Pembukaan
Direktur RSUD Tugurejo
Dr. Endang Agustinar, M.Kes
Sambutan pertama disampaikan oleh Direktur RSUD Tugurejo Semarang, dr. Endang Agustinar, M.Kes. Dalam kata sambutan yang beliau sampaikan bahwa dalam kegiatan ini diikutkan seluruh aspek yang ada di rumah sakit, karena beliau mengharapkan semua aspek mengetahui mengenai Hospital Disaster Plan (HDP) secara teori yang benar dan pelaksanaannya. Teman-teman mungkin juga sudah pernah mengakses mengenai HDP, namun kalau ada narasumber langsung maka akan lebih mempermudah pemahaman mengenai konsep HDP. Beliau menghimbau kepada peserta agar bisa melakukan sharing dengan narasumber terhadap materi HDP yang sudah dimiliki rumah sakit, serta diharapkan terbentuknya tim Penanggulangan Bencana yang baik dan benar serta berada dibawah bidang .
PMPK FK UGM
Dr. Bella Donna, M.Kes
Sambutan kedua oleh dr. Bella Donna, M.Kes selaku Kepala Divisi Manajemen Bencana PMPK FK UGM menyampaikan bahwa selama ini yang kita ketahui bahwa ada rumah sakit yang mempunyai HDP hanya dengan copy paste HDP dari rumah sakit lain yang sudah mempunyai HDP, salah satu alasan karena untuk keperluan akreditasi. Sementara itu, antara rumah sakit dengan rumah sakit lain tentunya berbeda, biasanya untuk workshop kita tanyakan ke rumah sakit apa sudah punya HDP atau belum, kalau belum sama sekali akan dilakukan pendampingan dengan adanya pengenalan mengenai HDP kemudian dilakukan pendampingan. Sedangkan, di RSUD Tugurejo sudah punya dokumen HDP, artinya rumah sakit sudah sangat baik sekali, jadi nanti kita akan mengetes isi dari dokumen tersebut kemudian langsung aplikasi. Dalam kegiatan kita ini, hari pertama sekilas materi mengenai HDP, apasaja yang harus ada di dokumen tersebut, kemudian untuk hari kedua nanti kita akan table top. Intinya HDP yang dipunya tiap rumah sakit berbeda tergantung dari rumah sakit masing-masing.
Narasumber I : Dr. Adib Yahya, MARS
Materi I : Prinsip-Prinsip Hospital Disaster Plan
Materi pertama mengenai Prinsip-prinsip HDP, beliau menjelaskan bahwa beberapa rumah sakit sudah punya HDP, namun biasanya copy paste dari rumah sakit lain. Seharusnya kita mengetahui prinsip dari HDP itu apa, bagaimana dan siapa yang harus menguasainya, agar kita bisa menggunakan disaster planning yang kita buat dengan baik. Dalam membuat HDP, kita harus memperhatikan mengenai teori bencana, bahwa secara umum dirumah sakit bisa terjadi dua jenis bencana yaitu bencana yang berasal dari dalam rumah sakit maupun dari luar rumah sakit. Rumah sakit tentunya harus memiliki kesiapan dalam menghadapi bencana baik dari pra bencana sampai ke pascabencana, salah satunya dengan mengetahui hazard mapping terhadap lingkungan rumah sakit. Selain itu, perlu diperhatikan juga mengenai pusat komando rumah sakit, sistem komunikasi, manajemen lalu lintas, keamanan, pengunjung, sukarelawan, penerimaan korban, lokasi-lokasi utama di rumah sakit, tim lapangan, daftar kontak, rumah sakit yang terisolasi, dan latihan. Ingat HDP tanpa kesiapan tidak ada gunannya, perencanaan tanpa dilakukan latihan lebih berbahaya daripada tidak punya perencanaan sama sekali.
