logo2

ugm-logo

Blog

Reportase

The 5 International Conference for Mass Gatherings Medicine (ICMGM) “Legacy in Global Health Security”

Riyadh, Arab Saudi, pada 29-31 Oktober 2023


Global Center for Mass Gatherings Medicine (GCMGM) merupakan salah satu WHO collaborating center yang bernaung di bawah Kementerian Kesehatan Kerajaan Saudi, menyelengarakan konferensi Internasional untuk Mass Gatherings Medicine (ICMGM) yang ke-5 dengan tema “Warisan untuk Keamanan Kesehatan Global”. Acara ini berlangsung di Hilton Riyadh pada 29-31 Oktober 2023. Tujuan konferensi ini antara lain berbagi pengetahuan dan keahlian terkini mengenai perencanaan dan pengelolaan mass gatherings selama pandemi COVID-19 dan peran mereka dalam mempromosikan keamanan kesehatan global (global health security-GHS), memperluas jejaring spesialis dan pusat GHS, mengembangkan strategi berkelanjutan untuk GHS, dan mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan serta merancang rencana penelitian dan peningkatan kapasitas di GHS, menjelajahi pemanfaatan teknologi digital untuk mass gatherings dan GHS. GCMGM sendiri sebagai salah satu WHO-CC adalah bagian dari kolaborasi internasional WHO untuk manajemen pengetahuan, penelitian dan publikasi berbasis bukti, mengadakan program pelatihan di MGH, memberi nasihat dan berkonsultasi dengan komunitas internasional untuk memperkuat dan menjunjung tinggi kegiatan nasional untuk mengembangkan rencana, program dan jejaring, terutamanya dalam lingkup mass gatherings.

Peneliti dari PKMK FK-KMK UGM, apt.Gde Yulian Yogadhita, M.Epid.,menjadi salah satu pembicara yang diundang sebagai tindak lanjut dari jejarig yang dibentuk pada saat konferensi Congress World Association on Disaster and Emergency Medicine (WADEM) ke-22 yang diselengarakan di Killarney, Irlandia pada Mei 2023 lalu. Terdapatnya sebuah dokumentasi akademik terkait lesson learnt dari insiden-tragedi lebih tepatnya-Kanjuruhan menarik perhatian dari dunia akademik internasional pemerhati mass gatherings medicine untuk dijadikan pembelajaran bagi dunia melalui konferensi ini.

Informasi selengkapnya https://5thicmgm.com/agenda/

Hari 1

Hari Pertama, 29 Otober 2023

KSA telah banyak berinvestasi di semua bidang MGS untuk menjamin keselamatan sejumlah besar jamaah selama haji dan umrah tahunan. Penelitian akan membantu menginformasikan pengambilan keputusan sehubungan dengan rekomendasi kesehatan masyarakat untuk haji dan umrah serta acara mgs lainnya di seluruh dunia, dan akan menjadi sumber referensi informasi, keahlian dan pengetahuan kesehatan dan manajemen MGS secara nasional dan internasional. Pengakuan internasional atas keahlian dan upaya KSA dalam pengembangan bidang kesehatan dan manajemen MGS agar lebih mengantisipasi penyerbuan dan penyalahgunaan zat dalam acara olahraga dan budaya. Peristiwa dapat terjadi secara berulang pada lokasi yang sama, bergilir secara periodik, atau tunggal pada satu waktu. Analisis mendalam diperlukan untuk menarik semua pelajaran yang mungkin didapat di tengah kesulitan dalam generalisasi.

ICMGM ke-5 dibuka oleh pejabat-pejabat kementerian Kesehatan Kerajaan Saudi yaitu Dr. Hani Jokhdar, Deputi Menkes bidang Kesehatan Masyarakat dan Wakil Menteri Mr. Abdulaziz Alrumaih, dan Dr Anas Khan, Direktur GCMGM, bersama dengan pejabat WHO Regional EMRO yaitu Dr. Ahmed Almandhari sebagai Regional Director demisioner, dan Prof. Hanan H. Balkhy sebagai RD yang baru saja terpilih.

gcmgm h1 1

Penutupan sesi pembukaan oleh Prof Hanan Balkhy yang baru saja terpilih menjadi Regional Director WHO EMRO, beliau RD wanita pertama di regional ini.

