan pertolongan bagi korban bencana. Dulu relawan yang banyak membantu kami adalah koas ahli bedah dan mahasiswa tim bencana.
    • Indonesia baru sadar bencana setelah tsunami Aceh 2007 dan UU tentang kebencanaan baru diterbitkan. MoU baru mulai dibentuk saat - saat ini di institusi pendidikan. Tim mahasiswa bisa juga menjadi relawan namun ada regulasi khusus sebagai SOP mereka di lapangan. Jika bencana yang terjadi skala besar maka akan dikategorikan regional dan bantuan yang datang akan lebih besar.
  3. Bagaimana membangun peran dinas terkait untuk memenuhi kebutuhan korban dan pengungsi ketika terjadi bencana.
    • Rumah sakit mempunyai incident command system (ICS), jadi ada staf yang bertugas untuk membangun koordinasi dengan dinas - dinas terkait, termasuk bekerjasama dengan BPBD. Konsepnya dalam ICS sudah terbangun komunikasi.
  4. Pengalaman yang terjadi sumber daya sangat terbatas terkhusus perawat, kami juga harus menangani pasien yang sudah ada di IGD dan banyak pasien datang dengan banyak alat sementara protab bencana kami belum mengetahui dengan baik. Apakah ada trik yang bisa kami lakukan untuk menjalani protab yang ada seperti Triase?
    • Kita harus menyiapkan dokumen penanganan bencana ini sejak awal, menyusun tugas dan peras perawat dalam satu protab. Protab tersebut yang akan menjadi acuan bagi perawat dalam bertuga. Jika chaos terjadi itu adalah hal yang biasa, chaos pasti terjadi pada awal bencana dan biasanya bisa selama 3 hari.
  5. Masalah diluar kesehatan misalnya kekurang bbm juga mengganggu berjalannya pelayanan kami dan juga pengurusan diri kami sendiri. Dalam struktur organisasi masalah ini dilaporkan kepada siapa?
    • Koordinasi dengan BPBD, di struktur organisasi ada fungsi humas. BPBD harus mengetahui apa logistk yang mendukung hal tersebut. Koordinasi sekarang sedang dibangun supaya semakin harmonis.