Materi II : Pengorganisasian Penanggulangan Bencana di Rumah Sakit dan Operasional
Materi kedua mengenai Pengorganisasian Penanggulangan Bencana di Rumah Sakit dan Operasional. Dalam bencana, kekacauan tidak bisa dicegah namun diupayakan seminimal mungkin. Hal ini bisa dilakukan dengan adanya perencanaan yang baik serta adanya pengorganisasian dalam penanggulangan bencana. Penyusunan organisasi penanggulangan bencana yang dilakukan tidak usah macam-macam, kita menyesuaikan dengan struktur sehari-hari yang ada di rumah sakit, simple dan tidak usah terlalu rumit. Saat bencana rumah sakit tidak boleh tutup dan harus tetap melayani pasien seperti biasa. Untuk penyusunan bagan organisasi kita bisa menggunakan metode crosswalk, minimal staffing dan fleksibilitas. Di dalam pembuatan struktur organisasi juga dibuat uraian tugas yang lebih simple dibuat dalam kartu tugas (job action sheet). Salah satu bagian yang penting adalah seksi operasional karena berhubungan dengan pengobatan pasien, evakuasi, alternatif lokasi pelayanan (surge capacity), keamanan pelayanan serta keberlangsungan pelayanan rumah sakit. Beliau juga menyebutkan bahwa penting seksi operasional dalam manajemen bencana adalah sebagai core bisnisnya, jadi seksi operasi ini jadi kiblat seksi yang lainnya, misalnya seksi logistic, perencanaan, keuangan
Materi III : Sistem Koordinasi
Materi ketiga yang dibawakan pemateri pertama adalah mengenai system koordinasi. Bencana yang terjadi secara tiba-tiba akan berdampak pada kesenjangan antara permintaan dan ketersediaan pelayanan kesehatan. Biasanya terjadi kelemahan dalam hal koordinasi, komunikasi, komando dan kolaborasi serta perlunya control. Kalau terjadi bencana yang besar, maka koordinasi akan susah sekali, untuk itulah agar koordinasi bisa berjalan maka diperlukan adanya networking (jaringan) baik dari tingkat kabupaten (Dinas Kesehatan) maupun dengan provinsi, nasional bahkan internasional. Oleh karena itu, bangunlah networking dari sekarang, komunikasi yang baik dan tetap terpelihara akan memudahkan mendapatkan bantuan melalui jaringan serta menghidupkan fungsi komunikasi
Narasumber 2 : Dr. Bella Donna, M.Kes
Materi IV : Logistik
Materi ke-empat mengenai logistic, dijelaskan bahwa dalam keadaan bencana logistic merupakan salah satu seksi yang berperan penting. Kalau kita berbicara dalam situasi normal, jelas rumah sakit melakikan pelayanan terhadap rawat jalan, rawat inap, IGD, yang ditunjang oleh SDM, organisasi, system informasi dan anggaran yang mana tujuannya adalah untuk menjaga mutu pelayanan rumah sakit. Hal ini tentu tidak bisa disamakan dengan kondisi bencana dimana rumah sakit akan rusak, kemudian banyaknya korban yang membanjiri rumah sakit dalam waktu singkat dan cepat, disisi lain fasilitas, daya tampung, sumberdaya yang ada terbatas termasuk logistik seperti obat-obatan/medicines (olm), air bersih dan kesehatan lingkungan, suplai kesehatan/peralatan : alat operasi, material kedokteran/reagensia/alat radiologi, peralatan nersing, dll (olm), suplai makanan, perlindungan/shelter, listrik, transportasi, komunikasi dan administrasi, kebutuhan individu seperti: pendidikan, kesehatan mental, sumberdaya manusia, tenaga bantuan/relawan stok sembako, kebutuhan hidup selama periode bencana. Dalam manajemen logistic tetap melalui proses seleksi, penyediaan/pengadaan, distribusi serta penggunaan dengan tetap membutuhkan manajemen support baik dari organisasi, SDM (kualitas maupun kuantitas), system informasi manajemen serta pembiayaan.
Materi V : Perencanaan dan Keuangan
Materi terakhir mengenai perencanaan dan keuangan, meskipun bencana tidak dapat diprediksi dan dibayangkan, namun bencana akan bisa saja terjadi. Oleh karena itu, bagian perencanaan harus mempersiapkan perencanaan yang operasional dalam bencana untuk membuat kondisi kekacauan yang terjadi seminimal mungkin. Dalam struktur organisasi penanggulangan bencana, bidang perencanaan membawahi 4 seksi yaitu Seksi SDM, seksi situasi, dokumentasi, demobilisasi. Sementara itu, bidang keuangan membawahi seksi pengadaan, seksi pencatatan waktu, seksi biaya dan seksi klaim. Perencanaan yang dibuat harus simple dan fleksibel serta tetap memperhatikan aspek koordinasi, kepemimpinan serta komunikasi.
Gallery Hari Pertama:
{gallery}2012/3/tugurejo1{/gallery}