Sesi pertama terkait tata kelola dan perencanaan keamanan kesehatan global harus kuat, terkoordinasi, dan kolaboratif agar dapat secara efektif mengatasi sifat ancaman kesehatan yang dinamis dan saling berhubungan dalam skala global. Komunitas global dapat meningkatkan kemampuan kolektifnya untuk mencegah, mendeteksi, dan merespons ancaman kesehatan, yang pada akhirnya memperkuat keamanan kesehatan global dan melindungi kesejahteraan populasi di seluruh dunia. Pertimbangan tata kelola dan perencanaan dalam konteks keamanan kesehatan global meliputi: kerja sama dan kepemimpinan internasional, kolaborasi multisektoral: institusi kesehatan global, strategi keamanan kesehatan nasional, penilaian risiko dan sistem peringatan dini, peningkatan kapasitas, penelitian dan pengembangan, kolaborasi regional, transparansi dan akuntabilitas, komunikasi dan komunikasi risiko, pembiayaan berkelanjutan, serta inklusivitas dan kesetaraan. Moderator: Dr. Hani Jokhdar – Deputi Menteri Kesehatan Masyarakat, dengan materi dan para panelis “Data Driven Decision Making” oleh Dr. Mohammed K. Alabdulaali, “MG & GHS: Competing Interests” oleh Dr. Saleh Al Marri, dan “International & Multilateral Coooperation” by Dr. Mohamed Hassani.

Sesi kedua terkait arah global health security yang harus bersifat komprehensif, kolaboratif, dan proaktif agar dapat secara efektif mengatasi tantangan kesehatan dunia yang kompleks dan saling berhubungan. Prinsip dan pendekatan utama yang dapat memandu arah global menuju ketahanan kesehatan mencakup kolaborasi multilateral dengan pendekatan terpadu, kesiapsiagaan dan ketahanan, diplomasi kesehatan, pembagian informasi yang tepat waktu, penelitian dan inovasi, peningkatan kapasitas dan pelatihan, pendekatan One Health, akses layanan kesehatan yang inklusif dan adil, Kemitraan pemerintah-swasta, peraturan dan kepatuhan internasional, mekanisme pembiayaan yang efektif, serta pendidikan dan komunikasi kesehatan. Global health security harus adaptif, seragam dan berwawasan ke depan, mengantisipasi tantangan masa depan sambil belajar dari pengalaman masa lalu untuk terus meningkatkan upaya kesiapsiagaan dan respons. Moderator: Dr. Tareef Alaama – Wakil Menteri Pelayanan Kuratif dengan materi dan para panelis: “IHR Future Direction” oleh Dr. Abdullah Assiri, “Building the Evidence Base for GHS” oleh Dr. Tina Endericks, “Decision Making Finesse and Early Interventions” oleh Dr. Pasi Penttinen, “Process, Challenges and impact” oleh Dr. Douglas L. Hatch, kemudian ditutup dengan sambutan oleh Prof Paul Arbon terkait bagaimana mass gatherings menjadi salah satu ancaman terhadap global health security yang sifatnya massif dan harus dicegah bersama-sama.

gcmgm h1 2

Peneliti PKMK FK-KMK UGM, apt. Gde Yulian, M.Epid. berfoto bersama Dr Tina Enderics dari Pulic Health UK yang juga salah satu WHO-CC untuk mass gatherings dan pernah membantu Indonesia menyiapkan dokumen mitigasi untuk Asian Games 2018, dan Dr Donald Donahue yang seminggu yang lalu baru kembali dari Yogyakarta untuk mengikuti ASEAN Academic Conference dan kini menyaksikan langsung bagaimana jejaring AANDHM terlibat dalam kegiatan emergency research.

