Kerangka Acuan Kegiatan
Latar Belakang
Dinkes Provinsi Sulawesi Tengah telah membentuk Unit Pusat Pelayanan Kesehatan Terpadu (P2KT) sejak 2019. Unit tersebut berperan untuk mengembangkan dan menguatkan program - program bencana dan wabah yang bersinggungan dengan krisis kesehatan. Salah satu program yang dibentuk di unit tersebut adalah PSC 119 Dinkes Sulteng yang menjadi garda terdepan untuk menerima informasi kasus emergensi. Kecepatan dan ketepatan penanganan kasus emergensi tersebut tergantung pada kesiapan PSC 119 untuk mengambil tindakan respon yang tepat. PSC 119 masih dikatakan baru terbentuk di Dinkes Provinsi Sulteng. Berdasarkan pembelajaran dan pengalaman dari pelaksanaan Table Top Exercise (TTX) dokumen dinkes disaster plan pada Februari dan dilanjutkan dengan webinar pendampingan PSC pada Juni 2020, staf terdepan (penerima informasi dan triage) PSC 119 belum maksimal memahami apa yang menjadi peran mereka saat terjadi bencana. Menindaklanjuti hal ini, PKMK FK - KMK UGM perlu untuk melakukan peninjauan kembali SOP layanan pre hospitalapa saja yang harus disusun di PSC 119 UPT P2KT, dan diselesaikan serta disosialisasikan baik internal dan eksternal ke jejaring di Kabupaten Sigi, Kabupaten Donggala, dan Kota Palu. SOP seperti penerimaan telepon darurat, triage melalui telpon oleh tenaga non medis, menjemput, membawa, dan mencatat, termasuk menjadikan informasi pelaporan.
Ditambah lagi dengan kondisi sekarang, pandemi COVID-19 menuntut semua pihak yang terlibat khususnya PSC untuk siap respon. Pada prinsipnya konsep penanganan bencana non alam seperti pandemi virus sama dengan bencana alam, yang berbeda adalah sifat agen kausatifnya. Dalam hal ini tentu ada prosedur - prosedur khusus yang harus diketahui oleh PSC 119 dalam menerima dan meneruskan informasi dari pasien atau keluarga pasien. Dengan demikian penting dilakukan penguatan kapasitas dalam penanganan kasus emergensi bagi PSC 119, mulai dari penerimaan informasi, alur komunikasi, sistem koordinasi dan pengetahuan tentang kasus emergensi. Pelatihan teknis pelayanan pre hospital PSC 119 untuk petugas di ruangan dan tim ambulans tentang bagaimana mengangkat/menurunkan pasien, konsep mengendarai dan kecakapan tim ambulans, penyelamatan pasien kasus kedaruratan serta memahami sistem rujukan, sangat menentukan keselamatan pasien. Untuk itu dibutuhkan peningkatan keterampilan petugas PSC 119 khususnya petugas tim reaksi cepat yang terdiri dari tenaga medis dan non medis serta tim driver dan logistik. Masing - masing kabupetan kota diharapkan mengirim perwakilan untuk pelatihan ini.
Tujuan
Kegiatan ini bertujuan untuk menguatkan peran fungsi PSC 119 di Sulawesi Tengah dalam penanganan kasus emergensi mulai dari penerimaan informasi, alur komunikasi, sistem koordinasi dan pengetahuan tentang teknis pelayanan pre-hospital.
Proses Kegiatan
Kegiatan ini akan dilakukan secara workshop luring (offline) dalam bentuk pengajaran, simulasi komunikasi penerimaan informasi kasus emergensi, penentuan kasus/ triase korban saat menerima telepon, manajemen lokasi kejadian kegawatdaruratan, dan transportasi ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.
