logo2

ugm-logo

Cukupkah Hujan Buatan Mengatasi Kebakaran Hutan?

https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/700x465/photo/nationalgeographic/201602010943841_b.jpg

Cara untuk menanggulangi asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutlah) adalah hujan, baik itu secara alami maupun buatan. Karhutla terjadi pada saat musim kemarau sehingga solusi yang memungkinkan untuk mengurangi asap kebakaran dengan membuat hujan buatan dan water bombing (WB). Kementerian Lingkungan Hidup menyebutkan bahwa pembuatan hujan buatan ini sudah dilakukan di beberapa titik lokasi karhutlah. Upaya hujan buatan ini berhasil menurunkan sebaran api karhutlah.

Hujan buatan ini menggunakan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang dilakukan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Bagaimana cara kerja hujan buatan ini? Hujan buatan tergantung keberadaan awan, arah angin bergerak, serta kecepatannya. Syarat utama hujan buatan ini adalah ditemukan awan yang memiliki kadar potensi hujan minimal 70%. Awan yang berpotensi hujan sampai dengan 70% ini yang mampu disemai. BPPT bekerja untuk menemukan awan tersebut dan menginformasikan arah serta kecepatan angin. Jika sudah ditemukan, maka BPPT menerbangkan pesawat khusus yang membawa garam, atau NaCl (Natrium Klorida). Proses “menaburkan” awan dengan garam ini disebut penyemaian awan, tujuannya untuk membuat awan “matang” sehingga bisa menurunkan hujan. Posisi pesawat selalu berada diantara arah angin dan awan hujan target. Hujan buatan ini berhasil dilakukan dan mampu mengurangi kabut asap per 15 Sepetmber 2019.

Selengkapnya Klik Disini

Pencegahan Dampak Kesehatan Akibat Asap Kebakaran Hutan

Selamat berjumpa kembali penggiat website bencana kesehatan. Pengantar website minggu ini masih membahas terkait dampak asap kebakaran hutan. Pada Sabtu, 21 September kemarin dilaporkan hujan turun di Palangkaraya serta sebagian Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Sementara di Riau, hujan buatan terus dilakukan mengingat provinsi ini mengalami dampak asap karhutla dari provinsi tetangga (Jambi dan Sumatera Selatan). Selain modifikasi cuaca, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan juga berupaya mengurangi asap dengan bom air di area yang belum tersentuh hujan. Bagi warga terdampak kabut asap, masih terus disarankan untuk menggunakan masker.

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) membagikan buku pencegahan dan penanganan dampak kesehatan akibat kabut asap kebakaran hutan. Buku ini diharapkan dapat membantu penanganan dalam penanggulangan dampak asap kebakaran hutan. Buku ini berisi tentang dampak asap kebakaran hutan, prinsip pencegahan dan penanganannya. Dampak yang dijelaskan adalah dampak efek akut (jangka pendek) dan efek jangka panjang. Upaya pencegahan dibagi menjadi tiga upaya yaitu upaya primer untuk mencegah orang - orang tersensitisasi menjadi sakit, upaya sekunder untuk deteksi/pengobatan dini masalah kesehatan yang muncul, dan upaya tersier untuk mencegah komplikasi/kematian pada populasi yang sudah menderita. Hal - hal khusus lainnya yang dijelaskan adalah terkait penggunaan masker, penggunaan air purifier/air cleaner, evakuasi dan penggunaan oksigen.

Selengkapnya Klik Disini

More Articles ...