Sesi ketiga pada topik membangun kapasitas dan melakukan penilaian dalam keamanan kesehatan global merupakan komponen penting dari pendekatan komprehensif untuk mencegah, mendeteksi, dan merespons ancaman kesehatan secara efektif. Untuk meningkatkan kapasitas, kita perlu memperkuat infrastruktur layanan kesehatan, termasuk fasilitas medis, laboratorium, dan rantai pasokan. Pengembangan Tenaga Kerja dan upaya untuk menarik dan mempertahankan individu-individu berbakat merupakan investasi yang sangat penting. Serta melibatkan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran tentang risiko kesehatan dan tindakan pencegahan. Kegiatan yang dilakukan harus mencakup pengintegrasian keahlian dari berbagai sektor untuk mengatasi penyakit zoonosis dan tantangan kesehatan lintas sektoral lainnya. Sistem ini harus memanfaatkan kemajuan teknologi, seperti solusi kesehatan digital, telemedis, dan kecerdasan buatan, untuk meningkatkan pengawasan penyakit, analisis data, dan koordinasi respons. Di sisi lain, melakukan penilaian risiko secara berkala untuk mengidentifikasi dan memprioritaskan potensi ancaman kesehatan akan memulai dan mengarahkan mitigasi. Penilaian ini harus mempertimbangkan risiko yang ada dan yang akan muncul. Hal ini mencakup latihan simulasi, pemantauan kinerja, Tinjauan Setelah Tindakan (AAR), penilaian kapasitas dan analisis kesenjangan, serta tinjauan sejawat dan tolok ukur. Moderator: Prof. Saleh Almohsen – Dekan Fakultas Kedokteran KSU dengan materi dan para panelis “Global Health as a Driving Force” oleh Dr. Abdullah Alquwizani, “Global & National Integration for Capacity Building” oleh Dr. Mark Salter, “Data Sharing for GHS” oleh Prof. Lucille Blumberg, dan terakhir materi terkat “Capacity Building & Assessment” oleh Dr. Ninglan Wang.

 gcmgm h1 3

Sesi debat oleh : Dr. Gregory Ciottone dan Dr Michael Molloy dua orang pakar terkait pengorganisasian emergency di lingkup kesehatan, keduana memiliki opini yang sangat menarik untuk mengangkat ideologinya dan “menjatuhkan” ideologi yang lain, pada akhirnya kembali kepada kapasitas instansi ataupun negara yang memilih untuk mengimplementasikan system tersebut

Sesi Debat tentang HICS (Sistem Komando Insiden Rumah Sakit) dan MIMMS (Manajemen dan Dukungan Medis Insiden Besar) keduanya merupakan kerangka kerja yang digunakan untuk mengelola insiden dan keadaan darurat, namun keduanya ditargetkan pada jenis organisasi dan insiden yang berbeda. Perbedaan utama mencakup audiens target, ruang lingkup, pelatihan, serta struktur dan peran komando. Karena keduanya berasal dari sistem yang berbeda, kedua pembicara membandingkan fitur-fiturnya dengan harapan dapat mencapai pemahaman yang lebih baik tentang pemanfaatannya. Kegiatan ini dimoderatori oleh Dr. Badr Al Otaibi dan pembicaranya iaah Dr. Gregory Ciottone serta Dr Michael Molloy. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah MIMMS lebih membutuhkan sumber daya untuk pelatihannya sehingga cocok di Negara maju sementara ICS lebih inklusif dan dapat diimplementasikan di berbagai instansi dan lebih interoperable.

 

Reporter : apt. Gde Yulian, M.Epid.

Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK FK-KMK UGM

Reportase Pre Conference Seminar On Safe And Resilient Health Facilities And Infrastructure

 

Pre Conference

Seminar Pre Conference

FKK-MK-Yogya. Seminar Safe and Resilient Health Facilities and Infrastructure ini merupakan sesi tematik pada 2nd ASEAN Academic Conference on Disaster Health Management (2nd AAC on DHM) pada 17 Oktober 2023. Seminar terdiri dari dua sesi dengan tujuan untuk berbagi wawasan ilmiah yang inovatif mengenai Disaster Health Management (DHM) serta memperkuat jejaring antara peneliti/akademis, praktisi medis, dan pengambil kebijakan.

aac 2023 1

Dok. FK-KMK UGM “Sambutan Seminar Pre-Conference on Safe and Resilient Health Facilities and Infrastructure”