Peserta Kegiatan
Peserta kegiatan ini adalah PSC 119 di Sulawesi Tengah, PSC mengirimkan peserta untuk mengikuti secara offline dari :
- Bidang manajemen (sekretaris PSC, kasi di PSC atau kasie di dinkes yang membawahi PSC) 1 orang
- Bidang operasional (tim PSC, dokter perawat dan yang terkait) 3 orang
- Tenaga non medis (penerima informasi, driver dan lain - lain) 1 orang
NB :
Jika PSC atau dinkes belum mempunyai tim operasional PSC maka tim manajemen yang mengikuti bisa 2 - 3 orang, karena mereka yang akan membangun manajemen PSC.
Output Kegiatan
Peserta memahami teknis terkait manajemen penerimaan dan penanganan kasus emergensi, dan tambahan/ revisi SOP penerimaan.
Waktu dan Tempat Kegiatan
Waktu : Selasa-Kamis, 15-17 Juni 2021
Pukul : 09.00 – 15.00 WITA
Tempat : Aula FK-Alhairat (*sedang konfirmasi)
Narasumber dan Fasilitator
- dr. Ali Haedar,SpEM,FAHA
- Sutono, S.Kp, M.Sc, M.Kep
- Gde Yulian Yogadhita M.Epid, Apt
- Happy R Pangaribuan, MPH (fasilitator)
Penutup
Demikian TOR Pengembangan Sistem Teknis Pelayanan Pre Hospital PSC 119 di Sulawesi Tengah. Kegiatan ini bermanfaat bagi dinas kesehatan untuk menguatkan peran dan fungsi PSC 119. Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK FK - KMK UGM sebagai penyelenggara program akan berkomitmen demi tercapainya tujuan program dan Caritas Germany sebagai mitra penyelenggara program akan mendapatkan laporan rutin terkait keberlangsungan program.
Reportase
Dok. PKMK FK-KMK UGM “Peserta Pelatihan Sistem Teknis Pelayanan Pre-Hospital PSC 119”
Kegiatan ini bertujuan untuk menguatkan peran fungsi PSC 119 di Sulawesi Tengah dalam penanganan kasus emergensi mulai dari penerimaan informasi, alur komunikasi, sistem koordinasi dan pengetahuan tentang teknis pelayanan pre-hospital. Metode pelatihan dilakukan secara hybrid yaitu melalui offline dan online dengan jumlah peserta sebanyak 80 orang yang berasal dari :
- PSC 119 Dinkes Provinsi Sulawesi Tengah
- PSC 119 Paparimo Dinkes Kab. Tolitoli
- PSC 119 Dinkes Kab. Banggai
- PSC 119 Dinkes Kab. Sigi
- PSC 119 Malia Luwuk Kabupaten Banggai
- PSC 119 Dinkes Kab. Morowali Utara
- Dinas Kesehatan Parigi Moutong
- Dinas kesehatan kabupaten Morowali
- Puskesmas Batusuya Kab Donggala
- UPT Puskesmas Wosu, Bungku Barat, Kab.Morowali
- UPTD Puskesmas Talise Kota Palu
- Fakultas Kedokteran Univ. Alkhairaat
- RSU SIS Aldjufri
Kegiatan ini berlangsung selama 3 hari, narasumber menyampaikan 11 modul yang membahas konsep Emergency Medical System (EMS) dan bagaimana peran fungsi PSC dalam konsep EMS tersebut pada pengembangan sistem pelayanan pre hospital. Beberapa PSC yang mengikuti kegiatan ini masih baru dibentuk dan ada juga yang akan di - launching pada akhir tahun ini. Pelatihan ini masih tergolong baru bagi mereka dan dari pelatihan ini diketahui bahwa PSC 119 masih membutuhkan penguatan dan pendampingan bekerlanjutan untuk memaksimalkan operasional PSC 119.
