logo2

ugm-logo

Konferensi TOPCOM Malaysia 2019

Table Top Exercise & Communication in Disaster Medicine (TOPCOM) merupakan konferensi internasional tahunan yang diselenggarakan oleh Rumah Sakit Selayang, Departemen Darurat dan Trauma berkolaborasi dengan beberapa lembaga dan organisasi lain. Konferensi ini dilaksanakan pada 1 - 6 Juli 2019 di UiTM Selayang Campur, Selangor Malaysia. Pra konferensi dimulai pada 2 hari pertama (1 - 2 Juli) mencakup berbagai topik perawatan kritis, perawatan pra rumah sakit dan trauma, kedokteran taktis dan sebagainya. Kemudian dilanjutkan 4 hari berikutnya (3 - 6 Juli) sesi khusus “Temu Para Ahli” dimana peserta dapat berinteraksi langsung dengan pembicara internasional yang ahli dan berkenaan dengan pengobatan darurat dan manajemen bencana.

Konferensi ini juga menyajikan Table Top Exercise untuk memfasilitasi diskusi dan analisis konstruktif dari berbagai situasi darurat yang umumnya terjadi saat bencana. Sebuah skenario dijelaskan kepada peserta pelatihan yang kemudian akan memutuskan tindakan apa yang akan mereka ambil. Konferensi ini akan menantang pemikiran lebih dari 400 peserta secara internasional dari semua bidang perawatan kesehatan dan manajemen darurat. Selengkapnya bisa dibaca di https://www.topcommalaysia.com.  Tim Pokja Bencana Kesehatan FK - KMK UGM yang terdiri dari perwakilan  Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK dan  RSUP Dr. Sardjito juga ikut serta menghadiri konferensi ini. Mereka juga akan presentasi oral dan poster. Reportasi kegiatan konferensi akan kami sajikan di website bencana kesehatan setiap harinya. Reportase konferensi selengkapnya Klik Disini

 

Health Education in Disaster Risk Reduction

Artikel ini membahas penyakit menular pasca bencana dengan review delapan bencana besar yang pernah terjadi di Indonesia. Ketika di pengungsian, berbagai penyakit muncul akibat kacaunya situasi dan kurangnya sarana yang memadai. Penyakit yang paling banyak muncul adalah penyakit yang ditularkan dari air dan udara; diantaranya diare, hepatitis A dan E, campak, malaria, tetanus, dan DBD. Penyakit menular tersebut harus diwaspadai dan dipantau ketika bencana terjadi. Salah satu solusi yang dijelaskan dalam artikel ini adalah penting untuk melakukan integrasi pendidikan kesehatan terkait bencana baik di sekolah dan lingkungan masyarakat. Misalnya menyusun perencanaan mengurangi risiko bencana berbasis masyarakat termasuk penyebaran informasi dan membentuk komunitas atau desa tangguh bencana. Selengkapnya Klik Disini

Artikel selanjutnya berkaitan dengan artikel di atas dan masih dengan wilayah Indonesia. Artikel ini membahas penguatan komunitas tangguh bencana, faktor kontribusi dari kolaborasi antara sekolah dan komunitas di area terdampak tsunami Aceh. Peneliti beranggapan bahwa saat ini sekolah memiliki peluang besar untuk membangun kemitraan dengan otoritas pendidikan, komite sekolah, orang tua/ keluarga, komunitas dan pemangku kepentingan lainnya dalam meningkatkan ketahanan terhadap bencana. Keefektifan kolaborasi sekolah dan komunitas ini adalah adanya kepemimpinan, kepercayaan, fasilitas dan struktur, sumber dana, pengembangan kapasitas, kesadaran semua pihak, peraturan dan kebijakan yang didapatkan dari pemerintah, masyarakat dan lembaga swasta. Selengkapnya Klik Disini

Edisi kali ini juga kami menyuguhkan laporan dari Sigi, dimana pendampingan Caritas dan PKMK pada dinas kesehatan kabupaten Sigi berjalan baik dan bermanfaat. Dalam perjalanan pendampingannya, ditemukan sejumlah potensi bencana di Sigi. Harapannya, dinas kesehatan disaster plan yang tengah disusun dapat menjawab kebutuhan penanganan bencana di lapangan. Selengkapnya  Klik Disini

More Articles ...