Seminar Pre Conference diawali dengan sambutan dan pembukaan oleh Prof. dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc, PhD, FRSPH selaku Dekan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperwatan, Universitas Gadjah Mada dan Dr. Sumarjaya, SKM, MM,MFP, C.F.A yang merupakan Kepala Pusat Krisis Kesehatan, Kementrian Kesehatan RI. Yodi, dalam sambutannya memberikan dukungan terhadap aktivitas kegiatan DHM dimana FK-KMK UGM adalah National Focal Point (NFP) Indonesia dari ASEAN Academic Network on DHM (AANDHM). Lebih lanjut, bahwa tugas prioritas NFP adalah melakukan integrasi dari WHO Safe Hospital Concept dalam hubungannya dengan Sendai Framework dan menyelenggarakan seminar/workshop mengenai Safe Hospital. Kedua kegiatan ini adalah bentuk implementasi dari tugas yang harus dilaksanakan oleh FK-KMK UGM sebagai salah satu NFP Indonesia dari AANDHM.

Sesi pertama dengan tema “Integration of WHO Safe Hospital Concepts in Relation to the Sendai Framework”. Sesi ini menghadirkan Yanick Michaud-Marcotte (United Nations Office for Disaster Risk Reduction, UNDRR), Dr. Hari Kumar (WHO SEARO), dan dr. Hendro Wartatmo, Sp-KBD (Indonesia).

aac 2023 2

Dok. FK-KMK UGM “Pemaparan Sesi 1: Integration of WHO Safe Hospital Concepts in Relation to the Sendai Framework”

Sesi kedua, diskusi berbagi pengalaman dan pengetahuan di Negara ASEAN dengan pembicara dari Indonesia sebagai negara tuan rumah, Malaysia, Filipina, dan Thailand. Penentuan tiga negara terpilih dilakukan melalui tahapan scientific rapid review oleh tim Indonesia. Pembicara dari perwakilan negara memberikan gambaran dan berbagi mengenai penguatan manajemen keadaan darurat dan bencana di rumah sakit oleh Kementrian Kesehatan negara tersebut. Akhir sesi pemaparan, dilakukan diskusi panel dengan keaktifan partisipan seminar dalam memberikan pertanyaan kepada pembicara. Setelah sesi diskusi dan penyerahan plakat, seluruh partisipan mengikuti kegiatan selanjutnya adalah observation tour ke UGM.

 

aac 2023 3

Dok. FK-KMK UGM “Pemaparan Sesi 2:Knowledge and Experience sharing in the ASEAN”

OBSERVATION TOUR

aac 2023 4

Dok. FK-KMK UGM “Sesi inagurasi AIDHM”

Partisipan mengikuti sesi Inagurasi ASEAN Institute for Disaster Health Management (AIDHM) di Gedung Auditorium FK-KMK UGM. AIDHM telah mendapatkan endorsement dari seluruh negara ASEAN dan Indonesia ditetapkan sebagai Host Country untuk Sekretariat AIDHM. Kementrian Kesehatan melalui Pusat Krisis Kesehatan bekerja sama dengan FK-KMK UGM melaksanakan mandat dan fungsi AIDHM dengan menetapkan sekretariat AIDHM di Gedung Litbang FK-KMK UGM. Sekretariat AIDHM memiliki ketugasan dalam mengelola dan mendukung aktivitas terkait dengan peningkatan manajemen pengetahuan akademik tentang manajemen bencana kesehatan khususnya pada wilayah ASEAN.

Selanjutnya, partisipan mengikuti sesi observasi tur ke sekretariat AIDHM, ruangan Pokja Bencana FK-KMK UGM, InaHealth Broadcast Room, dan Auditorium FK-KMK UGM sesuai pembagian kelompok dan alur sesi observasi. Partisipan terlihat sangat menikmati sesi observasi dan aktif memberikan pertanyaan di tiap ruangan. Akhir sesi observasi, partisipan berkumpul di Gedung Tahir untuk melakukan foto bersama dan dilanjutkan untuk mengikuti welcoming dinner.

aac 2023 5

Dok. FK-KMK UGM “Sesi observation tour”

Reporter: Gusti Sultan Arifin (FK-KMK UGM)