Selasa, 15 Juni 2021
Dok. PKMK FK-KMK UGM “Sesi Pembukaan dan Pengantar oleh Sekretaris Dinkes Prov.Sulteng”
Pertemuan pertama dimulai dengan assessment PSC 119 yang difasilitasi oleh Gde Yulian Yogadhita M.Epid, Apt. Assessment ini untuk melihat sejauh mana PSC 119 sudah beroperasi dilihat dari alur komunikasi, SOP yang ada, fasilitas yang digunakan dan sistem koordinasi yang dijalankan. Dari hasil assessment yang disampaikan secara lisan oleh peserta, Gde Yulian mengaitkannya kepada SPGDT dan Sistem EMS di Indonesia. Hal yang menjadi kendala selama ini adalah belum ada satu sistem yang terintegrasi dalam operasional PSC 119, kerap sekali fungsi dan peran PSC salah dipahami oleh masyarakat dan staff dari PSC itu sendiri. Pada materi selanjutnya dr. Ali Haedar,SpEM,FAHA menekankan bahwa Peran Public Safety Center (PSC) merupakan ujung tombak Sistem EMS di Indonesia. EMS sebagai layanan medis darurat dan dikenal sebagai layanan ambulans adalah layanan darurat yang menangani masalah medis dan trauma yang memerlukan respon segera dnegan menyediakan perawatan di luar rumah sakit dan transportasi ke perawatan definitif.
Apakah pasien yang datang ke 119 semua harus ditangani? Konsep layanan ambulan tidak hanya pada pasien yang tepat tetapi juga tempat dan waktu yang tepat. Pasien yang dibawa pada waktu dan tempat yang tepat akan mengurangi angka kematian. Layanan EMS pada pre hospital melakukan pelayanan perawatan di lingkungan masyarakat, selama transportasi (akses ke fasilitas kesehatan) dan saat kedatangan di fasilitas kesehatan penerima. Harapannya ambulans base - nya di PSC. Terdapat 15 komponen esensial sistem EMS. Sutono, S.Kp, M.Sc,M.Kep menyampaikan bagaimana Standar Ambulan (Operasi dan Keselamatan). Peserta juga bersama - sama melihat apakah ambulans yang digunakan selama ini sudah memenuhi standar pelayanan PSC 119.
Rabu, 16 Juni 2021
Dok. PKMK FK-KMK UGM” Penyampaian Materi Mass Casualty Incident dan Triase Pre Hospital oleh dr. Ali Haedar,SpEM,FAHA
Pertemuan hari kedua peserta mendapatkan materi tentang Mass Casualty Incident (MCI) and Triase Pre Hospital oleh dr. Ali Haedar, SpEM,FAHA; Communication to Medical Director oleh Gde Yulian Yogadhita M.Epid, Apt; Inter-Facility Transfer oleh Sutono, S.Kp, M.Sc,M.Kep. Di sela - sela penyampaian materi, peserta juga aktif memberikan pertanyaan dan dilakukan simulai langsung dalam bentuk skenario. dr. Ali Haedar,SpEM,FAHA menyampaikan bahwa ketika terjadi ketidakseimbangan antara korban dan sumber daya, yang harus dilakukan adalah meminta pertolongan. Kompetensi dan kapasitas para personel sangat dibutuhkan saat menghadapi MCI. Pertimbangan saat mendapatkan MCI adalah sumber daya, siapa pasien, pasien yang pertama butuh penanganan. Pada saat di TKP manajemen yang dilakukan pertama sekali adalah komando, siapa yang bertanggung jawab dan melakukan apa. Konsep komando ini disebut dengan incident command system, membuat struktur organisasi modular, mengontrol duplikasi pekerjaan dan tim.
Triase adalah proses yang mana pasien digolongkan menurut tingkat dan kegawatan kondisinya. Triase yang dilakukan pada pukul 10.05 WITA akan berbeda dengan triase pukul 10.10 WITA, mungkin akan terjadi perbedaan warna. Triase bergantung pada waktu, segera dan tepat waktu. Sistem triase pada non-MCI untuk menyediakan perawatan sebaik mungkin bagi setiap individu pasien. Sistem triase pada saat MCI/disaster untuk menyediakan perawatan yang lebih efektif untuk pasien jumlah banyak. Selanjutnya peserta melakukan table top exercises tentang triase pada MCI. Dalam kasus tersebut terdapat 7 korban dimana peserta akan menentukan dan mengkategorikan korban yang membutuhkan pertolongan prioritas.
