Reportase
Seminar
Strategi Penyusunan Hospital Disaster Plan (HDP)
Pusat Kebijakan Manajemen Kesehatan (PKMK) bekerjasama dengan Pokja Bencana FK UGM menyelenggarakan Seminar Strategi Penyusunan Hospital Disaster Plan (HDP) pada Selasa, 12 November 2013 di Ruang Senat KPTU FK UGM lantai dua. Hal ini dilatarbelakangi oleh pentingnya peran rumah sakit dalam penanggulangan bencana terutama sebagai tempat rujukan utama korban bencana pada masa tanggap darurat. Sudah seharusnya rumah sakit memiliki rencana penanggulangan bencana baik bencana internal maupun eksternal rumah sakit.
Sambutan dan pengantar seminar disampaikan oleh Ketua Pokja Bencana FK UGM, dr. Handoyo Pramusinto, SpBS. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa seminar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam perkuliahan bencana mahasiswa kedokteran FK UGM. Beliau juga menghimbau untuk peserta yang belum mempunyai HDP agar mulai memiliki strategi untuk menyusun HDP.
Sambutan dan sekaligus pembukaan seminar disampaikan oleh Dekan FK UGM, Prof. Dr. dr Teguh Aryandono, SpB(K)Onk. Kepedulian FK UGM dalam penanggulangan bencana diwujudkan dengan pengembangan kurikulum bencana dalam perkuliahan serta melakukan kajian penyusunan HDP. HDP tidak saja penting untuk akreditasi tetapi memang dibutuhkan untuk menyiapkan SDM dan sarana prasarana rumah sakit dalam menghadapi bencana.
Sesi pertama membahas materi mengenai Peran Kementerian Kesehatan dan Regulasi HDP (BUK rujukan kemenkes) terkait Akreditasi Rumah Sakit. Sesi ini dimoderatori langsung oleh dr. Handoyo Paramusinto, SpBS. Materi ini disampaikan oleh drg. Retno Budastuti, MS dengan pertama kali memberikan gambaran tentang tantangan bencana yang tersebar di Indonesia yang mau tidak mau mengharuskan rumah sakit siap untuk menghadapinya. Pembentukan jaringan rumah sakit diperlukan karena pada masa bencana distribusi pasien tidak merata dan diperoleh kasus yang tidak sesuai dengan kompetensi rumah sakit sehingga diperlukan koordinasi antar rumah sakit, dinas kesehatan dan sistem komando bencana. HDP dibuat untuk mengingkatkan kesiapsiagaan rumah sakit dalam menghadapi bencana internal dan ekternal. HDP perlu disiapkan dan dievaluasi oleh seluruh perangkat rumah sakit, HDP tertuang dalam instrumen akreditasi PERSI 2012 pada standar manajemen rumah sakit (Bab IV: standar manajemen fasilitas dan keselamatan pada MFK 6 mengenai kesiapsiagaan menghadapi bencana. Sesi diskusi berjalan dengan kondusif dan terjadi komunikasi dua arah, peserta banyak menanyakan mengenai regulasi terkait pembiayaan. Selain itu ada tanggapan juga dari rumah sakit swasta dalam menyiapkan HDP.