Reportase

PROGRAM LANJUTAN: PENDAMPINGAN HDP DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Kamis, 26 Oktober 2023

hdp ntb 1

Dok. PKMK FK-KMK UGM “Sambutan Kepala Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit, dan Kesling, Dinas Kabupaten Provinsi NTB”

PKMK-Yogya. Kegiatan pelatihan dan pendampingan penyusunan dokumen perencanaan penanggulangan bencana di rumah sakit ini direncanakan berlangsung selama lima kali pertemuan. Pertemuan ini merupakan kegiatan lanjutan dari workshop Hospital Disaster Plan pada 3-6 September 2023 di Mataram. Kegiatan dibuka oleh Kepala Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit, dan Kesling, Dinas Kabupaten Provinsi NTB, Badarudin, S.Kep.Ns,MM. Dalam sambutannya, Badarudin menyampaikan bahwa rumah sakit wajib memiliki sistem pencegahan kecelakaan dan penanggulangan bencana. Lebih lanjut, sistem organisasi dan/atau manajemen penanganan bencana juga perlu ditindaklanjuti oleh pelayanan kesehatan. Oleh sebab itu, dokumen HDP ini sangat membantu dan berfungsi bagi rumah sakit dalam menentukan potensi bencana/bahaya yang dihadapi, aktivasi sistem komando, prosedur penanganan bencana, fasilitas saat bencana, dan alur komunikasi. Kegiatan ini diikuti oleh 18 Rumah Sakit dengan tipe A-D yang ada di NTB.

Selanjutnya, Rumah Sakit Provinsi NTB menyampaikan draft dokumen HDP yang telah disusun yaitu pengorganisasian saat bencana. Dalam paparannya, Rumah Sakit Provinsi NTB telah membuat draft struktur organisasi saat bencana, namun dalam struktur ini harus terdapat person in charge tertulis beserta tugas pokok dan fungsi berdasarkan strukur organisasi yang dibuat.

hdp ntb 2

Dok. PKMK-FKKMK UGM “Pendampingan Penyusunan Pengorganisasian tim HDP”

dr. Bella Donna, M.Kes memberikan review singkat mengenai konsep Incident Command System (ICS), Kartu Tugas, dan perbedaan ICS dengan MIMMS. Penyusunan struktur organisasi ini menggunakan pendekatan konsep ICS yang akan memberikan pembagian tugas pada tiap personil, kejelasan alur komando, dan komunikasi, serta dimungkinkan adanya pengembangan operasi jika diperlukan. Selain itu, dalam menyusun struktur operasional penanggulangan bencana untuk bencana alam dan non-alam terdapat perbedaan. Ketua bidang operasional dalam bencana alam berasal dari tim dokter bedah/orthopedi/anestesi yang disesuaikan dengan bencana alam yang terjadi sedangkan non alam adalah dokter penyakit dalam/paru untuk kasus bencana non alam.

Sesi diakhiri dengan diskusi singkat peserta dengan dr. Bella Donna, M.Kes dan akan dilakukan pembagian kelompok dalam proses pendampingan penyusunan dokumen HDP bersama tim fasilitator PKMK UGM. Menilai dari keaktifan peserta dalam sesi diskusi ini, pendampingan penysunan akan berlanjut dan komunikasi yang akan tetap terjalin melalui WhatsApp. Pertemuan selanjutnya akan dijadwalkan pada 2 November 2023.

Reporter: Gusti Sultan (FK-KMK UGM)

Reportase

Pertemuan Pendampingan Penyusunan Hospital Disaster Plan (HDP)


Selasa, 5 Oktober 2023: Pemaparan Dokumen Rencana HDP Masing-Masing RS

Sesi kali ini merupakan pertemuan terakhir dimana seluruh peserta mempresentasikan dokumen HDP masing-masing rumah sakit yang telah disusun selama pendampingan bersama tim Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK FK-KMK UGM.

hdp pendampingan 1

Dok. PKMK FK-KMK UGM “Presentasi Dokumen HDP RS Imanuel Way Halim”

