logo2

ugm-logo

Bencana Banjir di Indonesia

Indonesia setiap tahunnya tidak lepas dari bencana banjir. Pada Maret 2019 terjadi longsor dan banjir bandang di wilayah Sentani Jayapura yang menngakibatkan banyak korban jiwa. Banjir tersebut terjadi karena intensitas hujan yang tinggi. BNPB mencatat sejak Januari hingga September 2019 terdapat 657 kejadian banjir dan bencana banjir paling banyak menelan korban jiwa. Jakarta telah lama diketahui berisiko bahaya banjir. Studi berikut mengkaji respon masyarakat dan strategi adaptasi yang digunakan di Jakarta terkhusus masyarakat di daerah rawan banjir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerentanan banjir meningkat dikaitkan dengan beberapa faktor yitu pemangku kepentingan, lingkungan, masyrakat dan infrastruktur serta pemeliharaannya. Berbagai strategi adaptasi fisik telah diadopsi oleh masyarakat setempat, yang meliputi peningkatan tingkat perumahan, membangun perumahan bertingkat, dan membangun tanggul kecil untuk mencegah air memasuki perumahan. Selengkapnya KLIK DISINI

Manajemen penanganan bencana banjir di Indonesia akan terus berkembang. Penelitian berikut mengkaji bagaimana menanggapi tantangan peristiwa banjir yang berulang di Indonesia. Studi ini menunjukkan bahwa faktor buatan manusia, penyebab alami dan masalah manajerial adalah faktor yang berkontribusi terhadap masalah tersebut. Upaya yang sudah dilakukan melalui pembentukan kerangka hukum, program partisipasi masyarakat dan proyek pengendalian banjir. Pada tahap pasca bencana otoritas dan masyarakat cukup responsive namun pencegahan dan kesiapan masih kurang. Selengkapnya KLIK DISINI

Laporan 4th Regional Collaboration Drill ARCH Project

h2 rcd

ARCH Project adalah singkatan dari ASEAN Regional Capacity on Disaster Health Management, yang merupakan proyek peningkatan kapasitas regional ASEAN dalam manajemen bencana kesehatan untuk mewujudkan one ASEAN one Response, yang dilaksanakan oleh ASEAN, JICA dan National Institute of Emergency Medicine/ NIEM Thailand. ARCH project sudah dimulai sejak 2016 dan direncanakan akan terus berjalan hingga 2025. Ada tiga tahapan yakni tahap pertama 2016 - 2019 yang kegiatannya bertujuan untuk peningkatan kapasitas koordinasi regional ASEAN dan masing - masing negara ASEAN, tahap dua 2019 - 2021 yang kegiatannya bertujuan untuk menetapkan mekanisme yang disepakati dari tahap 1, terakhir tahap tiga yakni 2021 hingga 2015 yang kegiatannya bertujuan untuk memperkuat mekanisme.

Reportase Lengkap

More Articles ...