Sesi kedua dimoderatori oleh Sutono, SKp dengan dua pemateri, yang pertama dari RS Senopati Bantul oleh dr. Gandung Bambang Hermanto mengenai pengalaman rumah sakit pemerintah dalam penyusunan HDP. Kedua, dr. Stephani M. Nainggolan dari PERSI Cabang Yogyakarta berbicara mengenai Kesiapan RS dalam penyusunan HDP. Menarik, pengalaman dari RSUD Senopati Bantul, dulunya rumah sakit kurang menganggap penting adanya HDP sampai bencana gempa Bantul terjadi di tahun 2006. Saat ini, bahkan rumah sakit Senopati Bantul merasa bahwa HDP tidak saja penting sebagai salah satu instrumen penilaian HDP tetapi memang dibutuhkan rumah sakit terutama pada saat menghadapi bencana. Paparan dr. Stephani menyebutkan data yang berhubungan dengan kesiapan rumah sakit dalam penanganan korban bencana meliputi tim penanggulangan bencana rumah sakit, ketersediaan anggaran dalam penanganan korban bencana, dan kebijakan standar prosedur operasional (SPO) penanganan korban bencana. Sumber daya dan fasilitas, sarana dan prasana rumah sakit harus selalu dinilai dan diperhatikan sehingga siap untuk menangani kondisi bencana. Pelatihan dan simulasi petugas di rumah sakit menjadi hal yang wajib dalam penilaian kesiapan petugas menghadapi bencana.
Sesi ketiga, materi mengenai komponen HDP disampaikan oleh dr. Sulanto Saleh Danu, Sp.FK dari PKMK FK UGM. Rumah sakit harus mempersiapkan diantaranya: pusat komando rumah sakit, sistem komunikasi internal dan eksternal, pengendalian atau manajemen keamanan, pengunjung, lalu lintas, sukarelawan, penerimaan korban, lokasi penempatan korban di rumah sakit, tim lapangan, daftar kontak, rumah sakit yang terisolasi, dan pelatihan. Proses penyusunan HDP dapat dimulai dengan menentukan yang berwenang untuk menyusun rencana, membentuk panitia perencanaan, melakukan penilaian risiko bencana, menetapkan tujuan, menentukan peran dan tanggung jawab, analisa sumber daya, mengembangkan sistem dan prosedur yang dibutuhkan, penulisan rencana bencana, pelatihan personel dan uji terhadap rencana yang telah tersusun, dan terakhir perbaikan.
Diskusi aktif dipimpin langsung oleh dr. Bella Donna, MKes yang juga memberikan arahan mengenai website bencana kesehatan (www.bencana-kesehatan.net) yang dapat dikunjungi peserta yang ingin mempelajari cara penyusunan draft HDP. Website bencana kesehatan memang dikembangkan untuk pembelajaran jarak jauh sehingga memudahkan bagi rumah sakit yang ingin menyusun HDP untuk membuat draft, dan jika ingin melihat contoh-contoh HDP dari rumah sakit yang telah didampingi oleh PKMK FK UGM divisi manajemen bencana.
Pengalaman rumah sakit swasta dalam penyusunan HDP disampaikan oleh dr. Tendean Arif Wibowo, MPH dari Rumah Sakit Panti Nugroho. Pemanfaatan jaringan rumah sakit dalam penyusunan HDP dirasakan Rumah Sakit Panti Nugroho sangat bermanfaat, terutama dalam hal pendanaan dan dukungan lainnya. Rumah Sakit Panti Nugroho berjarak 14 Km dari puncak Merapi dan menjadi salah satu rumah sakit rujukan korban merapi, hal ini menjadi salah satu alasan mendasar mengapa Rumah Sakit Panti Nugroho penting untuk menysusn HDP. Saat ini, seluruh unsur rumah sakit merasa terbantu dengan adanya HDP bahkan dari hasil evaluasi didapatkan 8,7 % terjadi perubahan perilaku tenaga kesehatan di rumah sakit yang lebih aktif pasca pelatihan. Namun, yang perlu diperhatikan selalu adalah pertemuan regular dengan tim bencana rumah sakit untuk selalu memperbaharui dan mengingatkan alur-alur yang sudah disepakati dalam dokumen HDP.
Kesimpulan kegiatan disampaikan oleh dr. handoyo Pramusinto, SpBS, beliau menghimbau agar setelah kegiatan ini rumah sakit yang belum menyususn HDP mulai menyiapkan strategi penyusunan HDP untuk masing-masing rumah sakit. Bagi rumah sakit yang sudah memiliki HDP untuk selalu menguji dan memperbaiki dokumen HDP-nya.