Pada materinya, Gde Yulian Yogadhita M.Epid, Apt menyebutkan alur penyelenggaraan SPGDT melalui NCC 119. PSC 119 adalah panggilan masyarakat masuk ke 119 melalui NCC dan bagi daerah yang sudah memiliki PSC 119, maka panggilan akan langsung diterima dan ditindaklanjuti oleh PSC 119. Penanganan gawat darurat di PSC 119 Kabupaten/Kota meliputi penanganan kegawatdaruratan dengan menggunakan algoritma, kebutuhan informasi tempat tidur, informasi fasilitas kesehatan terdekat dan informasi ambulans; dan PSC 119 berjejaring dengan fasilitas pelayanan kesehatan terdekat dengan lokasi kejadian untuk mobilisasi ataupun merujuk pasien guna mendapatkan penanganan gawat darurat.
Kamis, 17 Juni 2021
Dok. PKMK FK-KMK UGM “Sesi Presentase Penugasan difasilitasi oleh Gde Yulian Yogadhita M.Epid, Apt”
Sesi hari ini dimulai dengan recall dan review materi yang sudah disampaikan pada pertemuan sebelumnya. Kemudian dilanjutkan sengan penyampaian materi Pengembangan Protokol Ambulans: Protokol Kewaspadaan Terhadap Penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19) dan materi Partisipasi Masyarakat sebagai komponen EMS oleh dr. Ali Haedar, SpEM,FAHA. Protokol EMS merupakan prosedur operasional yang diakui dan harus diikuti oleh semua professional EMS, seperti paramedis dan teknis medis darurat (EMT) untuk penilaian, perawatan, transportasi dan pengiriman pasien ke perawatan definitif. Protokol kewaspadaan tehadap COVID-19 memberikan perlindungan terhadap agen infeksius dan mengurangi penyebaran virus selama perawatan pasien di area pre-hospital. Perawatan dan transportasi oleh pertugas ambulans memiliki tantangan unik karena ruang tertutup selama transportasi dan membutuhkan pengambilan keputusan medis yang tepat.ketika mempersiapkan respon untuk pasien dnegan dugaan atau konfirmasi COVID-19, koordinasi dan komunikasi yang efektif penting antara call centre, system rujukan, fasilitas kesehatan dan sistem yang dibuat oleh pemerintah setempat.
Setelah pemaparan materi, peserta mengerjakan penugasan untuk mengisi SOP yang sudah dimiliki, SOP yang perlu disusun dan pelatihan yang diperlukan mengacu pada 15 komponen esensial PSC 119. Komponen tersebut yaitu personil, pelatihan, komunikasi, transportasi, fasilitas, unit perawatan lanjutan, public safety lanjutan, partisipasi masyarakat, akses untuk mendapatkan perawatan dan transfer ke fasilitas perawatan. Masing - masing PSC mempresentasikan hasil penugasan mereka. Secara keseluruhan PSC belum memiliki SOP yang lengkap sesuai dengan komponen esensial tersebut dan menyebutkan beberapa pelatihan yang dibutuhkan.
Penutup dan Rencana Tindak Lanjut
Kegiatan ini berlangsung dengan baik, PKMK FK - KMK UGM dibantu oleh para narasumber meringkas kondisi dan kebutuhan lanjutan untuk pengembangan PSC 119 di Sulawesi Tengah. Hasil ringkasan tersebut akan disampaikan kepada pemegang kebijakan, dalam hal ini Dinkes Provinsi Sulteng dan Wakil Walikota Palu untuk menyampaikan rekomendasi. Kegiatan ini didukung penuh oleh pemerintah daerah Sulawesi Tengah, selanjutnya PKMK FK - KMK UGM akan menggandeng FK Universitas Al-Khaeraat dalam pengembangan peran dan fungsi PSC-119 di Sulawesi Tengah.
Reportase : Happy R Pangaribuan
Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK FK-KMK UGM