Sesi presentasi dibagi dalam 3 tahap, dimana masing-masing tahap terdiri dari 2 rumah sakit yang dipilih berurutan oleh tim fasilitator pendampingan. Setelah melakukan presentasi, seluruh fasilitator memberikan masukan atas dokumen yang dipresentasikan baik oleh fasilitator yang telah mendampingi secara langsung maupun fasilitator dari kelompok lain. Para peserta juga dapat saling memberikan masukan sembari saling mengoreksi dengan dokumen yang sudah disusun. Masukan dari fasilitator banyak menyoroti terkait sistem pengorganisasian, analisis risiko, pengembangan skenario dan fasilitas. Kejelasan struktur organisasi RS Imanuel Way Halim, kelengkapan analisis skenario RSAB Harapan Kita dan Narasi Pengembangan Skenario RSUD Cibinong menjadi contoh yang baik untuk perbaikan dokumen. Harapannya seluruh rencana tindak lanjut yang dituliskan dalam dokumen dapat terlaksana sehingga dokumen ini mendapat perhatian dari seluruh pihak rumah sakit.

hdp pendampingan 2

Dok. PKMK FK-KMK UGM “Peserta Pelatihan”

Kendala yang dihadapi selama sesi adalah sinyal yang kurang stabil dari RSUD Sumedang sehingga dokumen tidak dapat dipaparkan hingga akhir sesi dan adanya kegiatan lain dari RSU Handayani sehingga tidak dapat memaparkan dokumen. Meskipun demikian, komunikasi dengan RSUD Sumedang masih bisa dilakukan melalui chat room dan telpon langsung, sementara pemaparan RSUD Sumedang digantikan oleh fasilitator pendamping. Di akhir sesi, dilakukan pengerjaan post-test sebagai upaya menilai ulang pemahaman seluruh peserta setelah mengikuti pelatihan dan pendampingan bersama. Peserta kemudian mendapatkan sertifikat terakreditasi yang dikirimkan secara personal. Secara keseluruhan kegiatan berjalan dengan baik, sangat terlihat jelas perubahan dokumen sebelum dan setelah mengikuti pelatihan. Tim dari rumah sakit aktif untuk melakukan diskusi dengan fasilitator selama mengerjakan penugasan. Meski pelatihan dan pendampingan telah usai, rumah sakit tetap dapat menghubungi para fasilitator dan mendapatkan bantuan perbaikan dokumen.

Reportase: dr. Alif Indiralarasati (Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK UGM-)

Reportase Kegiatan

Earthquake Experience at a University Hospital in Türkiye: Response to an Unexpected and Devastating Event


PKMK – Pada Selasa, 26 September 2023 pukul 11:00 Zona Waktu Tengah telah dilaksanakan webinar bertajuk “Earthquake Experience at a University Hospital in Türkiye: Response to an Unexpected and Devastating Event” oleh World Association for Disaster and Emergency Medicine. Webinar ini membahas tentang pengalaman para panelis terhadap manajemen bencana kesehatan saat Gempa Turki 2023 utamanya dalam memanajemen pasien anak-anak.

gempa turki reportase

Para panelis menyoroti sisi pelayanan pasien pediatri. Di mana sistem manajemen gawat darurat untuk pasien pediatri lebih berkembang dibandingkan dengan Indonesia. Beberapa poin penting dari sistem layanan gawat darurat pediatri adalah kerjasama tim, sistem rujukan yang komprehensif, dan pelayanan yang lengkap tidak hanya pra hospital namun juga intra hospital. Anak-anak adalah kelompok rentan dan bukan merupakan orang dewasa yang bertubuh kecil, sehingga tatalaksananya berbeda. Mempersiapkan surge capacity dan buffer stock menjadi penting dalam memenuhi kebutuhan pelayanan.

Belajar dari pengalaman Turki, meskipun sistem sudah ada, namun tidak didukung dengan rujukan dan jaringan yang baik, maka akan menjadi tantangan besar. Integrasi layanan sangat dibutuhkan untuk dikembangkan, khususnya pada layanan pasien anak-anak. Selanjutnya, menarik untuk kita dapat mengkaji data anak-anak yang terdampak akibat bencana di Indonesia.

Reportase: dr. Alif Indiralarasati